Chapter 17

1.2K 59 0
                                    

⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️
BACANYA NANTI AJA KALO UDAH BUKAA PUASA!!
ATAU SEKALIAN NANTI PAS UDAH LEBARAN!



ENJOY GAESS~~~~



Tak terasa waktu berlalu dengan cepat. Hari ini adalah hari terakhir ujian kelulusan, berkat bantuan Jeno, Renjun bisa mengikuti ujian di rumah dan didampingi guru dari sekolah mereka.

"Bu, saya sudah selesai mengerjakan semua soal ujian." Renjun menyodorkan lembaran-lembaran soal dan jawaban ujiannya.

Guru yang mendampingi Renjun segera mengambil lembaran-lembaran itu kemudian memasukannya ke dalam tas, "kalau begitu, ibu kembali ke sekolah ya, Renjun. Tetap optimis kamu akan mendapatkan nilai yang terbaik seperti sebelum-sebelumnya. Terimakasih untuk terus berjuang melawan semua trauma kamu, ibu pamit."

Renjun mengangguk, langsung berdiri untuk mengantar gurunya sampai di depan pintu, "terima kasih bu, maafkan saya jadi merepotkan ibu."

Setelah melambaikan tangan kepada gurunya, Renjun segera masuk kembali ke dalam rumah dan menutup pintu.

"Huff, deg deg'an banget dengan hasilnya nanti? Kira-kira aku bisa mengalahkan Jeno nda ya? Soal dari dua tahun lalu Jeno selalu dapet peringkat satu paralel, aku cuma nomor dua bisa apa?" Monolog Renjun.

Renjun cemas dengan hasilnya nanti, mereka sepakat untuk taruhan dengan hasil ujian mereka. Yang kalah tentu harus mengabulkan permintaan si pemenang. Renjun sudah memikirkan permintaannya dengan mantap dan yakin 1000%. Dia akan meminta 'jatah' ke pacarnya itu.

Jujur Renjun ketagihan dengan sentuhan kekasihnya, tetapi Jeno jarang memberikannya. Sebulan cuma satu kali, dan itu tidak melibatkan 'adik'nya yang gede berurat itu. Kan Renjun malu mintanya, ya masa dia duluan yang bilang. Nanti diejek mulu sama pacarnya, mau ditaruh mana muka memerah Renjun.

"Hufff," dia menghela nafas lagi, "kapan sih hasil ujiannya keluar. Aku keburu penasaran banget, ah!" Gerutu Renjun sambil melangkahkan kaki menuju kamarnya.

Ibunya sedang bekerja, pacarnya sudah pasti masih di sekolah. Renjun bingung harus melakukan apa untuk membunuh rasa bosan yang melanda dirinya. Tidak mungkin dia menyusul ibunya ke butik tempat sang ibu bekerja. Dia masih sedikit trauma bertemu pria asing di jalan.

Berdiam diri di atas ranjangnya membuat Renjun merasakan kantuk, tanpa membutuhkan waktu lama, Renjun akhirnya tertidur.

ooo00ooo

Yang ditunggu-tunggu Renjun akhirnya datang. Yup! Pengumuman nilai ujian kelulusan. Dan, yeah, Renjun kecewa. Dia tidak bisa menyaingi pacar pintar sekaligus tampannya. Apa boleh buat? Sudah kepalang taruhan, mau tidak mau Renjun harus menuruti permintaan dari Jeno.

Berbalut dress sederhana yang terbalut di tubuhnya, walau sederhana jika yang memakai Renjun akan terlihat sangat indah dan cantik. Jeno bahkan tidak berkedip melihat keindahan ciptaan Tuhan yang berada dihadapannya ini.

"Cantik!" Jeno mengulurkan tangannya untuk mempersilahkan kekasihnya duduk, setelah dia menarik kursinya terlebih dahulu.

Perasaan gugup masih menyelimuti Renjun, hal itu terlihat jelas di wajahnya.

Jeno sangat peka dengan yang Renjun alami, dia merendahkan tubuhnya untuk berjongkok di samping Renjun. Mengambil tangan kiri kekasihnya untuk diusap dengan penuh kelembutan, "semuanya akan baik-baik saja, Renjun. Ada aku yang akan selalu menjagamu. Tenang ya! Jangan khawatir lagi, ayo lawan rasa trauma kamu agar kita bisa menikmati indahnya dunia bersama-sama." Jeno tersenyum hingga matanya menyipit.

True Beauty | NoRen GS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang