◍•◕◕•◍Jalan Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta, 14 Agustus 1945
21.00 WIBTanggal 14 Agustus 1945, Sutan Syahrir, Wikana, Chairul Saleh dan Darwis tiba di kediaman Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Jakarta, sekitar pukul 21.00 WIB. Keduanya menyampaikan hasil-hasil keputusan rapat. Pada pertemuan itu, datang beberapa tokoh nasionalis seperti Moh. Hatta, Iwa Kusumasumantri, Samsi, Buntaran, Sudiro dan Ahmad Subardjo.
"Assalamualaikum.."
"Wa'alaikumsalam.. Silahkan masuk."
"Ada maksud apa saudara-saudara datang kemari?" Tanya Ir. Soekarno sambil mempersilahkan mereka masuk di ruang tamu.
"Saya mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu di Radio di Bandung. Maka dari itu tadi siang kami dari golongan para pemuda berkumpul mengadakan rapat dan hasilnya adalah, semua pemuda setuju agar Bung Karno dan Bung Hatta segera menyusun kemerdekaan Indonesia." Sutan Syahrir menjelaskan tujuannya kemari.
"Kita tidak bisa begitu saja memproklamasikan kemerdekaan. Kita harus membicarakan dalam rapat PPKI.” Ucap Ir. Soekarno.
"Kita tidak mungkin membicarakannya dalam rapat PPKI, karena PPKI dibentuk oleh Jepang dan kemerdekaan Indonesia haruslah dari usaha rakyat Indonesia bukan pemberian bangsa lain." Kata Sutan Syahrir.
"Bukan begitu, kita memang seharusnya membicarakannya dalam rapat PPKI. Karena PPKI adalah badan yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan." Jelas Moh. Hatta.
Alasan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta menolak mempercepat proklamasi kemerdekaan adalah karena mereka masih menunggu hasil keputusan sidang PPKI.
"Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan bangsa ini? Kita bisa, Bung. Kita harus bangkit dan memproklamasikan kemerdekaan sendiri. Mengapa harus menunggu janji manis itu? Jepang sendiri bahkan telah kalah dalam 'Perang Suci' nya!" Chaerul Saleh ikut bicara.
"Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang milik Jepang! Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu? Apa tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak jika ternyata terjadi pertumpahan darah? Bagaimana cara kita nanti untuk mempertahankan kemerdekaan? Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri." Ir. Soekarno mencoba menjelaskannya.
"Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan semakin cepat pula kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggung selama ini. Inilah yang sudah ditunggu-tunggu bangsa kita!" Kata Wikana.
"Baiklah. Tapi berikan kami waktu untuk berunding sebentar." Kata Moh. Hatta mengalah.
"Baik kalau begitu, kami mohon diri." Ucap Darwis mengundurkan diri.
Akhirnya karena masing-masing mempertahankan pendapatnya keempat orang golongan muda tersebut berpamitan kepada Ir. Soekarno. Sutan Syahrir, Wikana, Darwis dan Chaerul Saleh berpamitan dan bergegas meninggalkan kediaman Bung Karno dengan wajah kesal.
◍•◕◕•◍
Sedangkan para anggota golongan tua yang berada di kediaman Soekarno langsung membicarakan permasalahan tersebut."Bagaimana ini? Para pemuda menuntut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan." Tanya Moh. Hatta
"Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan semuanya dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan." Kata Ir. Soekarno kepada Moh. Hatta.
"Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah menghadapi Sekutu yang hendak berniat kembali berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang." Saran Ahmad Soebardjo.
"Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda? Apa kita abaikan saja?" Iwa Kusumasumantri menyelanya.
"Ya, lagi pula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu pendek. Kita harus melihat ke depan, mempersiapkannya dengan matang. Kalau tidak bagaimana nanti jika semuanya berantakan?" Jawab Sudiro.
"Baiklah , Bung. Berarti kita semua sudah sepakat." Kata Iwa Kusumasumantri mengakhiri perbincangan.
Dengan demikian usaha para pemuda dengan juru bicara Sutan Syahrir untuk membujuk Ir. Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan mengalami kegagalan.
◍•◕◕•◍
KAMU SEDANG MEMBACA
PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Ficção HistóricaPeristiwa Rengasdengklok merupakan perstiwa yang bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat ini menjadi saksi bisu perjuangan menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa yang terjadi pada 16 Agustus 1945 itu...