Xilya and her thoughts | Xilya

154 24 0
                                    

~Selamat membaca~

Sampai sekarang sebenarnya Xilya masih bingung, kenapa sih ia bisa menjadi satu-satunya perempuan diantara ketiga sahabatnya

Bukannya tidak suka hanya saja, banyak hal-hal yang ia belum bisa yakini termasuk masalah hatinya.

Xilya suka membaca novel dan dari banyaknya novel yang ia baca ada quote yang sampai sekarang masih membekas dalam ingatannya,

Katanya laki-laki dan perempuan itu tidak bisa berteman kalaupun ada pasti hanya 1:1000 karena entah apapun alasannya pasti salah satu dari mereka akan menaruh rasa lebih.

Jika ditanya bagaimana perasaan Xilya saat ini, sebenarnya ia pun masih mencoba belajar membiasakan hatinya untuk jangan baper pada ketiga sahabatnya, bukan hanya karena dua diantanya yang sudah memiliki kekasih namun karena ia tidak ingin mengacaukan persahabatan mereka dan mengacaukan hatinya juga tentunya.

Saat SMP kelas 2 Xilya memutuskan pindah sekolah ke SMP khusus perempuan, alasannya karena saat itu ia bingung entah mengapa hatinya menaruh rasa lebih pada salah satu sahabatnya, ia tidak mau terus-terusan dibuat bingung jadi ia memutuskan untuk menjauhi ketiga sahabatnya

Saat SMA juga sebenarnya Xilya akan melanjutkan disekolah khusus perempuan tetapi ketiga sahabatnya memohon agar ia mendaftar disekolah yang sama dengan mereka, akhirnya dengan berat hati ia pun menyetujuinya, mereka bersama melalui masa-masa menyenangkan hingga akhirnya saat kenaikan kelas tiga ia harus ikut ayah dan bundanya yang memutuskan pindah rumah karena ayahnya dipindah tugaskan kesurabaya.

*****

Ting! bunyi pesan masuk pada hp Xilya menyadarkan ia dari lamunan panjangnya

Bunda sayang❤️

Mbak Xily
Liburan semester nanti
jadi pulang?

Jadi bunda
Nanti aku kabarin pastinya

Mbak udah makan?

Udah bun

Yaudah mbak
Jangan begadang ya

Oke bunda siap

Setelah membalas chat dari sang bunda Xilya mencharger hpnya tapi baru beberapa menit hpnya berbunyi menandakan telfon masuk, saat Xilya melihat tertera nama Hans dilayar

"Hallo" ucap Xilya sesaat setelah mengangkat telfonnya

"My Xily~ besok temenin gua cari kado buat si biang kerok ya" pinta Hans disebrang sana, si biang kerok yang dimaksut Hans siapa lagi kalo bukan Sasa sang adik

"Oke, gua selesai kelas jam 2" ucap Xilya menyetujui ajakan Hans

Lagi dan lagi Xilya tidak akan pernah bisa menolak ajakan dari Hans

"Sip, nanti gua samperin" ucap Hans memberitahu

"Hmm" jawab Xilya dengan dehaman

"Okedeh gitu aja, bye Xily sayang good night" Pamit Hans sebelum memutus sambungan telfon mereka

Dalam hati Xilya berfikir, Hans kenapa sih bisa dengan santainya mengucap sayang-sayang pada semua perempuan? Dia sadar nggak sih kebanyakan perempuan yang dipanggilnya dengan sebutan sayang bisa saja menaruh perasaan lebih

*****

"Xilya~" panggil seseorang saat Xilya akan menaiki lift menuju kelasnya

Xilya yang merasa dirinya dipanggil pun menoleh ke sumber suara, ternyata yang memanggilnya adalah kakak tingkatnya yang juga merupakan asdos salah satu mata kuliah yang ia ambil, kak Kevin

"Kenapa kak?" Tanya Xilya saat Kevin sampai didepannya, Xilya ini tipe yang to the point banget nggak suka basa-basi

"Boleh minta nomer lo?" Tanya Kevin yang juga to the point

Untung lorong jurusan mereka lagi sepi, kalo sampai ada yang dengar kan malu nanti Xilya digosipin yang enggak-enggak lagi, secara Kevin ini kan incarannya mahasiswi-mahasiswi hits dikampus

"Oh boleh kak" ucap Xilya sambil mengetikkan nomernya pada hp yang disodorkan Kevin padanya

"Udah" ucap Xilya lagi sambil menyerahkan hp Kevin

"Makasih ya, yuk naik" ajak Kevin saat lift terbuka

Didalam lift Xilya hanya diam sambil sesekali melihat hpnya

"Hari ini selesai kuliah jam berapa Xil?" Tanya Kevin memecah hening diantara mereka berdua

"Jam 2 kak" jawab Xilya sambil menghadap Kevin

"Mau jalan dulu nggak sama gue?" Ajak Kevin

"Sorry kak nggak bisa, udah ada janji sama temen" tolak Xilya karena ia ingat akan pergi mengantar Hans membeli kado

"Okedeh next time aja, duluan ya Xil, kalo gue chat dibales ya" ucap Kevin sebelum keluar dari lift pada lantai 4 sedangkan Xilya akan ke lantai 5

"Iya kak" balas Xilya

*****

Jam sudah menunjukan pukul 2 lebih 15 menit Xilya dan beberapa teman sekelasnya bersama-sama keluar dari kelas sambil mengobrol tentang dosen yang mengajar mereka hari ini

"Parah banget, kan gue cuma lupa ngerubah mode dering, lagian kenapa sih ini kutu kupret satu tiba-tiba nelfon, tumben banget" cerita jisel salah satu teman sekelas Xilya, yang lain hanya tertawa termasuk Xilya

"Lagian lu aneh-aneh aja" celetuk chaeri

"Sebel-sebel juga cowok lo" tambah Xilya

"Ihh Xily! tau aja hhaha" akhirnya mereka tertawa dan lanjut mengobrol lagi sampai depan gedung jurusan

Xilya yang melihat Hans pun melambaikan tangan, kemudian pamit pada teman-temannya

"Gue duluan ya" ucap Xilya sambil berjalan kearah sang sahabat

"Yuk" ajak Hans sambil menggandeng Xilya menuju mobil

"Mau makan dulu atau langsung?" Tanya Hans saat mobil yang mereka tumpangi sudah berjalan

"Makan hihi" ucap Xilya sambil terkekeh ia masih terbawa mood saat di lift bersama teman-temannya tadi

"Lu kenapa dah?" Tanya Hans heran pasalnya tumben banget sang sahabat dari tadi tidak berhenti tersenyum

"Rahasia" jawab Xilya singkat kemudian membalas chat grup kelasnya dan chat dari kakak tingkat yang tadi meminta nomornya

Didalam mobil Hans juga tidak berhenti cerita tentang kegiatannya hari ini yang ditanggapi oleh Xilya dengan antusias

Hari ini Xilya bingung entah kenapa ia merasa moodnya sedang baik, sangat baik malah, semoga saja Hans tidak tiba-tiba merusak moodnya dengan kelakuannya yang aneh.

~Terimakasih sudah membaca~

Tbc

Relationship Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang