CHAPTER 1 : Kesalahan 2 Orang

777 119 18
                                    

Saat itu 1951, pasar di desa Pataya dihebohkan oleh seorang anak kecil yang tidak diketahui identitasnya.
Semua memuja kemolekan wajah anak tersebut. Baik para penjual maupun pembeli, seketika seperti tersulap berhenti melakukan aktivitas jual beli mereka dikarenakan atensi dari bocah 5 tahun tersebut.

"Cantik sekali"

"Wajahnya sangat Indah"

"Anak siapa dia? Aku baru melihat anak se-ayu ini"

"Apa dari desa sebelah?"

Sementara para penduduk heboh, anak yang dibicarakan malah ingin menangis. Merasa bahwa tatapan mereka padanya sangat mengintimidasi. Namun dia berusaha menahan air matanya. Bajunya sangat lusuh dan kekecilan, tanpa alas kaki dan rambut yang panjang sebatas pundak. Tetapi hal itu tidak menutupi kecantikan wajahnya. Meskipun ini kali pertamanya menginjak dunia luar, ia harus berani. Kemudian anak itu pergi ke salah satu tenda dimana terdapat seorang tabib yang menjual obat-obatan.

"Cari apa, Nak?" Sapa tabib itu ramah.

"M-mau cari obat buat Bu'e" Anak itu menjawab takut-takut. Ia memelintir ujung kaus singletnya yang kekecilan.

"Bu'e nya sakit apa?"

"Ndak tau" Suara nya lembut dan kecil. Air matanya sudah menggenang saat ia kembali mengingat-ingat gejala yang dialami ibunya itu.

"Bu'e badannya panas, sama batuknya merah, huks" Tangisnya tak tertahankan, pecah saat itu juga. Banyak orang-orang yang sama sekali tidak memalingkan perhatiannya dari anak itu sejak tadi.

"Astaga...Tunjukin ibu jalan kerumah, kita obati Bu'e sekarang ya. Cup jangan nangis" Ucap tabib tersebut, ia mengusap air mata di pipi tembam anak kecil itu. Kemudian tabib itu menutup dagangan obatnya, dan mempersiapkan beberapa bahan ramuan untuk dibawa.

•••

"Nama kamu siapa?" Tanya tabib itu lembut. Mereka sedang dalam perjalanan kerumah anak itu sekarang.

"Abimanyu, Bu. Kalo Bu'e biasanya manggil Abi " jawab anak kecil itu sopan. Tangisnya sudah berhenti sekarang. Dan dia menjadi lebih tenang.

Sudah 5 menit mereka berjalan, dan tabib itu sadar bahwa anak ini membawanya menuju hutan karna mereka sudah melewati rumah terakhir di desa. Tabib itu merasa heran. Pasalnya hutan memang tak layak untuk ditinggali. Selain hewan liar, juga jauh dari pemukiman warga. Tak ada alasan untuk bertempat tinggal didalam hutan, kecuali mereka yang diasingkan. Orang yang telah membuat kesalahan besar sehingga diusir dan tak diterima keberadaannya. Mungkinkah... Abimanyu adalah anak dari seorang yang diasingkan itu?

"Nak Abi... kalo ibu boleh tau, nama Bu'e siapa ya?"

"Nama Bu'e Sekar" Jawab Abimanyu. Anak itu menunduk lesu sedari tadi.

Tabib itu terperanjat kaget. Benar dugaannya, bahwa Abimanyu adalah anak dari seorang yang terasing tersebut. Ia sangat mengenal nama itu. Nama dari seorang kembang desa yang 6 tahun lalu ketahuan melakukan sebuah perzinahan dengan lelaki yang sudah beristri.

• • •

"JANGAN HUKUM DIA!!! TOLONG!" teriak lelaki tersebut ketika wanita-nya ditarik paksa dari genggaman tangannya. Mereka ditonton beramai-ramai oleh para penduduk di lapangan desa. Sorak-sorai cacian terdengar bersaut-sautan dari mulut warga desa. Sementara salah satu wanita dari warga yang menonton sedang menangis terisak-isak. Wanita itu ialah istri sah dari lelaki tersebut. Wanita yang dinikahi lelaki tersebut karena perjodohan, Mira namanya. Pundaknya ditepuk-tepuk oleh seorang ibu-ibu lain, upaya untuk menenangkan dan memberi keteguhan pada Mira.

DAMAR [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang