welcome again!
happy reading y'all!♡
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
"Hah.. hah.. hah.." Deru nafas dari dua insan yang baru saja menghabiskan pergulatan panas mereka kini tengah saling bersahutan.
Lelaki dengan kulit tan eksotisnya menenggelamkan wajah penuh peluhnya di ceruk leher lelaki manis yang tengah berada dibawah kungkungannya. Sebelum kemudian ia mengeluarkan penisnya dari lubang hangat si manis. Melepas pengaman yang ia gunakan dan membuangnya ke tong sampah dekat ranjang.
Lalu beralih berguling kesamping si manis dan memeluk erat tubuh ramping itu.
Lee Haechan, sekretaris pribadi Na Jaemin. Ia tak pernah jenuh ataupun bosan menikmati tubuh indah bossnya itu. Yeah, meskipun Haechan tak akan pernah mendapatkan hati dari si manis Na, setidaknya ia mendapatkan tubuh Jaemin kan?
Keheningan menemani deru nafas Jaemin yang mulai stabil. Hingga deru nafas itu terdengar teratur, menandakan si pemilik mulai terlelap dihampiri mimpi.
Ponsel milik Haechan berdering nyaring sehabis dihidupkan.
Haechan berdecak pelan, mendengus melihat nama si pemanggil. Lee Jeno. Kekasih lelaki yang kini tengah terlelap di pelukannya.
Haechan menggeser tombol hijau dari panggilan tersebut. Mendekatkan benda pipih tersebut ke telinga kanannya. Melepas pelukannya perlahan. Lalu bangkit menuruni ranjang menuju balkon kamar. Dan yeah, menunggu suara di sebrang sana.
"Halo Haechan-ah. Kau dengan Jaemin tidak? Apa kalian meeting mendadak lagi? Aku daripada terus menelpon tapi tidak terhubung. Dimana kalian?" deretan pertanyaan terlontar mulus dari sebrang sana. Haechan dapat menduga seberapa panik lelaki pemilik mata bulan sabit itu.
Ia menghela nafas.
"Jeno-shi aku dan Jaemin-shi memang ada meeting penting dan ini mendadak, seperti biasa. Kau tidak perlu khawatir. Jaemin tengah di ruang rapat, jadi dia tidak bisa memegang ponselnya, begitupun aku. Ini aku tengah izin keluar sebentar. Karena ya, seperti dugaanku kau akan meneror kami." jawab Haechan sambil sesekali melirik lelaki yang tengah tertidur lelap di ranjangnya.
Haechan dapat mendengar helaan nafas lega di sebrang sana.
"Baiklah. Aku menelpon sebenarnya karena Ayah Na tiba-tiba datang ke kantor. Ia sebenarnya ingin mengajak Jaemin makan siang bersama, tapi karena Jaemin tak ada di kantor. Ia memilih mengunjungiku dan mengajakku makan siang bersama. Jika rapat kalian sudah selesai. Suruh Jaemin mengecek ponselnya, aku yakin pasti ada panggilan tak terjawab dari Ayahnya. Dan bilang padanya, Kekasihnya ini mulai merindukannya." Jelas Jeno.
Haechan terkekeh pelan. Mengangguk meski tak terlihat oleh lawan bicaranya. Kemudian menjawab...
"Baik Jeno-shi. Ada pesan lagi?"
"Tidak ada. Terimakasih Haechan-ah. Oh ya, jaga Jaeminku." ucap Jeno untuk terakhir kalinya sebelum memutus sambungan telpon lebih dulu.
Haechan menyeringai, "Tentu saja, aku selalu menjaganya dengan baik. Kau tenang saja Jeno-shi, Jaeminmu aman bersamaku." monolognya pelan. Sambil matanya sibuk menelisik tubuh bossnya yang terlihat semakin manis saat tertidur dengan lelapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Herhalen [NOMIN]
RomanceJaemin memang mencintai Jeno, tapi dia tak pernah cukup hanya dengan satu pria. ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▭ Herhalen (Dutch) →→ Mengulang (Indonesian) Iya, Jaemin mengulang. Mengulang kesalahan yang sama. Mengulangnya. Berulang kali. WARNING!!! ⚠️ BXB AREA! ⚠...