hallohappy reading!
Flashback...
Bagi Jaemin, keluarga hanyalah sekedar status. Tinggal bersama dalam atap yang sama belum tentu memiliki pemahaman yang sama pula.
Ia terlahir dari keluarga yang bergelimang harta dan juga kasih sayang. Namun bukan berarti tak pernah ada badai yang menerpa kehidupan keluarganya.
Jaemin kecil tak pernah menginginkan seorang adik. Ia selalu merajuk jika kedua orang tuanya membahas anak yang lain selain dirinya dalam keluarga ini.
Bahkan ketika Jungwoo- Buna Jaemin membahas pasal memiliki adik adalah hal yang menyenangkan, Jaemin malah marah dan merajuk pada Bunanya selama seminggu.
Menginjak usia 12, Jaemin masih tetap Jaemin yang sama. Yang tak pernah ingin memiliki adik. Ia merasa jika dirinya cukup egois. Namun Jaemin tak terlalu memikirkannya karena kedua orang tuanya pun tak keberatan jika hanya Jaemin yang mereka miliki.
Sampai di pertengahan umur 15, Jaemin menyadari sesuatu yang mungkin terlalu belia untuk disadari oleh anak baru gede seperti dia.
Ayahnya.
Ayahnya memiliki pasangan lain yang jelas bukan Bunanya.
Awal Jaemin mengetahui hal ini adalah ketika dia tak sengaja meminjam handphone milik sang Ayah. Jaemin tak sengaja mengklik sebuah aplikasi percakapan dan melihat banyak chat-chat mesra sang Ayah dengan pria maupun wanita lain yang jelas ia ketahui bukanlah Bunanya.
Jaemin itu sudah cerdas sejak dini. Jadi bukan hal yang sulit baginya untuk langsung memahami semua isi chat tersebut. Dari sana Jaemin sadar. Keluarganya taklah seharmonis yang Jaemin pikirkan.
Jaemin sadar. Ayahnya adalah lelaki yang gemar berselingkuh.
Jaemin tak mengadu apapun. Ia cukup peka terhadap keadaan sekitar. Dan ia pun sadar kalau Bunanya telah tahu perbuatan bejat sang Ayah, hanya saja Bunanya lebih memilih diam. Itulah yang menjadi pertanyaan besar dalam benak Jaemin yang bahkan masih berumur 15 tahun.
Di usia yang ke 17 tahun. Jaemin mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan yang selama ini ia pendam.
Jika kalian pikir ia melihat adegan kedua orang tuanya yang saling beradu mulut dan main tangan. Itu salah besar. Yang Jaemin lihat adalah Ayahnya yang bersimpuh di kaki sang Buna sambil terisak menangis memohon maaf.
Jaemin jarang melihat Ayahnya menangis terisak seperti itu. Dan Jaemin tahu alasan sang Ayah sampai seperti itu ketika melihat ke arah meja di ruang keluarga dimana terdapat kertas yang tergeletak di atasnya. Ia mengambilnya dan menatap kertas itu dengan raut wajah yang sulit diartikan.
Surat perceraian.
Telah ditandatangani oleh sang Buna, namun masih kosong di bagian tanda tangan yang seharusnya dibubuhkan oleh sang Ayah.
Kedua orangtuanya belum menyadari kehadiran dirinya disana. Sampai akhirnya Jaemin mendengar kata dimaafkan oleh Jungwoo kepada Doyoung.
Bunanya memaafkan segala kesalahan sang Ayah. Mereka tak jadi bercerai, Jaemin masih memiliki keluarga yang utuh. Sampai sekarang.
Pulang sekolah di sore hari itu, menjadi kepulangan yang membuat Jaemin berubah total. Ia menjadi sosok yang mengikuti jejak sang Ayah.
Selayaknya ungkapan buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Jaemin merealisasikan ungkapan tersebut.
Ia menjadi lelaki yang sama persis seperti sang Ayah. Sampai sang Ayah menyadarinya dan berusaha menghentikan sifat buruknya menurun ke anak semata wayangnya itu.
End...
"Jeno pria yang baik. Ayah berharap kamu tidak mengecewakannya."
Jaemin mendengus mendengar nasihat yang diberikan sang Ayah.
"Buna juga pria yang baik, kenapa Ayah mengecewakannya?" ucap Jaemin balik bertanya.
Makan malam bersama keluarganya tak sehangat yang dulu-dulu. Jaemin yang sekarang sudah berani secara terang-terangan menyindir tindakan sang kepala keluarga.
"Makan Na, jangan banyak bicara." ucap Jungwoo berusaha agar tak timbul pertengkaran, lagi. Diantara Ayah dan Anak itu.
"Aku masih heran, kenapa Buna masih saja mempertahankan pria tukang selingkuh seperti Ayah."
"JAEMIN!"
Bentakan sang Buna membuat Jaemin terkejut sejenak, sebelum beranjak melangkahkan kakinya meninggalkan meja makan. Menyisakan isakan tangis dari sang Buna dan Ayahnya yang sibuk menenangkannya.
"Maaf... Maaf.... Ini semua salah aku... Maaf..." lirihan kata Maaf terus terujar dari bilah bibir sang kepala keluarga.
Jungwoo menggeleng pelan, "Kamu gak salah, aku yang banyak kurang." ucapnya disela tangis.
Doyoung tentu menggeleng ribut. Jungwoo bahkan terlalu sempurna untuk pria tidak tau diri sepertinya.
"Gak sayang. Aku yang salah... Aku..."
Pemandangan keduanya tak luput dari penglihatan Jaemin yang berada di lantai 2 rumah orang tuanya. Ia memandang kedua orang yang telah membawanya hadir di dunia ini dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Kenapa semua orang menjadi bodoh hanya karena cinta?" gumamnya pelan.
Jaemin tak mengerti. Dan tak pernah ingin mengerti. Yang Jaemin tau, Bunanya bertahan sampai sejauh ini karena cinta sang Buna pada sang Ayah.
Tanpa Jaemin ketahui, ada alasan lain di balik ketabahan sang Buna.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▭
tbc...
maafin kalau pendek banget yaaa
aku lagi kehabisan ide
inipun sebenernya draft lama yg maju-mundur mau ku up apa tidak😔🙏🏻
![](https://img.wattpad.com/cover/300871937-288-k347940.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Herhalen [NOMIN]
Roman d'amourJaemin memang mencintai Jeno, tapi dia tak pernah cukup hanya dengan satu pria. ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▭ Herhalen (Dutch) →→ Mengulang (Indonesian) Iya, Jaemin mengulang. Mengulang kesalahan yang sama. Mengulangnya. Berulang kali. WARNING!!! ⚠️ BXB AREA! ⚠...