Deel Zes

389 18 2
                                    

hello! happy reading y'all
idenya muncul lagi jadi lanjut! let's go!




▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬


"Kamu sebenarnya mencintaiku atau tidak sih, Hyuck?" geram pria bermarga Jung itu pada lelaki di hadapannya.

Donghyuck- atau yang kerap disapa Haechan itu hanya memutar bola matanya tanpa mempedulikan lelaki yang kini tengah sibuk mempertanyakan cintanya.

"Kalau aku tidak mencintaimu, lalu untuk apa kita menjadi sepasang kekasih?"

Jung Mark tertawa sarkas dan menatap tajam kekasihnya itu.

"Kamu yakin? Aku jadi semakin curiga."

Haechan mengerutkan keningnya, jengah.

"Jika kamu datang hanya untuk menanyakan hal tidak penting itu dan mengganggu pekerjaanku sebaiknya kamu pergi sekarang juga." usir Haechan. Ia sedang tidak dalam mood yang baik untuk meladeni si sulung Jung.

"Sekarang kamu malah mengusirku, hahaha."

Mark mana terima diusir seperti itu.

"Jeno dan Jaemin baru sepasang kekasih yang nyata. Pergi makan siang bersama, menghabiskan malam yang panas, dan sering tinggal satu atap meski masih di rumah keluarga Jung."

Haechan menghela nafas pelan.

"Kalau sex yang kamu butuhkan, ada banyak jalang yang bisa kamu sewa di club atau rumah bordil apapun itu. Dan jika waktu yang kamu butuhkan... Mark, kamu sendiri yang bilang ingin membuatku mencintaimu, kamu sendiri yang bilang ingin memulai hubungan ini. Jadi, baik burukku bukankah harus kamu terima? Dan inilah aku." ucap Haechan.

Mark diam sejenak, menatap dalam kedua manik mata Haechan. Manik mata yang begitu teduh.

"Aku menerima mu apa adanya tapi kamu seakan tidak menerima ku juga Hyuck..."

"Bukannya aku tidak-"

Tok!

Tok!

Tok!

Ketukan pintu dari luar ruangan memotong ucapan Haechan.

"Hah... Masuk!" perintah Mark kemudian.

Seorang wanita masuk. Tersenyum manis kehadapan dua orang dalam ruangan tersebut.

"Maafkan saya yang mengganggu waktunya, tapi Pak Haechan dipanggil oleh Tuan Na. Kata beliau ada hal penting yang perlu dibicarakan bersama Sekretaris Pribadinya." Yeji tersenyum kecil menyampaikan informasi tersebut.

"Ah, katakan pada Tuan Na, aku akan segera kesana setelah mengurus dia." ucap Haechan sambil melirik sinis ke arah Mark.

Yeji menganggukkan kepalanya singkat sebelum pamit berlalu keluar dari ruangan Haechan.

"Kamu dengar kan? Aku ada pekerjaan."

Mark mendengus pelan.

Mark tidak tahu kalau Jaemin sama gilanya seperti Jeno dalam memperkerjakan seseorang.

"Aku belum selesai, hyuck." tekan Mark.

"Kita selesaikan lagi nanti, aku tidak mau dipecat hanya karena kamu yang terus menerus mengomel tidak jelas, Mark. Jadi, sekarang pergilah, aku tahu kamu juga masih memiliki beberapa pekerjaan. Ingat, aku tidak mau memiliki kekasih seorang pemalas."

Setelah mengucapkan kalimat panjang itu, Haechan bergegas mengambil tabnya dan pergi meninggalkan Mark sendirian di ruangannya.

Di tengah jalan menuju ruangan sang Petinggi Perusahaan, Haechan sesekali menggerutu.

Herhalen [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang