halloww~
happy reading y'all!
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Jaemin memasuki rumah besar kediaman Jung. Ia menentang dua buah bag sedang yang berisi cake dan donuts yang tadi ia beli bersama Jeno. Sebagai buah tangan.
Jangan salah, Jaemin membeli semuanya dengan uangnya sendiri. Meskin sempat terjadi sedikit percekcokan diantara mereka mengenai pembayaran tadi. Karena menurut Jeno, selama Jeno memiliki banyak uang untuk apa kekasihnya itu mengeluarkan uang lagi, prinsipnya 'Uang Jeno, Uang Jaemin juga'.
Tapi Jaemin menolak keras, kali ini ia ingin membeli buah tangan sendiri. Jika beli dengan uang Jeno sama saja bukan darinya. Lagian, Jaemin juga kaya, uangnya engga akan habis cuma buat beli ginian doang. Satu toko juga bisa dia beli.
Oke skip. Kita lanjutkan dengan Jaemin yang kini memasuki rumah. Sedangkan Jeno sedang memarkirkan mobilnya. Supir pribadi keluarga Jeno ada yang sedang cuti, jadi ia harus memarkirkan mobilnya sendiri.
"Astaga! Kak Na!" teriakan tiba-tiba Sungchan menjadi penyambut datangnya Jaemin. Jaemin menoleh mendengar teriakkan tersebut lantas tersenyum manis. Ah~ akhirnya ia bertemu si tampan bungsu Jung itu.
Sungchan berlari menghampiri Jaemin. Memeluk erat lelaki manis yang sebenarnya adalah calon kakak iparnya itu.
Jaemin sontak terdiam, tangannya masih asik memegang bag penuh kue dan donat jadi ia tak bisa membalas pelukan Sungchan.
Sungchan mengusak-usakkan hidung bangirnya di pucuk kepala si manis Na. Ia rindu memeluk erat kekasih kakaknya itu.
"Kak, kangen..." ujar Sungchan tepat di sebelah telinga Jaemin. Demi Tuhan! suara Sungchan begitu menggoda. Jaemin menanggapinya dengan kekehan.
"Sama kok, kakak juga kangen. Tapi lepas dulu yah, pegel nih pegang bagnya." ujar Jaemin penuh kasih sayang. Sungchan melepas pelukannya yang bertepatan dengan munculnya sang kakak, Jeno. Kekasih lelaki yang baru saja ia dekap dengan erat.
Jeno mendelik tak suka ke arah adik bungsunya.
"Apa yang kau lakukan Sungchan? menjauhlah dari pacarku." ujar Jeno sedikit geram.
Pasalnya ia sudah menduga ini akan terjadi. Jung sialan Sungchan pasti akan mencari masalah dengannya. Dengan mendekati kekasih manisnya itu. Seakan-akan tak ada lelaki lain yang bisa ia dekati selain Jaeminnya.
Sungchan memutar bola matanya malas.
"Ya elah kak, santai. Aku cuma meluk doang kok engga ngajak tidur juga." jawabnya santai yang semakin membuat Jeno melotot tak suka.
"Jaga ucapanmu, Sungchan." geram Jeno.
"Jeno udah, Sungchan juga jangan nyari gara-gara lagi sama kakak kamu." ujar Jaemin berusaha melerai kedua bersaudara itu.
Jaemin menyodorkan bag yang dipegangnya sejak tadi ke pada Sungchan.
"Nih ada Chocolate cake kesukaan kamu. Sekalian sisanya bawa ke dapur ya." suruh Jaemin pada Sungchan yang diangguki tanpa bantahan. Sungchan berlalu meninggalkan Jaemin dan Jeno pergi ke dapur sesuai perintah kakak manisnya.
Jaemin menghampiri Jeno, mengalungkan kedua tangannya di leher Jeno. Jeno pun menarik pinggang Jaemin agar lelaki itu semakin dekat dengannya. Mengikis jarak keduanya. Hingga Jaemin dapat merasakan deru nafas Jeno mengenai permukaan wajahnya.
"Jeno..." panggil Jaemin.
Jeno hanya menjawabnya dengan deheman.
"Udah... jangan marah. Jangan emosi terus." ucap Jaemin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Herhalen [NOMIN]
Roman d'amourJaemin memang mencintai Jeno, tapi dia tak pernah cukup hanya dengan satu pria. ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▭ Herhalen (Dutch) →→ Mengulang (Indonesian) Iya, Jaemin mengulang. Mengulang kesalahan yang sama. Mengulangnya. Berulang kali. WARNING!!! ⚠️ BXB AREA! ⚠...