Semangat! (part 2)

2.4K 106 8
                                    

Cici pov's

Aku memarkirkan mobil honda CR putihku diparkiran toko bertuliskan "ShellaBakery"
"Mau pesan apa mba?" tanya seorang pelayan yang sudah ada di depanku. "Mau lihat kue tart-nya mba" ujarku. "Iihh cici, mendingan brownies aja" kata ade sambil melirik beberaoa brownies yang menggugah selera.

"Tart aja de, itu terkesan romantic" ujarku gak mau ngalah, "tapi sudah kayak acara ultah itu ci?" jawab ade. "Tapi de.." kata-kata ku terpotong ponsel ade berbunyi

"..."
"Waalaikum salam naf, kenapa?"
"..."
"Kami di 'ShellaBakery' nih si cici gak mau ngalah sudah aku bilang brownies aja, dia malah mau kue tart"
"..."
"Iya deh, sebentar aku tanya kak rama"
"..."
"Iyaa kalian juga hati-hati ya!"

"Kenapa de?" tanyaku "nafila telfon, mereka lagi nunggu manager cafe taman itu, oiyah sarannya kita beli yang kak clarisa suka aja," jawab ade. Ia lalu segera mengirim pesan kepada kak rama, beberapa menit kemudian ada balasan.

From : kak Rama
"Clarisa suka tart, kenapa de? "

"Yesss! Kita pesen tart mba!" jawabku dengan semangat, ade hanya mendelik kesal padaku. "Oiyah mba tart-nya ada tulisan 'forigive me' bisa?" tanyaku lagi. "Bisa mba, sebentar ya saya kedalam dulu, tulisannya mau pake dark coklat atau mau warna yang lain?" tanya pelayan itu.

"Tart-nya kan bagusnya warna putih, jadi dark coklat aja deh mba," jawabku. Akupun menyusul ade yang sedang duduk disalah satu meja untuk pelanggan yang tersedia. "Duuhh yang ngambek!" godaku.

"Ini pesanannya mba," kata seorang pelayan yang menyodorkanku 2 piring rainbowcake. "Nih de, makan dulu kayaknya bakalan masih lama." tawarku. "Waahh kau yang traktir ya ci!" jawabnya. "Hmm iya iya" jawabku lalu melahap cake  warna-warni itu.

"Telfon nafila gih, tanya sudah kelar belum negosiasi nya? Pokoknya kita harus dapat cafe taman itu de, pokoknya itu tempat cocok banget sama misi kita ini" jelasku. "Oke bentar" jawab ade sambil me-loudspeaker ponselnya.

Dinda pov's

Mataku terbelalak melihat siapa yang kini sedang mengajak bicara kami. Sepertinya nafila masih belum sadar siapa orang yang ada di hadapan kami ini, ia malah memperhatikan orang itu dari ujung kakinya, 'aduh naf, cepetan liat mukanya!' batinku.

Seketika "kau??" teriak fila disertai dengan telunjukknya yang sudah dengan manis menunjuk orang itu, orang itu juga sama terkejutnya dengan kami.

"Kau ngapain disini? Mas kami itu mau ketemu sama manager cafe taman ini, kenapa malah dia yang dipanggil ??" protes fila pada pria yang tadi membawa kami kesini, tangannya masih cantik menunjuk orang itu, sedangkan orang yang ditunjuk hanya memberikan tatapan tidak suka ditunjuk.

"Mm.. Maaf mba, tapi dia anak dari pemilik cafe taman ini sekaligus manager disini?" ujar pria itu. "Kenapa gak bilang dari tadi sih? Tahu begitu kami gak perlu buang-buang waktu nungguin orang kayak dia" kata fila masih dengan telunjuknya yang cantik menunjuk orang itu.

Benar-benar bakal jadi perang dunia ketiga nih? Bahaya nafila gak boleh terus-terusan ketemu sama ni orang? Tapi kok kebetulan kayak gini ya? "Mmm naf, sabar dulu! Gak enak diliat kalau begitu" ujarku membuka suara dan mengelus punggungnya.

"Gak bisa dinda, liat tampangnya ? Bener-bener masang muka tanpa dosa!" kata fila lagi dan masih dengan menunjuk orang itu. Sementara yang ditunjuk benar-benar kesal dan menghentakkan tangan fila yang menunjuknya.

"Gak usah pake nunjuk kali! Kayak aku bersalah banget sama kau." ujarnya datar setelah menghempaskan tangan fila. Tiba-tiba ponsel fila berbunyi, fila menarik napas panjang.

it's you ❤ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang