Pertemuan

23 2 0
                                    

"Duh, ini kereta kenapa lama banget sih. Mana udah capek banget berdiri terus dari tadi. Gak ada yang pada mau turun apa ya," gerutu seorang gadis yang terlihat badmood pagi itu.

Sudah menjadi rutinitas setiap pagi melihat kondisi transportasi umum di Ibukota yang padat seperti ini. Maka dari itu, tidak ada kata lain selain “sabar”. Apalagi saat ini gadis yang sedang menggerutu itu sudah terlambat untuk datang ke kantor nya.

Ah, hampir saja lupa. Perkenalkan dia adalah Ashila Putri Kenanga, berusia kepala 2, memiliki tinggi semampai (satu setengah meter tidak sampai), pelupa dan entah apalagi sifat yang dia miliki.

Di satu sisi, ada sosok laki-laki memperhatikan gadis tersebut secara diam-diam di kejauhan. Dia adalah Raka Bumi Galunggung, pegawai kantor dengan style santai tapi mampu menarik perhatian. Sikap cuek nya yang kadang hampir membuat orang disekitarnya merasa enggan untuk berbicara. Tapi kali ini, entah keajaiban dari mana, Bumi memiliki kemauan untuk menghampiri seseorang hanya karena melihat suasana mendung yang terlihat dari gadis itu.

“Pagi-pagi udah liat yang mendung aja gue, itu cewek kenapa sih kusut banget masih pagi. Samperin kali ya, siapa tau rejeki heheh …"

Dengan percaya diri dia menghampiri Ashila sambil mengangsurkan minuman bervitamin, “nih buat lo, pagi yang cerah tuh harusnya bahagia, bukan malah mendung kayak muka lo,” ucap Bumi

“Lo ngomong sama gue?” tanya Ashila

“yaa yang didepan lo sekarang siapa?” imbuh Bumi

“Oh, kirain ke cewek sebelah yang lebih oke. Minumannya buat gue juga?”

“Hmm … ambil nih, siapa tau lebih seger”

“Tapi kan gak boleh makan minum di kereta, Kakaakk” tegur Ashila

“Boleh, diem-diem aja. Minum buruan gue awasin. Gak usah banyak-banyak, ntar kebelet lagi lo,” ucap Bumi sambil terkekeh

Ashila pun meminum minuman tersebut tepat saat kereta berhenti di stasiun, setelah mencicip minuman itu dia bergumam, “bisa-bisanya gue nerima minuman orang baru dikenal, bego banget si lo, Shila!”

Tak ayal umpatan itu terdengar ke telinga Bumi, “santai aja, gak gue campurin apa-apa, masih tersegel itu botol juga,”

“Lagian gue gak sejahat itu, kalo dijalanan boleh lah lo takut,” ucap Bumi membela diri.

“Hehehe … makasih deh ya buat minumannya, nama gue Ashila. Lo siapa?” ucap Ashila memperkenalkan diri

“Udah tau, kan tadi gak sengaja denger lo sebut nama lo sendiri. Gue Bumi,” balas Bumi singkat

“Salam kenal deh ya, turun di stasiun mana?”

“Stasiun Gondangdia, lo sendiri?”

“Gue bentar lagi sih, Stasiun Tebet.”

“Yaudah, hati-hati. Jangan mendung lagi tuh muka, tambah gemesin nanti,” ucap Bumi yang entah darimana tiba-tiba mengucapkan kalimat itu

Seketika Ashila pun terdiam dan Bumi yang sadar bahwa perkataannya jarang dia keluarkan pun ikut diam. Akhirnya, mereka menikmati waktu perjalanan dalam keadaan sama-sama diam.

Tiba saatnya Ashila pun turun di stasiun tujuan, “hmm … gue duluan ya, thank you buat minumannya, see you soon, bye."

“Oke, hati-hati. See you too, Ashila.”

▪︎asn▪︎
-26 Mei 2022-

Terjebak FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang