Evan masih bermalam untuk menemani kakaknya, ditambah lagi dia ingin mengenal Bumi lebih lanjut. Evan pun berniat mengajak Bumi dan Shila untuk menonton film bersama di salah satu mall kota tersebut.
"Kak nonton Pengabdi Setan 2 yuk," ajak Evan
"Enggak! Kamu tau sendiri aku gak suka," tolak Shila
"Ayolah, bawa headset deh. Biar gak denger banget suaranya," bujuk Evan
"Males banget ah, kamu kalo mau nonton ajak aku ganti film yang lain," ucap Shila
"Bosen ih romantis terusss, horor sekali ajaaa ..." Evan tetap pada keinginannya
"Huh, kalo bukan kamu adik aku, marah aku sama kamu,"
"Jadi gimana? Mau gak nih? Aku check out-in barang kakak deh, deal?"
"Bener ya? Awas aja, yaudah kapan?"
"Besok sore nontonnya, janji gak pulang malem kok,"
"Iyaaa ..."
Karena Shila sudah menyetujui, Evan pun beralih ke WhatsApp untuk menghubungi Bumi.
On WhatsApp
Bro besok sore ketemu di bioskop jam 4, lokasinya nanti gua share.
Kok mendadak? Film apa?
Horor, gak mendadak gak seru. See you.
Haha, oke see you...
###
Esok harinya, Shila dan Evan sudah tiba di lokasi lebih awal. Mereka mampir ke body shop terlebih dahulu untuk membeli body care, sheet mask dan beberapa barang lainnya. Seperti biasa, Evan yang membayar belanjaan Kakaknya. Ketika sedang membayar, Bumi datang menghampiri.
"Hey, belom telat kan ya?" ucapnya
"Eh? Bumi? Kok lo disini?" tanya Shila heran
"Aku yang ajak Kak," sela Evan menjawab pertanyaan Shila
"Loh? Kok aku gak tau?" ucap Shila bingung
"Emang lo gak ngasih tau Shila, bro?" tanya Bumi gantian
"Engga, ribet ntar kalo kasih tau dia duluan," ucap Evan meledek
"Hahaha ... yaudah, kayaknya udah jam tayangnya nih, masuk sekarang?" ucap Bumi ketika melihat wajah Shila yang bersiap ingin menerkam adiknya
"Ayo deh, keburu ada harimau ngamuk," ucap Evan lagi-lagi meledek kakaknya
"Awas kamu ya Evan!" ancam Shila
Mereka pun masuk ke studio sambil menenteng cemilan. Film pun dimulai, dan ditengah film ...
"Aaaaaa ....! Gila itu bocah ngapain disitu, udah tau sepi malah kesitu!"
"Yaolooh, kenapa sih, masih lama apa durasinya? Itu lift penuh, ngapain dipaksain."
"Allahuakbar! Ngeri pisan heh, itu kasian tinggal sendirian dia."
"Kan bener adeknya udah diambil."
"Duh, ayo cepetan keluar dari gedung."
"Yaelah segala Ibu muncul, ngagetin gua aja."
"Huh akhirnya ... selesai juga itu film ..."
Yap, itu adalah beberapa kalimat yang terucap oleh Shila selama nonton film horor itu. Masa bodo perihal Bumi yang bakal ilfeel, masa bodo nanti diejek adiknya Evan. Ini semua juga karena Evan yang mengajaknya.
Selesai menonton film, mereka pergi makan bersama di salah satu restoran mall,
"Gimana Kak filmnya? Seru kan?" tanya Evan membuka obrolan
"Dihhhh, serem begitu kamu bilang seru?!" pekik Ashila membuat Bumi yang mendengar terkekeh geli
"Shila emang gak pernah nonton horor?" tanya Bumi
"Jarang banget, nonton kalo emang kepengen dan ramean. Itu juga paling pas jaman sekolah, nonton di layar proyektor kelas, hahahaha ..." jawab Shila tertawa sambil mengenang masa sekolah dulu
"Oalah, pantesan histeris banget tadi pas nonton," ucap Bumi
"Kak Shila emang gitu Bro, lucu banget kan dia. Umur udah kepala 2, tapi film horor aja gak berani nonton," ejek Evan
"Emang kalo umur udah kepala 2 gak boleh punya rasa takut?!" sahut Shila memasang wajah kesal
"Udah Shila, sabaar ajaa ... Evan bercandain lo doang kok, udah yaaa ntar cantiknya ilang lhoo," ucap Bumi menghibur yang benar saja langsung membuat Shila tersenyum merona mendengar hal tersebut
"Helehhhh! Senyam-senyum lagi kamu, Kak! Udah bro, nanti dia malah kepedean. Mending kita makan aja, nih udah dateng pas banget," ucap Evan
"Sekali-kali bikin aku seneng kenapa sih, gitu banget kamu, Dek. Bumi aja gak masalah aku senyum, ya kan sayang?" candaan Shila kali ini mampu membuat Bumi terdiam kaku, pasalnya biasanya Shila hanya melakukan hal itu melalui teks
"Eh kok langsung canggung sih, bercanda Bumiiiii ...." ucap Shila langsung mengoreksi perkataannya
"E-eh hmm i-iya Shil, hehe ..." jawab Bumi kaku sambil menyesap minumannya
Percakapan mereka terhenti sejenak yang kemudian kembali mencair setelah Evan mulai mengalihkan topik pembicaraan dengan mengeluarkan beberapa pertanyaan seputar kegiatan Bumi, bahkan Shila juga tak segan untuk bertanya-tanya hal serupa.
Hari semakin larut membuat mereka harus mengakhiri pertemuan yang singkat ini, mungkin di lain waktu mereka bisa kembali berkumpul dan berbincang bersama. Entah kapan, yang pasti hari itu mereka menghabiskan waktu dan kembali menjalani rutinitas sehari-hari. Sementara itu Evan masih menemani kakaknya sampai waktu libur usai, yang masih dirahasiakan olehnya dari sang kakak.
14 Januari 2023, asn
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Friendzone
Teen FictionTerjebak Friendzone? Akankah mereka selamanya terjebak? Atau akan ada jalan keluar untuk hubungan mereka? . . . Simak kisahnya disini! Jangan lupa beri dukungan dan bagikan cerita ini ke teman-temanmu! Salam hangat, ▪︎asn▪︎