Seusai merapikan meja kerjanya, Shila bergegas menuju tempat dimana Bumi sudah menunggunya. Sambil berjalan, Shila mengabari Evan bahwa dia akan pulang bersama Bumi.
On WhatsApp
Evan
Evan, aku pulang sama Bumi.
Dari jauh Shila sudah melihat dimana Bumi menunggu, perlahan dia mendekat dan menepuk bahu Bumi.
"Hai, maaf ya lama," sapa Shila
"Ngga kok, baru sampe juga. Udah ngabarin Evan belum?" tanya Bumi
"Aman. Yaudah, yuk," ajak Shila
"Pake helmnya dulu, Shila," ucap Bumi yang tanpa basa basi langsung memakaikan helm tersebut.
Shila pun diam tak berkutik. Jantungnya berdebar tak karuan, entah itu memang karena terkejut atau karena adanya perasaan lebih untuk Bumi.
Setelahnya, Bumi langsung menarik tangannya supaya cepat naik ke jok belakang. Tentu saja itu membuat Shila semakin diam membeku, mencerna apa yang terjadi selama perjalanan.
***
"Makan dulu ya Shil," ajak Bumi tiba-tiba
"Eh? Iya, boleh deh," jawab Shila masih canggung
Motor Bumi pun sudah terparkir di tempat makan pinggir jalan. Lagi-lagi Bumi membantu Shila untuk melepaskan helmnya. Apa maksud Bumi berperilaku begini? tanya Shila dalam hati
Mereka pun memesan menu, coba kalian tebak apa yang mereka pesan di warung pinggir jalan?
Ya, pecel ayam.
Karena Shila tau, Bumi tidak suka ikan. Jadi dia memaklumi itu. Shila pun memulai pembicaraan, karena dia tau Bumi bukan tipe orang yang mudah memulai obrolan.
"Gimana kerjaan, lancar?" tanya Shila
"Aman sih, cuma emang rada banyak aja. Proyek akhir bulan lagi banyak," jawab Bumi
"Semoga proyeknya goal semua, ya! Semangat!" seru Shila
"Makasih ya, lu juga semangat akhir bulan pasti banyak, kan, laporan?" tanya Bumi balik
"Hehe ... iya sih, makasih juga," balas Shila yang bersamaan dengan pelayan datang menaruh makanan di meja
"Sama-sama. Udah makan duluan, gua nunggu aja, paling bentar lagi," ucap Bumi sambil mengusap pucuk kepala Shila, yang tentu saja membuat Shila diam mematung. Beruntung, dia cepat menyadarkan diri dari keterkejutannya itu.
***
Ketika sedang asyik makan, tiba-tiba ada seorang perempuan menghampiri mereka.
"Bumi? Apa kabar?" sapanya sambil mengulurkan badannya untuk memeluk Bumi
"Eh? Baik," jawab Bumi sekenanya karena dia juga terkejut
"Ih, kamu udah punya yang baru juga ya, ternyata, selamat!" seru perempuan itu sambil melirik Shila
"Eh? Bukan, gue bukan-" belum sempat Shila menjawab, tapi sudah disela oleh Bumi.
"Iya, kenapa? Gak boleh gue punya perempuan yang akan gue sayangin setelah Nyokap gue?!" ketus Bumi
"Santai aja dong mantan kesayangan, liat tuh, pacar kamu sampe kaget gitu. Takut dia liat kamu begitu," ucap perempuan itu yang baru saja diingat namanya oleh Shila, ya dia adalah Tania.
Dia adalah mantan Bumi yang terakhir kali diceritakan oleh Bumi, hubungan mereka kandas karena Tania yang kepergok selingkuh dengan teman kerjanya.
"Yaudah, deh. Aku cuma mau sapa kamu aja. Aku duluan ya, temen aku udah nunggu. See you mantan," ucap Tania dengan genit sembari melihat Shila.
Entah apa yang dipikirkan Tania, Shila dan Bumi karena kejadian itu. Yang pasti setelahnya Bumi dan Shila saling diam, menunggu salah satu diantaranya memulai kembali.
***
Usai menyelesaikan makan, Bumi berinisiatif untuk meminta maaf pada Shila.
"Shila, maaf ya tadi tiba-tiba Tania dateng, dan aku secara ga langsung udah bilang kalo kamu itu pacar aku," jelas Bumi
"Gak apa-apa, aku cuma kaget aja. Dari tadi sebelum naik motor, kamu udah perlakuin aku seakan aku istimewa. Terus tiba-tiba Tania dateng dan kamu bilang gitu, aku ya, jadi bingung. Padahal kan aku sama kamu juga, belum resmi ada hubungan lebih dari temen," ungkap Shila
Bumi pun terdiam, gak tau harus membalas apa. Seakan dia tertampar dengan kalimat yang diucapkan oleh Shila.
Dengan hati-hati Bumi menjawab, "Sekali lagi aku minta maaf, aku bukan maksud mau buat kamu kaget atau merasa aku dan kamu ada hubungan. Tapi untuk hubungan antara aku dan kamu, mungkin kedepannya bisa terjadi apapun. Maaf, belum bisa meyakini diri aku sendiri tentang bagaimana hubungan kita selanjutnya."
Shila yang sedari tadi diam, berpikir dan merenungkan apa yang sudah terjadi dan apa yang sedang dia rasakan, akhirnya membuka suara, "Aku gak apa-apa, aku juga ngerti gimana kamu sama Tania dulu berakhir. Gak usah ngerasa bersalah, aku akan berusaha untuk biasa aja sama kamu. Jangan dijadiin beban ya, aku gak maksa kok buat meresmikan bagaimana hubungan kita sekarang atau nanti," ucap Shila
"Udah yuk, pulang. Udah malem, besok kan cari cuan lagi kita, hahaha ..." sambung Shila mencairkan keadaan
"Iya udah, yuk," ajak Bumi.
***
Selama perjalanan banyak yang dibicarakan, entah itu pekerjaan, tentang Evan yang menyembunyikan pacarnya dan masa-masa Bumi dengan Tania yang sedikit terselip karena Shila yang bertanya.
Walau enggan menjawab, Bumi tetap menjawab sekenanya. Karena Bumi tau, bagaimanapun, dia harus menjaga perasaan Shila.
Setelah sampai di tempat kos Shila, Bumi melepaskan helm Shila sembari bertanya, "Mau dianter sampe sini atau sampe depan kamar?"
"Apaan sih, sampe sini aja lah, gak enak sama yang lain," jawab Shila menoyor bahu Bumi
"Hahaha ... yaudah, sampe kamar langsung bersih-bersih ya, lanjut tidur jangan ngurusin kerjaan lagi," pesan Bumi
"Iya Bumiiiii, dah sana. Hati-hati bawa motornya,"
"Iya, dahhh ..."
Bumi memerhatikan Shila sampai masuk ke dalam, baru setelahnya Bumi putar balik menuju rumahnya.
***
To be continued ...
Thank you for reading, jangan lupa untuk vote dan share cerita ini ke temen-temen kalian ya. See you! 😊
-asn
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Friendzone
Fiksi RemajaTerjebak Friendzone? Akankah mereka selamanya terjebak? Atau akan ada jalan keluar untuk hubungan mereka? . . . Simak kisahnya disini! Jangan lupa beri dukungan dan bagikan cerita ini ke teman-temanmu! Salam hangat, ▪︎asn▪︎