Fiat merapihkan meja dan kursi yang sebelumnya terlihat berantakan karena pertengkaran dengan Leo semalam. Jam sudah menunjukkan angka 9 pagi. Dan itu tandanya dia harus segera membuka toko kue miliknya. "Semoga saja hari ini berjalan dengan baik". Gumamnya penuh harap.
Fiat merupakan pemilik toko kue yang baru 2 tahun dia buka disekitar lingkungan tempat tinggal miliknya. Bermodalkan nekad dan uang yang tidak sedikit,pria itu menghabiskan sebagian besar uang peninggalan kedua orang tuanya demi untuk membangun toko kue tersebut. Ada satu alasan kuat mengapa Fiat memilih untuk membuat toko kue daripada usaha lain. Dia selalu menyukai aroma harum yang tercium setiap kali kue yang dia panggang matang dan siap keluar dari panggangan oven. Aroma tersebut mengingatkannya pada senyuman ibunya. Wanita berparas cantik yang setiap paginya dihabiskan didalam dapur dengan adonan tepung roti yang dia olah. Fiat ingat setiap kali dirinya terbangun,maka aroma harum kue itulah yang pertama kali dicium oleh hidungnya. Membuat paginya terasa manis dan hangat.
Gemerincing lonceng terdengar ketika Fiat sibuk dengan etalase yang berisikan berbagai macam kue didalamnya. Susunan kue tersebut sangatlah rapih. Fiat menyusunnya sesuai dengan nama kue yang dia tulis sebelumnya pada sebuah name tag kue yang diselipkan didalam acrylic.
"Paman Prin. Selamat pagi". Seru Fiat menyapa kedatangan seorang laki-laki paru baya dengan rambut putih yang terlihat dibeberapa sela surai hitam miliknya.
Prin lantas membungkuk kearah Fiat sebagai tanda hormat. Dia jelas tahu pria yang menyapa dirinya saat ini adalah kekasih Tuan besarnya.
"Duduklah paman. Aku akan membuatkanmu kopi". Pinta Fiat. Tangannya bergerak menggeser salah satu kursi kosong untuk Prin duduki. Namun,gelengan kepala harus laki-laki itu tunjukkan pada Fiat. Tujuannya saat ini bukanlah duduk dan menikmati seúcangkir kopi panas. Meski diapun merindukan rasa kopi yang dibuatkan Fiat untuknya.
"Untuk kali ini paman terpaksa menolaknya". Balas Prin. Dia lalu menyodorkan sebuah paper bag hitam berlogo merk terkenal kearah Fiat. "Tuan Leo memintaku untuk memberikan ini padamu. Beliau ada jadwal penerbangan mendadak ke Belanda,jadi tidak bisa menyerahkan sendiri padamu". Sambungnya lagi dengan senyuman kecil yang dia berikan pada Fiat.
Fiat menerima sodoran paper bag itu dan melihat isinya. Sebuah ponsel berwarna putih keluaran terbaru bisa dilihatnya disana. Fiat merogoh isi paper bag tersebut dan mengambil ponsel yang ditelisik lebih dekat mirip dengan ponsel yang dipakai oleh Leo. Dengan kata lain ponselnya sama dengan Leo hanya berbeda warna.
"Didalamnya sudah terpasang kartu dengan nomor telponmu yang lama. Dan kontak Tuan Leo sebagai nomor darurat". Jelas Prin selanjutnya.
"Paman,aku-". Fiat tidak bisa melanjutkan perkataannya. Wajahnya tertunduk dengan ponsel yang diberikan Leo digenggaman tangannya. Laki-laki itu bermaksud mengganti ponsel miliknya yang telah rusak karena pertengkaran mereka kemarin. Amarah Leo yang ditunjukkan padanya saat itu tidak terkendalikan lagi,hingga ponsel yang pernah dibelikan oleh ayahnya itu rusak dengan retakan yang tidak bisa diperbaiki.
"Apapun yang kau fikirkan saat ini,untuk lepas dari keluarga Thutanukul,itu adalah hal yang mustahil". Ujar Prin seolah tahu apa isi kepala pria itu. Prin adalah satu-satunya saksi hidup yang menyaksikan sendiri bagaimana tergila-gilanya Leo pada Fiat. Bahkan Tuan besarnya itu rela mengabaikan istri sahnya yang berparas cantik didalam rumah mewah mereka demi Fiat. Sosok sempurna yang telah membuat Leo jatuh cinta. Dan Prin akui,Fiat mempunyai pesona yang bisaa dengan mudah menarik hati semua orang. Terutama Leo. Fiat dengan keindahan paras cantiknya telah menyihir Leo hingga mabuk tanpa sadar.
"Paman-". Desah Fiat terisak.
Prin melangkah mendekati Fiat. Dia usak rambut hitam Fiat yang halus dengan lembut. "Bertahanlah sedikit lagi. Setelah itu paman sendirilah yang akan membantumu lepas dari keluarga Thutanukul".