"Apa kau lelah?".
Pertanyaan Leo yang dilontarkan laki-laki itu padanya saat ini,membuat Fiat tertegun. Kata Lelah yang disematkan oleh Leo seolah menegaskan apa yang telah mereka lakukan sebelumnya.
Leo mengulum senyum melihat Fiat yang terdiam. Dia mengendus leher pria itu dengan hidungnya dan sesekali membubuhkan ciuman dipermukaan leher Fiat yang jenjang. "Maafkan aku karena tidak bisa menahan diri". Ucapnya merasa bersalah,namun tidak ada sesal disana. Dia berfikir apa yang telah dilakukannya bersama Fiat adalah hal yang wajar dilakukan oleh sepasang kekasih. Semua itu tidak lepas dari perasaannya yang begitu memuja sosok sempurna Fiat. Bahkan dirinya masih tenggelam dalam eforia kenikmatan setelah berhasil klimaks didalam lubang kecil nan ketat milik pria itu.
Leo tidak munafik jika dirinya pernah melakukan hal intim dengan orang lain. Kebutuhan sebagai seorang laki-laki mendesaknya untuk melepaskan hasrat nafsunya yang tidak tertahan. Namun dia tidak asal memilih,hanya orang pilihanlah yang dia jadikan pemuas akan nafsunya. Leo tidak akan membiarkan dirinya kotor karena berhubungan dengan orang yang menurutnya tidak layak. Hanya memuaskan nafsu dan tidak ada kata seterusnya.
"Leo hentikan". Desah Fiat tanpa sadar. Hatinya berkata untuk menolak,tapi tubuhnya merespon setiap sentuhan yang laki-laki itu lakukan. Sama seperti saat ini,jemari tangan Leo mengusap kulit perutnya penuh gairah. Dirinya tidak bisa menghindar karena posisi mereka yang memudahkan Leo untuk melakukan hal tersebut. Leo memeluknya dari belakang dengan kondisi tubuh tanpa sehelai benangpun sebagai penghalang. Keduanya telanjang setelah menghabiskan sesi bercinta yang bagi Fiat itu adalah untuk pertama kali.
Fiat tidak pernah menyangka dia akan menyerah begitu saja mempertahankan sisa harga dirinya. Selama mereka bersama,dia selalu bisa menghindari setiap bujukan ataupun rayuan yang Leo tujukan padanya. Kata-kata cinta yang laki-laki itu bisikan tidak membuat dirinya serta merta membiarkan tubuhnya dimiliki. Namun malam ini berbeda. Entah dorongan darimana yang dia dapatkan,sehingga dia bisa dengan mudahnya membalas setiap sentuhan,cumbuan bahkan membiarkan tubuh besar Leo menindih tubuh telanjang miliknya. Fiat tidak mengerti. Dia tidak bisa melihat apapun atau mendengar apapun lagi selain bayangan wajah Leo yang penuh nafsu dan suara desahan keduanya yang saling bersahutan. Fiat masih ingat, dirinya melenguh dengan erangan keras saat hujaman kejantanan milik Leo datang silih berganti didalam lubangnya. Rasa sakit dan perih hilang begitu saja,digantikan rasa nikmat yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Bahkan Fiat masih bisa merasakan rasa hangat yang memenuhi lubang dan juga perut miliknya disaat Leo menyemburkan cairan klimaks laki-laki itu.
Pelukan Leo semakin mengerat. Tubuhnya yang besar merengkuh tubuh Fiat yang lebih kecil darinya. Menenggelamkan sosok telanjang Fiat dibalik gesekan kulitnya yang memberi denyutan gairah. Leo akan mengingat malam ini sebagai malam kemenangan dirinya. Meski ini bukan pertama kali dirinya bersetubuh,tapi dengan Fiat berbeda. Dia bukan hanya bersetubuh dengan Fiat,namun bercinta.
"Tidurlah. Aku akan menjagamu". Bisik Leo pada akhirnya. Dia tarik selimut tebal berwarna putih untuk menyelimuti tubuh keduanya. Jemari tangannya dia arahkan untuk mengelus rambut Fiat yang basah karena keringat. Kedua ujung bibir Leo melengkung membentuk senyuman saat mendengar tarikan nafas halus dari pria yang terlelap didalam pelukannya itu. "Aku sangat mencintaimu".
---
Aku menyimpannya di dalam hatiku dan pada akhirnya aku menjalani hidup seperti ini
Aku menjalani hidup dan tak bisa mengatakan apa-apa(Ben - Can you hear me)
---
"Fiat!!. Aku sangat membencimu!!!!!". Teriak Punn setelah dirinya melihat lembaran foto mesra suaminya bersama Fiat. Setiap lembaran foto itu seakan sengaja memancing amarahnya. Bagaimana tidak?. Dia dengan jelas melihat wajah suaminya yang terlihat bahagia disana. Bahkan setiap potret foto tersebut menangkap pemandangan intim yang hanya bisa dilakukan oleh sepasang suami istri. Pelukan,ciuman dan rengkuhan yang suaminya lakukan pada Fiat membuatnya marah terlebih iri. Belum pernah dia diperlakukan selembut itu oleh Leo. Belum pernah keduanya berciuman dengan penuh gairah seperti yang tampak difoto itu. Hanya kecupan sekilas setelah keduanya berucap janji didepan altar,selebihnya tidak pernah. Leo tidak membiarkan dirinya mencium bibir itu lagi. Sungguh Punn merasa marah dan kebencian wanita itu pada Fiat semakin besar.
"Apa ada yang perlu saya lakukan lagi Nona?". Tanya seorang pelayan wanita yang sebelumnya memberikan lembaran foto itu pada Punn. Ada rasa takut menjalar didalam dirinya saat ini,melihat amarah pada wajah Punn bukan hal yang dibayangkannya saat menerima sebuah paket didalam amplop coklat yang diantarkan oleh seorang laki-laki asing bertopi didepan gerbang kediaman Thutanukul.
"Pergi". Singkat Punn. Lantas pelayan wanita itupun bergegas keluar dari kamar Punn meninggalkan wanita yang menjadi istri Tuan mudanya itu seorang diri.
"Aku sangat membencimu". Desis Punn. Jemarinya meremas foto-foto yang ada ditangannya dengan kuat. Gambaran saat Leo berciuman dengan Fiat terus memperolok dirinya. Leo mencium pria itu dengan penuh gairah dan cinta,dibawah matahari terbenam dengan tubuh keduanya yang basah karena air laut. Ya. Mereka berciuman didalam air laut yang menenggelamkan sebagian tubuh keduanya.
Dari sekian banyak lembaran foto yang dilihatnya,hanya foto sialan itu yang membuat Punn semakin terbakar amarah. "Leo hanya milikku". Ucapnya menerawang kearah luar jendela. "Dia hanya mikikku".
---
Kata macam apakah yang harus ku ucapkan, aku tahu semuanya
Setiap kali aku melihatmu air mataku terus mengalir, namun
Seerti sebuah kebiasaan kecil
Senyuman kecil yang satu per satu tertuju pada dirimu
Aku tak bisa menghentikannya(Ulala session - Spring in september)
---
James keluar dari mobil yang membawanya setelah laju kendaraan beroda empat itu berhenti tepat didepan toko kue yang telah menjadi pusat perhatiannya dari beberapa minggu lalu. Dengan didampingi seorang laki-laki yang menjadi orang kepercayaannya,James memperhatikan toko kue tersebut yang kini tampak gelap karena ditinggal sang pemilik.
"Ada laporan bahwa mereka belum kembali". Ucap orang kepercayaan James yang bernama Naphat. Dia sudah bekerja dibawah perintah James 10 tahun lamanya. Membuat laki-laki itu mengerti dan paham arti tatapan dari Tuan besarnya tersebut.
Seringai muncul begitu saja diwajah James. Dia menoleh kearah Naphat dan mengedikkan kedua bahunya. "Hancurkan toko kuenya". Titah James yang lantas diangguki oleh Naphat.
James menyandarkan tubuhnya pada badan mobil. Dengan wajah tenang yang dimilikinya dia memperhatikan bagaimana orang-orang yang diintruksikan oleh Naphat mulai berjalan kearah toko kue Fiat dengan membawa alat penghancur bangunan ditangan mereka masing-masing. Bahkan dari kejauhan dia melihat sebuah excavator mulai mendekat kearah dirinya saat ini. Mobil penghancur bangunan itu telah dia pesan sebelumnya untuk melakukan apa yang menjadi perintahnya saat ini. Menghancurkan toko kue milik Fiat dan membuat pria itu bergantung sepenuhnya pada dirinya. Hanya James Thutanukul yang dibutuhkan oleh Fiat. Bukan orang lain,termasuk Leo. Putranya.
---
Meski aku pikir ini adalah mimpi, tak apa-apa, datanglah
Dirimu yang tetap terlihat meski aku menutup mata
Angin yang terkumpul dalam desah nafas
Dirimu adalah satu-satunya orang yang tetap ada dalam setiap saatku ini(Ulala session - Spring in september)
-tbc-
