BAGINDA RATU

5 1 0
                                    


Kruyuk...kruyuk....

Perut Dareen berbunyi. Sontak sang empu langsung mengelus perutnya. Ia merasa sangat lapar saat ini. Bagaimana tidak? Ia tak makan apa pun semenjak bertukar tubuh dengan Holden.
"Sial! Aku kelaparan," kata Dareen bermonolog. Perutnya mulai sakit melilit hingga ia berguling-guling di atas kasur Holden yang besar itu. 

"Aduuuh.... Aku benar-benar ga tahan lagi!" 

Dareen beranjak dari ranjang. Ia berjalan ke arah pintu dengan terbungkuk-bungkuk sambil memegangi perutnya yang kelaparan. Dengan energi yang tersisa, ia membuka pintu perlahan.
Dareen melihat sepasang kaki selepas membuka pintu karena posisinya yang sedang membungkuk dengan tangan kiri meremas perut. Alhasil, ia mengerutkan kening sambil memperhatikan kaki itu. Satu hal yang Dareen tahu, kaki itu sangat indah.

"Kaki siapa ini? Kenapa berdiri di depan kamar Holden?" batinnya bingung. Perlahan, ia mendongakkan wajahnya. Ia berusaha menatap sang pemilik kaki indah itu.

"Hah!" Dareen tersungkur ke belakang setelah menatap sepenuhnya orang yang ada di depan pintu. Ia terkejut mendapati pelototan garang dari si pemilik kaki itu.

"Kenapa kau memandangiku seperti itu,anak bodoh!" kata wanita yang berdiri di depan pintu kamar Holden. Ia merasa tak nyaman dengan tatapan bingung Dareen. Ia mengerutkan dahi karena heran. Alhasil, ia makin melotot pada Dareen yang masih belum berdiri dari posisi terjatuhnya. Ia meneliti setiap inci tubuh Dareen, mencari kejanggalan yang mungkin ada.

Dareen masih terkejut mendapati seorang wanita tengah berdiri menatapnya penuh intimidasi. Selain tatapan yang mengerikan, Dareen juga merasakan aura menyeramkan dari wanita itu. Dareen jelas tak mengenalnya. Namun, dilihat dari pakaiannya wanita itu pasti orang penting.

"Si-siapa kau?!" kata Dareen terbata-bata. Ia menatap penuh ketakutan kearah wanita itu. Saking takutnya, ia tak berani berdiri dari posisi jatuhnya. 

Tanpa bicara sepatah kata pun, wanita itu langsung melangkah maju. Ia makin menajamkan pandangannya karena merasa ada yang tidak beres. Wanita itu tidak tahu yang ada d hadapannya bukanlah Holden.

Tak berani berdiri karena tatapan mengintimidasi wanita itu, alhasil Dareen ngesot ke belakang. Ia mundur perlahan seirama dengan derap langkah wanita itu. Ia merasa sangat ketakutan dengan tatapan wanita itu yang semakin tajam. Tubuhnya gemetar dan tenggorokannya mengering. Jantungnya pun berdegup kencang serasa akan meledak.

"Jangan mendekat! Jangan mendekat!" teriak Dareen dengan suara serak. Ia masih terus mundur ketakutan.

Setelah Dareen berteriak, wanita itu pun berhenti. Ia membuat sedikit jeda agar ruangan menjadi sunyi. Setelahnya, ia melipat tangan di depan dada sambil sedikit membungkuk agar bisa melihat Dareen lebih dekat.

"Holden, kau ini kenapa? Tingkahmu aneh sekali," tanya wanita itu keheranan. Alis wanita itu bertautan karena bingung.

Dareen meneguk ludah dan berkata "Sssss-siapa kau? Apa Holden, aaa maksudku, apa aku mengenalmu?" Dareen masih gemetar, terlihat jelas dari suaranya. Ia bingung harus berkata apa. Ia dibuang oleh Holden ke dunia iblis ini dengan seenak jidatnya. Pangeran sinting itu bahkan tak menjelaskan apapun padanya. 

Wanita itu menganga, ungkapan ekspesi tak percaya. Dareen yang melihat itu pun semakin panik. Ia harap dirinya tidak sedang berhadapan dengan orang yang penting. Namun, harapannya itu nampak tak realistis. Pakaian wanita itu sangat mewah. Sudah pasti itu menunjukkan statusnya di kerajaan iblis ini. 

"Apa aku membuat kesalahan?" tanya Dareen sebab wanita itu bengong tak berkesudahan. Merasa ada yang tak beres, ia pun melihat sekitar. Nampak para prajurit dan pelayan yang ada di ambang pintu ikut terkejut sama seperti wanita yang ada di depannya saat ini. Dareen merutuki dirinya sendiri karena itu. Ia yakin telah membuat kesalahan yang besar.

(Bukan) Pangeran IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang