Lagi-lagi sebuah hari yang membosankan bagi seorang Dareen Mallory. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Namun ia belum beranjak pulang. Hari ini ia cukup sial karena harus lembur sampai malam. Kadang, ia merasa menjadi pegawai kantoran sangat tidak menyenangkan.
"Menyebalkan sekali," keluh Dareen akan nasibnya. Ia sekilas menengok jam dinding yang tergantung di tembok.
"Sedikit lagi," ucapnya sambil terus mengetik di depan komputer dengan cepat.
Klik!
Dareen selesai dengan lemburnya. Ia menghembuskan napas kasar karena lelah. Sebelum berdiri, ia melakukan peregangan ringan. Ia menarik tangannya ke atas, meregangkan otot-ototnya yang kelelahan.
"Masih ada bus yang lewat tidak ya?" katanya sambil membereskan meja. Selesai dengan itu, ia menenteng tas ke luar kantor. Dirinya yang sudah sangat kelelahan berjalan malas menuju halte bus yang tak jauh dari sana.
"Tidak bisakah hidupku jadi lebih menyenangkan?" katanya sambil duduk di halte. Ia menengok ke kanan dan ke kiri jalanan sepi itu. Seharusnya, masih ada bus yang lewat di jam segini.
Benar saja, tak lama menunggu bus pun tiba. Tanpa basa-basi ia naik. Di jam segini, bus masih terlihat mengangkut beberapa orang. Syukurlah Dareen mengerjakan pekerjaannya dengan cepat. Jika tidak, mungkin ia harus berjalan kaki sampai apartemennya.
Setelah menaiki bus sekitar 15 menit, Dareen telah tiba di depan pintu. Ia membukanya perlahan dan hanya dentingan jam dinding yang menyambut. Selain itu, bunyi perutnya yang lapar juga mulai terdengar.
"Baiklah, enaknya makan apa ya?" Dareen mulai mengacak-acak kulkasnya. Ia tak menemukan sesuatu yang bisa langsung dimakan. Sontak itu membuatnya jengkel.
"Hah, sepertinya mie instan lagi. Malangnya nasibku. Aku akan masak mie setelah mandi saja," ucap Dareen sambil menutup pintu kulkasnya. Ia berjalan ke kamar mandi dengan malas.
beberapa menit berlalu, Dareen selesai dengan urusan mandinya. "Mandi dengan air hangat setelah bekerja memang yang terbaik!" celotehnya ketika sudah keluar dari kamar mandi. Ia hanya mengenakan handuk di bawah pusarnya. Selain itu, ada pula handuk kecil di atas rambutnya karena ia juga keramas barusan.
Kini Dareen berjalan menuju lemari. Rencananya, ia akan langsung masak mie setelah ganti baju. Namun, tanpa sengaja ia menengok ke kaca besar di sebelah lemari.
"Kalau dilihat-lihat aku ini ganteng banget loh. Tapi, kenapa sampai sekarang tidak ada ada satupun cewek yang nyantol padaku, ya?" gumamnya kepedean.
Dareen menatap dirinya dengan bangga. Sesekali ia berpose agar terlihat lebih tampan. Namun, jika dilihat lagi semua posenya sangatlah alay.
Selang beberapa detik kemudian, Dareen menyadari ada hal yang aneh. Entah kenapa, bayangan dirinya yang terpantul dari cermin terlihat agak bergetar. Seakan-akan cermin itu berubah menjadi air yang berombak. Semakin lama, cermin itu benar-benar berombak layaknya air. Dareen heran dengan apa yang dilihatnya. Karena penasaran, Dareen pun menyentuh cermin itu perlahan.
"Eh?" Telunjuk Dareen menembus cermin. Sontak Dareen makin bingung dengan semua yang terjadi.
"Aku tidak sedang berhalusinasi kan?" kata Dareen sambil memasukkan tangan kanannya makin dalam. Tiba-tiba, ia merasakan sesuatu yang aneh. Ia pun menarik sesuatu yang disentuhnya itu karena penasaran. Setelah itu—.
"Aaaaahhhhhh!"
Dareen berteriak sekuat-kuatnya. Dari dalam cermin itu muncul sesosok laki-laki misterius. Rambut laki-laki itu putih kebiru-biruan panjang sepinggang. Postur tubuhnya tinggi dan wajahnya sangat tampan. Karena terkejut, Dareen terpeleset dan jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Pangeran Iblis
FantasiPERTUKARAN TUBUH PANGERAN IBLIS Dareen Mallory adalah seorang pria kantoran yang tinggal seorang diri. Kehidupannya sangat membosankan sampai pada suatu hari ia mengalami kejadian di luar nalar. Tubuhnya dicuri oleh pangeran iblis yang kabur ke duni...