PANGERAN DRYAS

12 1 0
                                    

Dareen tengah berjalan membuntuti Aziel. Kini keduanya melewati lorong yang panjang dan besar. Begitu megah hingga Dareen berdecak kagum. Ia terus saja memandangi sekeliling. Baru pertama kali ini ia melihat bangunan semegah itu.

"Aziel, istana ini sungguh mengagumkan!" Dareen berbisik di telinga Aziel membuat pangeran muda itu menoleh sambil tersenyum.

"Meskipun istana ini megah, kau tetap harus waspada Dareen. Ingatlah bahwa ini adalah kerajaan iblis," Aziel berusaha menakut-nakuti Dareen. Sontak Dareen bergidik ngeri dan langsung merinding.

Setelah cukup lama berjalan, Aziel menghentikan langkahnya. Ia berhenti di depan pintu besar yang entah ada ruangan apa di baliknya. Dareen hanya mengikuti dan ikut berhenti.

Aziel menoleh sambil tersenyum. Ia menatap Dareen dan berkata "Kau bisa menyembuhkan kelaparanmu di sini."

Mata Dareen langsung berbinar. Ia tak sabar mengisi perutnya yang kosong. "Kalau begitu, ayo segera masuk!" ucap pria itu penuh semangat.

"Baiklah!"

Braakk!!!

Aziel membuka pintu dengan penuh semangat. 

"Apa-apaan kalian ini?!" teriak lelaki yang ada di ruangan itu.  Lelaki itu tengah makan, tapi harus terhenti karena kedatangan Aziel dan Dareen. Wajah lelaki itu dingin, sinis, dan jutek. Ia nampak sangat tidak bersahabat.

Aziel membungkam mulutnya karena terkejut. Matanya membola melihat siapa yang tengah berada di ruang makan ini. Orang itu adalah Dryas, pangeran tertua. Ia sangat garang dan tidak bersahabat. Tatapan matanya saja membuat bulu kuduk siapapun yang melihatnya berdiri.

Dareen paham benar situasi ini. Pasti hal buruk akan terjadi lagi padanya. Melihat ekspresi wajah Aziel membuat Dareen ketar-ketir. Jantungnya kini sedang memompa sangat cepat. Sungguh keadaan yang sering ia alami sedari bertemu Holden.

"Kak Dryas?! Ka-kau di sini?" tanya Aziel gugup.

"Kenapa? Memangnya aku tidak boleh makan?" jawab Dryas sinis. 

Aziel hanya tersenyum takut atas perangai kakak tertuanya yang menakutkan itu. Dryas adalah satu-satunya kakak Aziel yang paling  menakutkan. Holden saja akan lebih memilih diam jika berhadapan dengan Dryas.

Dengan situasi canggung yang terjadi, Dareen bermaksud melarikan diri. ia yang semula berada di belakang Aziel mulai mengendap-endap pergi. Namun sialnya, Dryas justru memanggilnya. 

"Holden, ada yang perlu aku bicarakan denganmu." Aura mengerikah khas iblis mulai Dareen rasakan lagi. Habis sudah hidupnya. Bertemu dengan Holden memang hanya membawa kesialan untuknya.

Dengan tubuh gemetar, Dareen menenggak ludah. Keringat dingin mulai bercucuran dari pelipisnya. "A-aku ada urusan penting. Aku harus pergi sekarang," ucap Dareen beralasan.

"Sejak kapan kau punya urusan penting? Jangan banyak membantaku dan kemarilah." Dryas melirik Dareen dengan sinis. Auranya sangat mengerikan. Ini bahkan jauh lebih buruk dari pada aura Holden.

Dareen melirik Aziel yang tidak bisa berkutik. Adik Holden itu diam seribu bahasa. Merasa ditatap, Aziel melirik ke arah Dareen. Ia memberikan kode untuk menurut saja dengan perkataan Dryas. Dengan jantung yang seolah akan meledak, Dareen melangkah maju mendekati Dryas di meja makan. Situasi ini benar-benar mencekam.

"Kembalikan benda itu, Holden," ucap Dryas sesaat setelah Dareen duduk di hadapannya. Dareen yang tak  mengerti dengan apa yang dikatakan Dryas pun mengernyitkan dahi. Ia menoleh pada Aziel yang kini duduk di sebelahnya. Namun, Aziel pun tampak tak mengerti dengan perkataan Dryas.

"Kenapa kalian berdua saling tatap?" Dryas menyeruput tehnya. Ia menatap dengan tatapan tajam. 

"A-aku tidak mengerti maksudmu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Bukan) Pangeran IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang