11.

224 26 0
                                    

keesokan harinya pun ternyata apa yang dokter katakan benar terjadi, Yoongi siuman.

"kau ingin apa hm? buah?" entahlah Yoongi hanya menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

"ada apa sayang?" aku mendekatinya.

"peluk"

"kau manja sekali saat sedang sakit" aku tersenyum dan langsung memeluknya.

"makan ya?" ia mengangguk lucu seperti anak kucing.

mata ku tertuju pada pintu kaca, terlihat nona Park sedang berdiri disana.

"nona Park, masuk saja" ia mengangguk dan segera masuk, tatapan Yoongi berubah cerah saat melihat nona Park, jangan sesak ku mohon.

"kau tidak apa kan? aku menghawatirkan mu" nona Park berbicara layaknya benar-benar kekasih, Yoongi tersenyum dan mengangguk.

"kau juga bagaimana? tidak apa-apa kan?"

"aku sudah lebih baik Yoon"

ku rasa mereka tidak menghargai keberadaan ku disini, alangkah baiknya aku pergi.

"nona Park bisa ku meminta bantuan?"

"apa itu?"

"tolong suapi Yoongi, aku ingin ke toilet sebentar"

aku menatap manik Yoongi dengan sendu, kulihat matanya menjawab jangan pergi tapi entah kenapa bibirnya tidak berbicara.

"baiklah Wen" aku meraih tas ku dan segera pergi, ini lebih menyakitkan dari saat mereka berpelukan di kantor. didepanku dengan beraninya mereka seperti ini Astaga hikss.. aku lelah harus menangis.

ku ketik ponselku untuk memberikan Yoongi kabar, meskipun itu tidak akan ia pedulikan.

"Yoon, aku pulang ya? sementara kau ditemani nona Park, aku tiba-tiba sedang tidak enak badan"

bohong!

"hm, istirahatlah"

ku hembuskan nafasku dengan gusar, menatap pemandangan kota dari rooftop rumah. lagi-lagi air mata sialan ini keluar tanpa permisi diiringi dengan sakit di kepala ku.

"tuhan, jika memang umurku tidak lama lagi, aku hanya ingin membuat satu permintaan kepadamu...aku ingin mendengar nya mengatakan bahwa ia mencintai ku"

Miris, sungguh!

Beberapa hari saat Yoongi sudah pulang, aku dengan telaten membantu merawatnya.

Mulai dari membantu nya untuk berganti pakaian, menyuapinya, memijat nya tatkala ia merasakan lelah di tubuhnya, terjaga setiap malam karena Yoongi yang selalu butuh apapun.

aku senang bisa melakukannya untuk Yoongi, aku juga bisa menghabiskan waktunya bersama Yoongi, berdua.

bahkan hari pertama Yoongi bisa berangkat bekerja pun Yoongi masih membutuhkan ku, itu membuat ku sangat gembira.

"sayang, tolong pasangkan dasi nya"
"sayang, tolong buatkan sandwich"
"Wendy, tolong bantu pakaikan obat merah ini di lukaku"

Seperti itulah kiranya teriakan Yoongi setiap harinya, bahkan luka yang sanggup ia gapai pun masih memanggil ku, itu menggemaskan.

Life And Love Story [REVISI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang