17. Rahasia

177 24 21
                                    

Malam ini Irene dan Mino menghabiskan waktu dengan memandang langit yang cukup mendung serta udara yang cukup dingin "yang benar saja Rene!! Lihatlah langit saja terlihat merah dan seperti ini akan turun hujan. Lebih baik kita masuk saja" sejak pertama duduk di balkon apartemen Mino terus saja mengeluh jika suasana malam ini begitu dingin

Irene hanya menggeleng sesaat sebelum kembali memfokuskan arah pandangnya ke depan, Menyaksikan pemandangan sungai Han yang begitu tenang serta semburat merah yang tercetak di dalam gelapnya awan mendung "aku ingin kita saling jujur" tanpa mengalihkan pandangan Irene berucap sesuatu yang membuat Mino langsung melirik kearah wanitanya

"Jujur?--- tentang?"

"Entahlah kurasa segalanya. Ku kira kita sudah cukup baik dalam berkomunikasi dan juga bersikap. Jadi aku ingin kita saling jujur tentang diri kita masing-masing" jelas Irene yang akhirnya menatap Mino yang masih diam di tempatnya

Dalam sebuah hubungan memang perlu dilandasi kejujuran dan kepercayaan satu sama lain. Dan mungkin ini yang tengah Irene usahakan untuk hubungan mereka, meskipun bermula dari sebuah kebohongan juga tapi Irene ingin kebohongan itu berhenti saat ini juga

"Aku bingung harus cerita tentang apa. Sepertinya tidak ada yang aku rahasiakan dari mu" ucap Mino sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi

Irene yang mendengar jawaban Mino hanya menghela napas dalam, di dalam benak wanita ini ternyata begitu sulit membuat Mino menjadi terbuka padanya. Apakah Mino masih belum bisa percaya pada istrinya sendiri

Kini entah sadar atau tidak Irene mulai berujar tentang masa lalunya. Mungkin sebagian orang akan berkata sudahi saja cerita masa lalu mu, hidup itu bukan hanya masa lalu. Lebih baik kamu melihat masa depanmu dan tinggalkan masa lalu mu. Padahal tanpa orang sadari jika masa depan dapet terjadi dari pelajaran yang kita alami di masa lalu

***

Terlahir menjadi cantik dan sempurna tak selamanya membuat hidup Bae Irene bahagia, karena memiliki wajah yang terlalu cantik Irene dianggap sulit digapai oleh para pria semasa sekolah. Bahkan para gadis saat itu menganggap Irene terlalu sombong dan juga jual mahal, segala hal yang terjadi pada Irene membuat gadis itu tidak bisa benar-benar bergaul dengan banyak orang. Bahkan sampai saat ini pun Irene tidak memiliki teman dekat selain manager Kang

"Korban bullying?" Satu pertanyaan dari Mino hanya di sambut sebuah senyuman dari Irene "Jinjja?---seorang Irene di bully?"

"Tidak usah berlebihan. Bukan aku yang dibully--- tapi aku yang membully mereka" ungkapan Irene kali ini justru membuat Mino semakin terkejut

"Rene"

"Hahaha--- lihatlah wajahmu no"

"Aishh"

"Aww--- sakit ih" adu Irene saat Mino dengan sengaja mencubit hidungnya gemas "makanya jangan bercanda"

"Suruh siapa kamu mudah sekali dibohongi" masih dengan menahan tawa dan juga memegangi perutnya Irene mulai menyandarkan bahu di kursi

"Jadi semua itu bohong?---"

"Aniya--- aku memang tidak pernah punya teman. Mereka pikir aku galak, sombong dan suka menindas. Terlebih setelah aku ikut pelatihan untuk menjadi artis--- kamu tahu bukan bagaimana interaksi kita sangat terbatas dengan orang luar"

Tidak pernah disangka jika Irene pada akhirnya akan menceritakan masa lalunya pada Mino. Bahkan orang tua Irene pun tidak tahu menahu tentang beratnya masa remaja putri mereka

"Bisa aku tanya sesuatu pada mu?" Dengan sedikit keraguan Irene menatap Mino dengan begitu intens, seolah menyalurkan rasa penasaran melalui tatapan matanya

Love Scenario (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang