19. Hadapi

123 17 12
                                    

Setelah hampir seharian Irene tidak membuka pintu, akhirnya Mino dengan terpaksa membuka paksa pintu kamar miliknya. Di sana di lihatnya Irene yang tengah duduk di tepi tempat tidur dengan mata sembab dan juga wajah yang terlihat pucat. Perlahan Mino mendekati Irene dan memeluk tubuh lemas wanitanya "Aku percaya padamu--- aku tahu kamu tidak akan melakukan hal yang buruk" sambil memeluk Irene Mino mengucapkan kata-kata yang dirasa mampu menyakinkan Irene

"Aku memukulnya No--- aku memang menamparnya" runtuh sudah pertahanan Irene, wanita itu kini menangis di pelukan Mino. Meluapkan segala hal yang berkecamuk di pikirannya

Mendengar pengakuan Irene membuat Mino melonggarkan pelukannya dan berusaha menatap mata Irene "kenapa?"

Mino sangat tahu sifat Irene, meskipun di luar terlihat dingin dan juga kejam. Nyatanya sang istri adalah wanita yang lemah lembut dan juga sensitif "aku mengenal kalian berdua--- aku tahu pasti Yerin melakukan sesuatu yang membuatmu memukulnya? Maaf sayang aku tidak bisa membenarkan tindakan mu. Tapi aku juga tidak akan menyalahkan mu, yang pasti aku akan selalu bersamamu" dengan pasti Mino mengecup kening Irene menyalurkan semangat dan juga dukungan pada sang istri

"Kamu belum makan seharian ini--- Lee Sajang memintamu ke kantor bukan? Lebih baik kamu makan dulu ok! Aku suapi tunggu di sini" Mino berdiri dari duduknya dan berjalan menuju dapur di mana tadi dia sudah memesankan makan siang untuk mereka semua

Mino kembali ke kamar dengan sebuah baki berisi makan siang dengan segelas air dan juga vitamin untuk Irene. Di letakannya baki tersebut di narkas samping tempat tidur. Perlahan Mino mulai menyuapi Irene dengan makanan yang ada, hingga tiga sendok setelahnya Irene berdiri dari duduknya dan berlari menuju kamar mandi

"Sayang kamu baik-baik saja?" Dengan panik Mino menghampiri irene dan membantu wanita itu

Setelah di rasa sudah lega Mino memapah Irene kembali ke tempat tidur "aku akan bilang Lee Sajang untuk mengundur pertemuan kalian" mendengar itu Irene langsung menggelengkan kepalanya meminta Mino untuk tidak melakukannya

"Tapi kamu sakit jangan di paksa!"

"Aku baik-baik aja No"

"Oke kamu bisa bertemu Lee Sajang setelah dokter memeriksa mu dan aku akan menemanimu" putus Mino yakin

***

Waktu yang sudah ditentukan untuk pertemuan Irene dengan Lee Sajang telah di atur dan saat ini Irene bersama manager Kang dan Mino sudah berada di depan pintu ruangan utama perusahaan ternama itu

"Selamat siang Lee Sajang" manager Kang membuka pintu ruangan tersebut dan di persilahkannya ketiga pemuda tersebut untuk masuk kedalam ruang kerja sang Presdir

Dengan yakin Mino terus menggenggam tangan Irene, seolah-olah memberinya kekuatan untuk menghadapi masalah yang baru terjadi

"Saya tidak akan basa-basi--- langsung saja ke inti permasalahannya" raut wajah Lee Sajang terlihat tidak begitu ramah dan nada suaranya pun terdengar menyimpan kekecewaan

Irene sadar dirinya telah mengecewakan pria paruh baya yang begitu dirinya hormati. Tanpa banyak bicara Irene hanya menundukkan kepalanya sambil meremas celana yang di kenakan

Menyadari ketakutan dan juga kekhawatiran Irene membuat Mino sebagai suami langsung menggenggam tangan Irene memberi sang wanita kekuatan untuk menghadapi masalah yang tengah menghadangnya

"Maaf menyela Lee Sajang--- saya tidak membela Irene, tapi sepertinya Irene memiliki alasan atas tindakan yang di ambilnya" mendengar pembelaan dari Mino membuat Irene menolehkan kepalanya dengan sedikit terkejut

"Apapun alasannya tindakan Irene sudah---"

"Apakah Lee Sajang akan diam saja jika orangtua anda dihina olah seseorang yang bahkan tidak mengenal anda"

Love Scenario (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang