love?

601 86 3
                                    

Ini hari ke 5 Sana dan yang lainnya latihan panah, Mina sama Nayeon sudah terlihat jelas kemajuannya. Sedangkan Sana masih bener-bener butuh banyak latihan padahal lomba panahannya tinggal 3 hari, itu yang Tzuyu bilang sebelumnya. Sana memang kurang mahir dibidang olahraga, ditambah sejak kecil Sana lebih fokus belajar sama papa-nya dibanding olahraga kaya gini. Dan disinilah Sana sekarang, ditempat latihan Tzuyu- berdua sama Tzuyu. Sebenarnya tadi ada Mina Nayeon Jeongyeon dan Chaeyoung tapi mereka pulang duluan sedangkan Jihyo tentu sibuk dengan tugasnya sebagai ketua osis sekaligus ketua pelaksana acara, sesuai apa yang Tzuyu bilang kalau Sana yang butuh banyak latihan. Sana seneng bukan main, itu artinya dia bisa berduaan lama sama Tzuyu

"tahan badan lo, supaya tetap tegak" tzuyu, yang sedari tadi memperhatikan Sana berjalan mendekat lalu membantu sana menahan busurnya

"gue kira panahan cuma perlu nembak-nembak aja, tapi ternyata se-ribet ini-huff" gerutu Sana, Tzuyu tersenyum kecil lalu berusaha terlihat datar kembali saat sana menatapnya

"kalau udah terbiasa pasti lebih enak, tangan lo gaakan se-kaku ini"

Sana memanyunkan bibirnya, lalu mengangkat tangannya tinggi-tinggi "semangat Sana!" Tzuyu tersenyum melihatnya

"nah gitu dong, senyum Tzuyu manis banget sering-sering senyum yaa!" sesaat setelah mendengar kata-kata Sana, Tzuyu kembali memasang wajah datarnya



"Tzu..." panggil Sana, kini ia selesai berlatih dan sedang duduk berdua dengan Tzuyu yang sibuk membaca buku nya, sebenarnya ia sudah harus pulang karena mama-nya mengatakan bahwa ia akan pergi menemui papanya selama 2 malam tapi berhubung sekarang hujan, ia malah terjebak di mansion Tzuyu

"Chou Tzuyu! Ga nengok kita pacaran ya" okay, ini ke...10 kalinya Sana memanggil Tzuyu, namun sang empunya tetap sibuk membaca bukunya

"apaan sih?"

"lo ga bosen apa? Daritadi baca buku mulu"

DUARRR

"AAAAA"

Suara petir yang keras dan tiba-tiba itu mengagetkan Sana, dia benar-benar takut setiap kali mendengar suara petir. Dengan badan yang bergetar sembari memejamkan matanya erat-erat ia memeluk Tzuyu yang ada disampingnya, membuat buku yang sedang Tzuyu

"lo apa-apaan sih?" saat hendak melepaskan diri dari pelukan Sana, petir kembali terdengar, sontak Sana mengeratkan pelukannya pada Tzuyu. Melihat Sana yang begitu ketakutan membuat Tzuyu sedikit bersimpati, ia memutuskan untuk membiarkan Sana memeluknya, lalu tangannya menepuk pelan punggung Sana, seolah berkata bahwa ia akan baik-baik saja

Setelah keadaan mulai tenang dan hujan pun tidak terdengar lagi, Sana memutuskan untuk segera pulang tentunya dia mengeluarkan handphonenya mencoba menghubungi Dahyun untuk menjemputnya. Baru saja Sana ingin menekan tombol telepon, handphonenya sudah terlebih dulu mati, sekarang Sana menyesal kenapa ia teledor tak memperhatikan battery hp nya

"gua mau keluar" ucap Tzuyu tiba-tiba, Sana menaikan alisnya bingung

"kali aja lo mau bareng" lanjut tzuyu sembari jalan ke garasi mobilnya sambil membawa jaketnya

"mau mau" dengan segara Sana mengikuti langkah lebar Tzuyu lalu masuk ke mobil dan duduk disamping kursi kemudi



Sepanjang jalan Sana hanya diam sambil memeluk badannya sendiri, wajar, karena baju yang Sana kenakan sekarang hanya kaos tipis dan celana jeans biasa. Ditambah sepanjang jalan masih terdengar samar-samar suara kilat

"pake nih" tanpa mengalihkan pandangannya, Tzuyu memberikan Sana jaket yang tadi ia bawa. Sebenarnya sedari tadi ia sesekali mencuri pandang kearah Sana

"makasih" Sana mengambil jaket yang Tzuyu berikan, lalu memakainya dari depan, ia baru sadar sedari tadi AC mobil tidak Tzuyu nyalakan, jaket yang Tzuyu bawa sejak tadi juga tidak ia kenakan

Sana mengalihkan pandangannya ke jalanan, sebenarnya ia sudah sampai didepan pintu masuk perumahannya, namun sedari tadi mobil yang ia tumpangi berhenti karena macet

"ga biasanya di sebelah sini macet, ada apa ya" kata Sana sambil mengedarkan pandangannya

"eh mau kemana?" Tanya Sana setelah melihat Tzuyu yang tiba-tiba turun dari mobil

"tunggu" Sana menganggukan kepalanya, melihat Tzuyu yang sepertinya ingin memastikan apa yang membuat jalanan mereka terhenti

Setelah jalan beberapa meter dari mobilnya, Tzuyu melihat keramaian orang disebuah rumah, ada beberapa polisi dan ambulance juga

"ada apa ya pak?" Tanya Tzuyu kepada seorang laki-laki tua disana

"ada pencurian- makan korban. Katanya sih 2 orang pencuri lainnya belum ketangkep" jawabnya

"yaampun, mana anak saya sendirian dirumah, haduhhh ngeri banget, saya pulang duluan ya pak bu" ucap seorang ibu-ibu yang tiba-tiba saja menguping pembicaraan Tzuyu dengan laki-laki tua itu

"oh gitu, makasih ya pak"

"sama-sama, kalau kamu sendiri dirumah jangan lupa kunci pintu, jendela dan lainnya ya" Tzuyu tersenyum mengangguk paham pada nasihat laki-laki tua tersebut sebelum akhirnya kembali ke mobil


"ada apa Tzu?" Tanya Sana begitu Tzuyu kembali duduk dikursi kemudinya, Tzuyu menatap Sana, ia melihat ada kekhawatiran dimata Sana

"ada perbaikan jalan didepan, kita lewat jalan lain aja" Sana mengangguk percaya

"nyokap bokap lo gaakan marah lo telat pulang? Tanya Tzuyu tiba-tiba

"engga... papa emang jarang dirumah, mama juga lagi jengukin papa ditempat kerjanya. Jadi aman"

"lo sendirian dirumah?" Sana ngangguk, lalu menatap Tzuyu

"cieee khawatir ya? Gue udah biasa kok dirumah, selama gaada petir..." sebenarnya Tzuyu penasaran kenapa Sana takut petir tapi daripada Sana makin geer ga jelas dia milih buat diem

"turun" tak terasa, mobil yang mereka tumpangi sudah sampai didepan rumah Sana

Sana memanyunkan bibirnya, lalu segera membuka seatbeltnya

"oh iya, tadi katanya mau sekalian keluar? Emang mau kemana?" Tanya Sana sebelum turun

"hmm?" Tzuyu menatap Sana bingung, sampai akhirnya ia teringat bahwa sebenarnya itu hanya alasannya saja karena tak tega melihat Sana yang kebingungan harus pulang naik apa

"beli makanan butter sama kaya" jawab Tzuyu singkat

"perasaan makanan mereka masih banyak deh tadi?" Tanya Sana bingung

"udah gelap, lo mau turun apa mau wawancara gua sampe pagi?" Sana terkekeh, ia segera turun dari mobil Tzuyu

"iya-iya. Makasih yaa" Seperti biasa, tanpa menjawab Tzuyu langsung melajukan mobilnya. Melihat itu Sana segera memasuki rumahnya untuk beristirahat



"pak, jagain rumah yang ini ya" ucap Tzuyu kepada seorang satpam sambil menunjuk rumah besar yang ada didepannya

"oh rumahnya neng Sana, siap. Kebetulan lagi banyak maling dek" Tzuyu mengangguk paham

"ada satu orang lagi ga pak? Buat jagain bagian depannya"

Pak satpam itu menggelengkan kepalanya

"gaada dek, pada jaga dikompleks lain"

"yaudah biar saya aja yang jaga didepan. Bapak jaga disini sampe pagi ya" Tzuyu mengeluarkan dompetnya, lalu memberi satpam itu sejumlah uang

"wah makasih dek" Tzuyu mengangguk, lalu segera masuk ke mobilnya

"eh dek, namanya siapa? Pacarnya neng Sana ya?" teriak bapak satpam yang sayangnya tidak Tzuyu dengar karena Tzuyu yang sudah terlebih dahulu

Tzuyu memakirkan mobilnya sedikit lebih jauh dari rumah Sana, namun tetap bisa memantau rumah Sana. Dia terdiam sambil menyenderkan badannya ke kursi kemudinya, menyadari apa yang baru saja ia lakukan

PHTGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang