scary stories

1.1K 130 1
                                    

Late at night, I told her scary stories in the dark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Late at night, I told her scary stories in the dark ... A ghost out behind you! Haha. What? That's not scary at all!

***

Jam di dinding udah nunjukin angka dua belas, tapi Echa masih berguling malas di atas sofa, perempuan itu lagi nungguin suaminya yang sibuk berkutat di dapur. Biasa, lapar tengah malam dan Echa kelewat malas buat bangun dari golerannya dan masakin buat Mark.

Dua cup mie instant dibawa oleh lelaki itu ke ruang tengah, di mana Echa udah nunggu dengan wajah jahil, udah nggak sabar pengen ngegodain suaminya yang biasanya paling anti masuk dapur buat masak.

Yaiyalah, masak telur aja nggak becus.

"Ayam bawang, kan?"

Kepala bermahkota helaian hitam kecoklatan tersebut mengangguk kecil, "Makasih sayangnya aku."

"Ya, sama-sama."

Keduanya duduk di sofa dengan pencahayaan yang bersumber dari laptop Mark yang belum sempat pria itu matikan. Ada grafik-grafik nggak jelas yang ngebuat Echa menggeleng pusing.

Nggak ngerti!

"Ay."

"Hm?"

Mark meletakkan cup mie-nya, kemudian menatap Echa yang masih sibuk menyesap kuah.

"Kemarin aku bilang kayak denger kran air kebuka sendiri, kan?"

"Iya."

Senyum jahil muncul di wajah Mark yang nggak disadari oleh Echa, "Tadi, tetangga bawah bilang ke aku, kalo emang ada yang sengaja gitu, iseng nyalain kran airlah, matiin stop kontaklah, macam-macam deh."

"Mark!"

"Aku serius!"

Raut wajahnya bertambah serius, Echa ngeletakin wadah mie ke atas meja, selimut yang tadinya tersampir ke sandaran sofa ditarik, seiring mendekatnya ia ke arah Mark.

"Tadi di dapur tuh kayak ada yang nemenin aku loh ay, ada yang iseng nyuci piring."

"Hah?"

"Iya."

"Ih, aneh, kok setannya rajin amat?"

Mata Mark mengerjap pelan, "Nggak gitu ayyyy!"

"Terus gimanaa? Kalo setannya rajin, mau cuci piring, yaudah nggak apa-apa, boleh deh tinggal di sini, sekalian pel sama nyapu ya."

Nggak lama setelah Echa ngomong gitu, lampu di ruang tengah tiba-tiba mati, seketika ia menjerit kencang, melompat ke pangkuan Mark yang tertawa.

"Iseng sih kamu."

"ASTAGA! MAAF, AKU NGGAK MAKSUD!"

Mark masih tertawa, tangannya melingkar erat di pinggang sang istri, mencegah agar tubuhnya nggak jatuh ke lantai.

"Jadi gimana? Masih mau nyuruh setannya tinggal?"

"NGGAK! ITU TUH BECANDA DOANG!"

Lagi, tawa Mark menggema. Istrinya cuma nggak tau penyebab lampu mati karena emang lagi ada pemadaman di apartemen mereka.

***

love isTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang