BAGIAN IX

0 0 0
                                    

PRANG

Mangkok yang mulanya berisi ramuan telah terlempar dengan kasar dan kini mendarat di lantai. Pelakunya sudah pasti raja vampir yang agung, Jung Jaehyun. Matanya berkilat merah, tangannya mengepal erat menahan emosi yang siap meluap. Emosi yang telah mereda kini tersulut kembali oleh berita yang dibawa Yugyeom. Di sini dirinya menderita karena kehilangan ratu yang hanya bisa ditemui dalam mimpi. Sedangkan anjing Kim itu telah menemukan matenya, bahkan mengumumkan pertunangannya. Sungguh tidak adil, pikirnya. Ratusan tahun hidupnya berada dalam kekosongan. Dan hanya bertumpu pada harapan yang kini juga telah terenggut. Bagaimana bisa hanya anjing itu yang mendapat akhir bahagia, sedangkan  dia mengalami kesedihan tiada akhir seperti ini. Sudah cukup dia menahan diri selama ini. Dia bersumpah, dia tidak akan membiarkan anjing itu menikmati kebahagiaannya dengan mudah di atas penderitaannya.

“Apakah seperti yang diramalkan, gadis itu keturunan tetua penyihir Park?”

“Benar, alpha Kim mengatakan bahwa kekasihnya berasal dari keluarga pengusaha Park, ayahnya bernama Park Chanyeol dan kakeknya bernama Park Jungsoo.”

“Kalau begitu bisa dipastikan bahwa gadis itu pemilik darah suci. Hm, menarik.” Jaehyun menarik sudut bibirnya ke atas membuat ketiga orang lainnya menatap curiga ke arahnya.

“Apa yang tuanku pikirkan?”

“Aku hanya ingin bermain dengan anjing Kim. Memanfaatkan fakta matenya pemilik darah suci, aku akan berpura-pura ingin merebutnya. Siapa tahu aku akan bisa mencicipinya. Bukankah darah suci sangat berguna bagi kaum kita?” Seringaian di bibir Jaehyun semakin lebar.

“Apakah tujuan anda adalah darah suci ataukah anda hanya ingin mengacaukan hidup alpha kim?”

“Aku ingin mengacaukan hidup anjing itu, tapi aku juga tidak akan menolak jika mendapatkan bonus darah suci.” Yugyeom ingin mengatakan keberatannya atas rencana sang raja, tapi niatnya terhenti saat tangannya digenggam oleh elder Kim. Menoleh, dia mendapati raut wajah yang ta terbaca dari elder Kim. Akhirnya Yugyeom menelan kembali perkataannya. Dia percaya elder Kim pasti memiliki rencana lain yang akan membuat rencana Jaehyun tidak sepenuhnya terwujud.
Tepat seperti yang dipikirkan Yugyeom, elder Kim memiliki rencana sendiri untuk ini. Meskipun rencana raja vampir bisa saja membuat peperangan terulang kembali. Dia akan memanfaatkan ini untuk menyelidiki kebenaran dibalik kematian sang calon ratu. Dia ingin mencari tahu rencana sesungguhnya elder Park dalam kehidupan calon ratu. Dia akan membiarkan Jaehyun menjalankan rencananya. Jika dirasa sang raja bertindak keterlaluan dia akan berusaha menghentikannya. Dia juga yakin Jaehyun tidak akan berbuat kelewat batas. Benar, selama Jaehyun bermain-main, dia akan mengumpulkan beberapa bukti yang mendukung dugaannya. Dia akan memastikan sang raja juga mendapatkan akhir yang bahagia.
Seolah mendapatkan lampu hijau, beberapa hari kemudian JH Corp. Yang dipimpin oleh Jaehyun telah mendapatkan undangan dari MG Corp. Dewi fortuna benar-benar berada di pihak Jaehyun. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Tidak sabar rasanya ingin bermain dengan anjing itu. bayangan Mingyu yang kelimpungan menjaga matenya menjadi mimpi indah Jaehyun setiap malamnya. Dia akan memerankan peran apik sebagai antagonis dalam hubungan Mingyu dan matenya. Dia akan memastikan hidup Mingyu kacau seperti kacaunya hidup yang dilaluinya selama ini. Sebenarnya dia tidak ingin membalas dendam pada Mingyu. Karena bagaimanapun dia mengerti bahwa Mingyu juga berada di keadaan yang sama dengan dirinya. Balas dendam ini dia tujukan pada elder Kim yang telah tiada. Semua penderitaan yang dilaluinya adalah karena pria tua bangka itu. Jadi dia tidak akan membuatnya tenang, bahkan setelah kematiannya. Dan Mingyu merupakan alat yang tepat untuk mewujudkan rencananya.
***

“Apakah tidak apa-apa kita mengundang raja vampir itu?”

“Meski sebenarnya aku ragu, tapi kurasa tidak apa-apa. Kita mengundangnya sebagai sesama pengusaha yang saling mengenal bukan sebagai musuh antara kaum werewolf dan vampir. Lagipula akan ada banyak manusia yang akan datang, aku yakin dia tidak akan berbuat ceroboh dan membuka rahasianya.”

Jiho memeluk Mingyu mencari kenyamanan. Dia menghirup aroma maskulin yang menguar dari tubuh Mingyu. Dia semakin mengeratkan pelukannya kala Mingyu mengusap pelan punggungnya. Sungguh, berada di pelukan Mingyu adalah hal ternyaman yang pernah dia rasakan. Rasanya dia tidak rela jika melepaskan pelukan ini. Mingyu hanya terkekeh menanggapi sikap Jiho yang sedang manja. Saat dia hendak melepaskan pelukannya Jiho merengek dan mengeratkan pelukannya. Dewi bulan, Mingyu benar-benar bersyukur dipertemukan dengan mate seperti Jiho. Jiho adalah wanita yang cantik, anggun, dan pintar. Namun di lain sisi dia juga bisa bersikap manja. Dan hal itu hanya ditunjukkan di depannya. Sebagai anak sulung, Jiho tentu tidak akan menunjukkan sisi manjanya pada sang adik. Justru sebaliknya dia akan mengayomi dan memanjakan sang adik. Bahkan segala kebutuhan Chaeyoung dialah yang mengurusnya semenjak kedua orang tuanya meninggal. Dia tidak ingin adiknya kekurangan kasih sayang jika dia membiarkan sang adik dalam asuhan pelayan.

“Kenapa sayangku sangat manja, hm ada apa?” Jiho memiringkan kepala menatap Mingyu dan memberikan senyuman cantiknya. Tangan yang mengalung cantik di leher Mingyu dieratkan guna mendekatkan wajah Mingyu pada wajahnya sebelum memberikan ciuman kupu-kupu di seluruh permukaan wajah Mingyu. Kening, kedua mata, kedua pipi, dan tak ketinggalan bibir yang dikecup lebih lama. Mingyu hanya bisa pasrah dan menikmati momen kebersamaannya dengan sang mate. Dia berdoa pada dewi bulan semoga kebersamaan mereka dapat berlangsung selamanya. Kebahagiaan yang terasa lengkap ingin Mingyu peluk lebih lama bahkan selamanya.  
Mentari pagi dengan malu-malu muncul dari ufuk timur, membuat sebagian makhluk hidup memulai kegiatannya. Namun, berbeda dengan para pelayan di kastel raja vampir yang telah sibuk menyiapkan sesuatu. Yugyeom yang baru saja keluar dari kamarnya menatap heran pemandangan yang ada di depannya. Memang biasanya pelayan disini memulai pekerjaan di pagi hari. Akan tetapi pekerjaan mereka adalah membersihkan kastel, membersihkan taman, dan juga memasak hidangan untuk sang raja dan seluruh penghuni kastel. Tapi kali ini berbeda, mereka terlihat mondar-mandir dan terlihat membawa beberapa setel pakaian dengan berbagai gaya dan warna. Tidak memusingkannya, Yugyeom berjalan menuju dapur untuk menuntaskan dahaga. Belum selesai melepas dahaga, dirinya dikagetkan dengan suara dari sosok di belakangnya.

“Apa yang terjadi disini, apakah akan ada suatu perayaan yang tidak kuketahui?”

“Tidak bisakah kau tidak mengagetkan orang, dan untuk pertanyaanmu aku juga tidak tahu.” Yugyeom berjalan meninggalkan Eunwoo yang tadi mengagetkannya. Eunwoo yang tidak tahu ingin apa pun berjalan mengikuti dari belakang. Tidak lupa senyuman kecil dia sematkan di bibir merah pucatnya. Apa yang baru saja dia dengar, mengagetkan orang Yugyeom bilang? Bahkan mereka bukanlah manusia, apa apaan itu.

“Lord Kim, lord Cha selamat pagi!”

“Selamat pagi elder Kim, apakah tidur anda nyenyak?” yugyeom membalas sapaan Elder Kim, sedangkan Eunwoo hanya menganggukkan kepala sembari tersenyum.

“iya, kemarin memang waktu yang sulit. Tapi saya cukup bersyukur mendapatkan malam yang damai.”

“Tentu, anda benar Elder Kim. Selama beruang pucat itu tidak mengamuk, aku yakin suasana kastel akan damai.”

“Jangan kau pikir aku tidak mendengar ucapanmu lord Cha.” Dari arah tangga terdengar suara sang penguasa yang menuruni anak tangga. Para pelayan segera menghentikan pekerjaan untuk menyambut sang raja sebelum dipersilahkan melakukan tugasnya kembali. Yugyeom mendengus geli melihat sang raja yang terlihat segar dan cerah seperti kemarin tidak mengamuk dan hampir menghancurkan kastel beserta isinya. Dia enggan memberikan sapaan hormat padanya. Dia melirik ke arah Eunwoo yang masih mempertahankan senyuman manisnya. Meskipun dia mengerti di balik senyuman itu tersimpan kekesalan yang besar seperti yang dia rasa. Sedangkan Elder Kim terlihat paling bersyukur dengan kehadiran sang raja. Terbukti dengan senyum kelegaan yang terpancar di wajahnya.

“Senang melihat anda sehat kembali seperti sediakala your majesty.”

“Terima kasih Elder Kim, aku sepenuhnya dalam kendali sekarang dan itu juga berkat dirimu.”

“Sudah menjadi tugas saya your majesty.”

“Iya, hanya kau yang mengemban tugas dengan baik. Tidak seperti yang lain yang bahkan sampai sekarang masih menyimpan kekesalan di hatinya.” Ucap sang raja sembari melirik ke arah dua teman karibnya.

“Bisakah kita berhenti melakukan basa basi pagi ini, aku tidak ingin mengingat kejadian kemarin. Jadi bisa tolong jelaskan apa maksud semua ini yang mulia?” Yugyeom bertanya dengan telunjuk mengarah pada para pelayan yang telah menyiapkan beberapa setel pakaian beserta aksesoris.

“Kau pasti tidak lupa dengan undangan dari kolega perusahaan kemarin. Dan ya, aku hanya sedang mempersiapkannya saja.”

“Berbagai macam suit juga aksesoris ini?”

“Tentu, aku harus menyiapkan semuanya dengan sempurna. Karena permainan akan segera dimulai.”  Senyuman licik terukir di bibir Jaehyun, sepertinya skenario dari rencananya berputar putar di pikirannya.

Beralih ke tempat kediaman alpha Kim. Penghuni rumah juga sedang mempersiapkan diri untuk menghadiri pesta pertunangan sang alpha dengan matenya . Jiho sedang mempersiapkan gaun yang akan dia dan adiknya pakai nanti malam. Dia juga menyiapkan setelan jas untuk sang tunangan beserta kedua temannya.

Chaeyoung memadu padankan aksesoris yang akan mempercantik penampilannya nanti. Dia adalah gadis yang menyukai pesta. Hampir setiap pesta yang digelar akan dihadiri olehnya. Maka dari itu dia sangat semangat mempersiapkan semuanya.

“Nona Park, kita akan menghadiri pesta pertunangan yang bertema nuansa formal. Jadi untuk apa nona memilih begitu banyak aksesoris seperti pesta dansa.”

“Junhoe ahjussi memang tidak tahu fashion, dalam suasana apa pun kita harus bisa menampilkan yang terbaik. Dan untuk aksesoris ini aku akan memilih mana yang cocok dengan nuansa formal. Aku tahu apa yang aku lakukan, jadi jangan membuat aku mengikuti ahjussi yang kuno.” Chaeyoung melangkah pergi dengan gaun dan aksesoris yang dipilihnya meninggalkan Junhoe dengan wajah kesalnya. Jiho dan Jungkook yang sedari tadi diam mendengarkan menahan geli melihat ekspresi kesal Junhoe. Sedikit banyaknya Jungkook mensyukuri kehadiran Chaeyoung. Gadis itu mampu membuat Junhoe yang biasanya berwajah datar menjadi lebih ekspresif. Meskipun gadis tersebut juga menyebalkan terkadang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Golden RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang