Katakanlah pikiran Irene sedang semrawut, katakanlah Irene bodoh, arghhh bahkan Irene pun tak tau mengapa kakinya harus melangkah kesini. Gabbia malam ini lumayan ramai, ini bukan weekend bukan pula hari dimana Mino mengadakan konsernya tetapi rasanya Gabbia tak pernah sepi pengunjung. Kata Seulgi memang Gabbia sekarang tengah melejit namanya, ada sedikit campur tangan Mino disana. Bagaimana tidak? Saat Mino mengadakan konser disini tiket selalu habis padahal baru dibuka. Mino menjadi topic panas dikalangan anak-anak muda belakangan ini.
Sambil menyesap beer Irene terus mengutuk dirinya, dia terus-terusan bergumam dan mempertanyakan apa yang ada dipikirannya sekarang ini sampai-sampai dia harus ada disini.
"Gue gak salah liat?" ucap seseorang mendekat ke arah Irene. Mino, matanya berbinar sekarang tengah duduk disebelah Irene.
Irene tersedak beer yang tengah ia minum, beer tersebut masuk ke dalam hidungnya dan terasa perih. Mino refleks mendekat, menepuk-nepuk punggung Irene yang tengah terbatuk-batuk. Mino meminta segelas air putih untuk Irene, mata Irene berair seketika dia menatap Mino.
"Gak lucu kalo gue mati karena minum beer!" omel Irene kemudian setelah membaik keadaannya.
Mino terkekeh "Abisnya gue juga kaget, lo kenapa ada di Gabbia? Udah gitu sendirian, aneh aja." katanya kemudian dia memesan whiskey pada bartender.
"Suntuk." Jawab Irene sekenanya, kemudian dia menatap orang-orang yang berada di hadapannya.
"Bang Suho?"
"Skripsian, olah data."
Mulut Mino membulat, dia sedang berpikir dia harus menjawab apa setelah jawaban Irene ini. Karena Mino tak kunjung berbicara, Irene pun menatap Mino.
"Lo sendiri?" tanyanya face to face.
Mino masih meminum whiskey yang membuat tenggorokannya terasa terbakar tersebut "Iya kebetulan."
Irene berpikir lagi "Hmm, Hana?" tanyanya ragu.
Sebuah senyum miring tercetak di wajah Mino, terlihat jelas walau di keadaan remang-remang "Udah putus." Jawab Mino santai.
Jelas Irene kaget "Hell no! it's just fucking a week?" suara Irene rada meninggi, membuat Mino terkekeh pelan. Ya orang gila mana coba yang kaya Mino.
"Ternyata gak cocok." Enteng banget mulut lo Mino.
Irene cuma bisa geleng kepala aja, dia kemudian meminta segelas whiskey kepada bartender. Entah mengapa Irene merasa sedikit lega mendengarnya kaya ada bagian dari diri Irene lepas gitu loh. Hadeh, Irene sampe geleng kepala dengan pikirannya tersebut.
Kepala Irene sakit, dia mengaduh kesakitan saat membuka matanya. Matahari sudah meninggi, Irene bangkit ini kamarnya dia masih memakai baju semalam. Irene benar-benar gak inget apapun, yang dia inget semalam dia mabuk berat dan... matanya seketika melotot.
Dengan cepat Irene bangun dan turun kebawah mencari orang rumahnya, dia mendapati Eunwoo yang hari ini libur kuliah lagi duduk di sofa ruang keluarga sambil makan buah dan nonton tv, Irene mendekat ke adiknya.
Mata Irene memelas, otaknya masih terus mencoba menyangkal "Eunwoo, semalem kakak pulang sendiri kan? naik gojek?"
Eunwoo heran, dia melengos lalu menjawab "Sama Bang Mino." Itu bukan jawaban yang ingin Irene dengar.
Irene langsung terduduk lemas, dia langsung menutup wajahnya dan menghentak-hentakkan kakinya. Irene benar-benar pusing, dalam keadaan seperti ini dia pengen lenyap dari bumi aja.
Pesan layanan masyarakat, MAKANYA JANGAN MABOK!
****
"Lo mau ikut ke rumah singgah gak minggu ini?" ajak Sehun pada Irene setelah matkul mereka selesai. Di matkul manajemen keuangan ini Irene cuma bareng sama Sehun, yang lainnya kaya Wendy, Seulgi, dan Chanyeol pada misah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Exception ● Minrene [Mino × Irene]
FanfictionIrene alergi komitmen! 🌻🌻🌻 "Gue gak bisa Gi, gue gak bisa komitmen lo tau kan? Gue juga takut buat nikah." Kata Irene pada Seulgi. Seulgi menatap Irene "Lo boleh aja bilang gak bisa komitmen, tapi gue yakin nantinya akan ada orang yang bikin lo...