sendusta

𝒔𝒆𝒏𝒅𝒖𝒔𝒕𝒂.....

"I-iya bang, maaf" jawab Cakra, "Ck, kamu tuh kebiasaan diem aja kalo dipukul, lawan Cakra, nanti kalo jantung kamu kumat lagi gimana, kamu mau emangnya dirawat terus di rumah sakit?" Jelas Mario.

Tanggapan tidak menyetujui dari Cakra dia menggelengkan kepalanya, "Engga, aku gamau lagi masuk rumah sakit".

Sebelumnya, Cakra mengidap penyakit jantung lemah, penyakit nya itu sudah hampir 10 tahun. Jadi kalau Cakra kelelahan atau mulai nyeri pada dadanya, tandanya jantung nya sedang kumat.

"Yaudah, nih ya mumpung papa lagi ke kantor, kita beli makanan diluar yuk" ajak Mario. "Emang boleh bang? Ntar ketahuan papa gimana, kan papa pasang pelacak di handphone" ujar Cakra.

"Itu mah gampang, kita matiin aja handphone nya terus gausah bawa, yuk ah Abang juga laper nih". Ide dari Mario.
"Hm yaudah deh" pasrah nya Cakra.

Sudah hampir 3 jam mereka pergi dari rumah untuk makan, tapi belum kunjung pulang. Haron yang mengetahui mereka pergi keluar merasa cemas, karena belum pulang, mana mereka pergi diam-diam tanpa sepengetahuan satpam rumah, bisa-bisa di cepuin nanti ke papa.

"Duh, ni dua anak kapan pulang nya anjir, ntar yang kena gue, apa gue telpon aja kali? Telpon deh". Saat hendak menelpon saudara yang satunya ini, Haron melihat handphone nya Mario terletak di sofa ruang tamu.

kalian tau apa yang di rasakan oleh Haron?, Ya betul, Haron tengah panik gegara kedua saudara nya ini. Batin Haron "mati gue...."

"Papa pulang kantor jam berapa ya, duh anjir, nyusahin hidup gue goblok" Hampir 6 menitan Haron mondar-mandir mikirin caranya, tapi nihil otaknya lagi tidak konsen. "Plis lo berdua cepat pulang, please please please...."

Baru saja berbicara seperti itu, Mario dan Cakra tiba di rumah sambil mengendap-endap, takut ketahuan.

"Haron.." dengan nada suara yang pelan. "anj lo bang- ". "Sstttt pelan-pelan goblok, ntar ketahuan gimana". Ujar Mario. "Iya-iya udah nih ah, Lo sih bang" nyinyir Haron.

*Ting!!

Bell berbunyi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Haii boleh bantu vote? Thank youu 🥰