Perjalanan kurang lebih 7-8 jam dari Indonesia menuju Korea selatan. Namira masih kebingungan kenapa mendadak ibu mertua nya mengajak ke Korea Selatan. Sepanjang perjalanan Ibu Damar tak berkata hal yang aneh. Semua berjalan seperti biasa nya. Apakah mungkin Damar akan memberi kejutan untuk Namira.
Begitu sampai di Korea,Ibu Damar mengajak Namira untuk makan di sebuah restoran.
"Kita makan dulu ya,sebelum pulang ke rumah mama"kata Ibu Damar. Namira hanya mengangguk saja,menuruti apa yang di katakan Ibu Damar.Setelah makan Namira dan Ibu Damar pulang ke rumah Ibu Damar. Saat itu di Korea pukul 3 dini hari. Ini pertama kali nya Namira berada di luar negeri tanpa di dampingi keluarga nya. Sebetulnya Namira pernah pergi ke luar negeri yaitu Singapura untuk menyaksikan konser BTS tapi saat itu dia pergi bersama kakak ipar dan para keponakan.
" Sayang ini kamar kamu,,istirahat ya besok pagi kita samperin Damar" ucap Ibu Damar sambil menunjukan kamar untuk Namira beristirahat.
" Istirahat disini ya,,ini kamar nya Damar. kalo kamu ada perlu sesuatu jangan sungkan ya,,panggil saja mama atau asisten rumah tangga yang ada di sini" ucap Ibu Damar.
" Iya Ma,," ucap Namira.
" Ya sudah Mama juga mau istirahat dulu ya,,Mama juga cape " ucap Ibu Damar.Ibu Damar sudah pergi ke kamar nya,kini tinggalah Namira sendiri. Namira melihat seisi kamar. Kamar yang cukup besar dan sangat tertata rapih. Bukan nya istirahat Namira malah mengelilingi kamar Damar melihat-lihat isi nya. Di sisi tempat tidur ada foto Damar bersama orang tua dan kedua adik nya. Di sana juga ada foto Damar saat kecil. Banyak koleksi buku di lemari tanpa kaca. Baju-baju dalam lemari pun tersusun sangat rapi menurut warna.
' waw..kamar anak laki-laki bisa serapi ini dan sedetail ini' ucap Namira sendiri.
' ada apa ya sebenernya' pikir Namira sambil merebahkan badan nya di atas ranjang.Suara ketukan pintu membangunkan Namira. Semalam Namira ketiduran hingga lupa untuk membersihkan diri
Namira membuka mata dan segera berjalan membuka pintu,ternyata yang mengetuk pintu kamar Namira adalah asisten rumah tangga Ibu Damar. Dia.memberi tahu agar Namira segera bersiap- siap dan turun ke bawah untuk sarapan. Namira pun segera mandi dan langsung turun ke bawah untuk sarapan.
" Hallo sayang tidur nya nyenyak?" Tanya Ibu Damar.
" Iya Ma" ucap Namira.
" Sehabis sarapan kamu ikut Mama ya,kita ketemu sama Damar" ucap Ibu Damar lagi.
Kali ini Namira hanya mengangguk saja.Selesai sarapan Namira dan Ibu Damar pergi ke sebuah tempat. Sepanjang perjalanan tak ada perbincangan. Ibu Damar terdiam begitu pun juga Namira, Namira hanya melihat pemandangan Korea dari kaca jendela mobil.
Mobil Ibu Damar memasuki kawasan rumah sakit. Namira menjadi kebingungan,kenapa harus ke rumah sakit.
" Ayo kita turun" ajak Ibu Damar.
" Kok kita kesini Ma?" Tanya Namira penasaran.
" Nanti kamu tahu sendiri jawaban nya" ucap Ibu Damar.
Hati Namira menjadi tak karuan,pikiran buruk kini berkecamuk di hati Namira. Namira mengikuti Ibu Damar dari belakang. Hati Namira sudah merasa tidak enak. Pasti ada hal buruk terjadi pada Damar pikir nya.
Ibu Damar masuk ke sebuah ruangan di rumah sakit itu dan ternyata benar di sana ada Damar yang sedang terbaring di atas ranjang dan di lengkapi alat- alat medis. Air mata Namira langsung tumpah saat itu juga.
"Ma..kenapa Mama gak bilang ini dari awal?" Ucap Namira pada Ibu Damar.
" Maafin Mama Nak,,Mama gak sanggup bilang nya. Damar kecelakaan 2 hari yang lalu" jelas Ibu Damar.
Tak ada kata lagi yang terucap dari bibir Namira,hanya air mata yang terus mengalir dari mata nya. Hati Namira hancur pernikahan yang sudah ada di depan mata harus di tunda karena keadaan Damar. Ibu Damar memeluk Namira yang masih terus menangis. Ibu Damar pun tak berkata apa pun,dia membiarkan Namira meluapkan emosi. Hampir satu jam Namira terdiam melihat kondisi Damar. Namira berharap ini hanya sebuah mimpi dan dia bisa bangun kembali tapi ini adalah kenyataan nya. Kenyataan pahit yang harus Namira terima. Dokter pun tidak dapat memprediksi kapan Damar akan bangun dari koma nya. Dokter pun berharap akan ada keajaiban untuk kesembuhan Damar. Namira yang duduk di sebelah ranjang Damar hanya terdiam dan menangis sambil memegang tangan Damar yang tak bergerak. Mata sembab nya memandang wajah Damar yang sangat damai.