2. Cella dan Jio

1.7K 260 4
                                    

"Bisa nggak, Cell?"

Cella ngegaruk keningnya, natap satu persatu anggota mading yang fokus ke dia.

"Bisa sih ..."

"OKE! Archery club aman yak, di handle Cella, next tim basket."

Cella rasanya pengen marahin Kak Dery yang seenaknya mutusin padahal dia belum selesai ngomong, Kak Nava yang duduk di depannya ngelempar tatapan bersalah yang dia bales senyum kecil.

Sebenernya nggak apa-apa kok dia ngewawancarain ace tim panahan yang bakal jadi topik utama dalam majalah minggu ini, yang jadi masalah adalah ngewawancarain Jio sama aja dia ngewawancarain diri sendiri karena cowok itu pasti bakal nanya dia juga buat jawabin semua pertanyaannya.

Dia ngehela napas panjang, kembali fokus ke rapat proker yang sedang berlangsung.

***

"Halo buketu!"

Dia mengdengkus, nggak peduli sama cowok yang udah ngekorin langkahnya ke perpus.

"Kantin yuk."

"Masih kenyang, Jioooo. Minggir ih, aku mau ke perpus."

"Temenin akuuuu."

"Enggak mauuuuu."

Jio nggak nyerah, dia tetap ngikutin Cella ke dalam perpus, ngambil asal satu buku dan duduk di depan gadis itu.

"Buketu ..."

"CELLA! AR CEL LI A!"

"Cella, pelankan suaranya."

"Maaf ibuuu."

Dia melotot galak ke Jio yang udah ketawa , wajahnya ditutupin buku paket matematika.

"Mending kamu keluar deh, latihan kek apa kek, jangan ganggu aku terus, Jioooo."

"Udah latihan tadi."

"Yaudah kemana gituuu, kayak nggak punya kehidupan lain aja sih."

"Males ah," dia ngerebahin kepalanya ke atas meja beralas buku, Cella ngehela napas panjang, merhatiin temennya yang udah merem.

"Jio jangan boboan di perpus, ke UKS aja sih."

"Kamu kan di sini, ngapain ke UKS."

"Soalnya kamu boboan."

"Ya biarin aja, nggak ada yang liat kok ini."

"JIO IH!"

"Cella ..."

Gadis itu menggeram rendah, kembali naro buku geografinya ke rak sebelum narik tangan Jio buat keluar.

Di belakangnya, Jio ngekor dengan senyum tertahan, emang paling seru tuh gangguin Cella sampe emosi, soalnya wajah emosi gadis itu lucu banget.

"Kamu harus bayar aku."

"Iya nanti aku traktir."

"Enggak, aku nggak mau traktir," katanya.

"Terus apa?"

Langkahnya terhenti, ngebuat Jio nyaris nabrak punggungnya, "Bilang dong kalo ada lampu merah, hampir nabrak nih."

"Bodo. Kamu harus mau aku wawancarain."

"Oh, kirain apa."

"Tapi kamu yang jawab sendiri."

"Iyaaaa, ayo ke kantin buruan, udah laper."

"JIOOOOO!"

***

Bilangnya sih tadi mau diwawancarain dan bakal ngejawab sendiri. Tapi kenyataannya, di sinilah Cella sekarang, duduk di karpet kamar Jio yang tebal dengan televisi menyala yang nampilin game sepak bola yang nggak dia mengerti.

philocalyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang