5. Well

1.2K 215 12
                                    

Cella lagi nemenin dua adeknya main di teras pas kepala Jio muncul di pagar setinggi pinggang yang jadi penghubung rumah mereka, anak itu melompat dengan mudah hingga duduk di samping Cella, memangku Raja—adek cowoknya Cella.

"Buketu."

"Cella."

Jio terkikik tanpa suara, "Cellooo."

Cella menoleh dengan tatapan sinis, kedua adeknya udah dibebasin buat main di taman, masih dalam pengawasan Cella, soalnya mama lagi masak dan beliau minta dia buat jagain adeknya bentar.

"Temenin yuk."

"Kemana?"

"Beli makan buat Wortel."

Sejujurnya Cella benci banget, kenapa sih Jio harus namain kura-kura yang dia kasih sebagai hadiah ulang tahun kelima belas dengan nama Wortel?

Like ... dari sekian banyak nama estetik, kenapa gitu harus wortel? Kenapa?

Alasannya sih bahasa inggrisnya kura-kura itu turtle buat lebih mudah, sebut saja wortel, tapi bagi Cella, itu nggak masuk akal.

"Gojek aja sih."

"Temenin lah."

"Disuruh jagain Raja Ratu sama mama."

"Aku izinin ke mama."

Tanpa nunggu persetujuan Cella, Jio udah masuk ke rumah dengan teriakan memanggil mamanya Cella, sementara si sulung dengan sepasang adek kembar cuma ngehela napas, capek banget tetanggaan sama Jio.

***

"Belinya di tukang ayam depan kan?" Cella nanya pas Jio udah dapetin izin buat ngajak dia keluar.

"Iya, yang deket tukang galon, kata bunda di situ ayamnya murah."

Cella ngangguk doang, tudung jaketnya dipake buat ngehindarin panas matahari yang udah bergulir ke ufuk barat, sementara Jio berjalan di sampingnya, mengoceh tentang kejuaraan nasional yang akan berlangsung sebentar lagi, jadi dia harus intens berlatih buat lolos kualifikasi.

"Kalo aku lolos kejurnas, kamu harus nonton!"

"Dih!?" Cella berseru protes, "Kok maksa!?"

"Kamu nggak pernah liat aku tanding soalnya."

"Aku benci olahraga!"

"Tapi ini di indoor, bukan outdoor!"

"Sama aja. Nanti sesak, banyak orang, sumpek, keringetan, intinya aku nggak mau!"

Cewek itu berjalan mendahului Jio yang masih protes, soalnya sejak menekuni panahan, Cella sama sekali belum pernah melihatnya bertanding, padahal dia pengen pamer ke temennya itu kalo dia punya sesuatu yang bisa dibanggakan.

"IH RUJAK!"

Langkahnya melipir ke gerobak rujak yang mangkal di sisi jalan, memesan satu porsi untuk dirinya sendiri karena Jio nggak bisa makan pedes.

"Kamu duluan aja, ntar aku nyusul."

"Aku tungguin aja."

Mereka duduk di trotoar, dengan Cella yang asyik makan rujak sementara Jio nungguin sambil mainin ranting kering yang ia temukan.

"Cell."

"Aa?"

"Kamu betah di mading?"

Potongan nanasnya ditelan terlebih dulu sebelum ngangguk excited, "Kak Nana sama Kak Chantika baiiiiik banget, mereka suka jajanin aku, bantuin aku ngerjain PR, terus Kak Jay juga suka beliin boba, kak Dery walaupun jail tapi kalo rapat tuh beeeehhh wibawanya!"

philocalyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang