16. Navameera

840 164 6
                                    

Pascaproduksi selalu bikin Nava mumet, soalnya dia yang ngerjain semuanya mulai dari editing, koreksi warna, background music sampe animation effect pun jadi tugasnya.

Bukannya ngeluh, dia suka kok, dia bener-bener enjoy ngerjain ini semua, apalagi banyak banget yang harus mereka siapkan setelah base Neo School diluncurkan dan tawaran paid promo pelan-pelan mulai masuk.

Dia juga bersyukur karena ide-ide brilian Chantika menyelamatkan mereka dari ancaman tutup, walaupun dia harus kerja ekstra karena di sisi lain, mading juga masih buka pre-order cupcakes sementara Chantika mulai sibuk di OSIS buat persiapan Sync-fest angkatan mereka yang akan berlangsung beberapa bulan lagi.

"Masih banyak kah, Na?"

Beruntung, di Mading ini dia nggak cuma kerja sendiri, ada banyak orang yang siap bantuin dia meskipun ngasih moral support doang.

"Dikit lagi kok."

Iya, dia emang lagi ngedit versi digital Eureka yang akan terbit lusa dengan topik utama kemenangan tim Basket putra dibabak penyisihan grup Liga Bola Basket Piala Gubernur, yang mana merupakan salah satu event terbesar dan bergengsi di kota mereka.

"Target mereka juara, kan? Keren deh."

Nana nggak jawab, tangannya fokus mengedit foto anak basket yang tertangkap kamera reporter.

"Jeno masih sering gangguin lu nggak?"

"Udah capek kayaknya."

Intensitas ketemunya dia sama Jeno emang menurun drastis, cowok itu fokus pada kompetisi juga sedangkan Nava nggak peduli, mau cowok itu jungkir balik sekalipun, bukan urusan Nava.

"Mau dateng nggak kalo mereka masuk final?"

Nava menekan tombol enter dengan sedikit keras, mendorong kursinya ke belakang, sebelum natap Jay dengan kepala menggeleng tegas.

"Nggak."

Jay terkekeh pelan, tangannya memutar kunci ruang Mading sambil nungguin Nava selesai membereskan barang-barangnya.

Ribut-ribut di luar bikin mereka melongokkan kepala dari balik tirai jendela, bus sekolah diiringi beberapa mobil dan motor masuk memenuhi parkiran, keduanya bertatapan, Jay yang lebih dulu mengulas senyum kecil.

"Well, wajar mereka disambut begitu nggak sih?"

Bola mata Nava berotasi malas, tim basket dengan segala hak istimewa yang diberikan oleh sekolah.

***

"Mungkin itu aja evaluasi dari saya, kita ketemu besok untuk latihan pagi dan siangnya saya, Jeno, Sena juga Eric akan memantau pertandingan untuk mengetahuin lawan kita."

"Siap coach!"

"Jeno mungkin mau bilang sesuatu?"

Cowok itu narik napas panjang, natap wajah temen-temennya yang udah keliatan capek, "Hari ini kita emang menang. Tapi, dengan susah payah, gue paham kok kalo awal emang selalu nggak mudah. Gue harap, besok-besok kita nggak gini, ya? Jangan sekalipun ngeremehin lawan."

"Siap capt!"

Tangan-tangan mereka disatukan ke depan, bertumpuk dalam satu lingkaran.

"Neo Stars!"

"BISA! BISA! BISA JUARA!"

Nava dan Jay keluar dari gedung sekolah persis ketika anak-anak basket membubarkan diri, Jay rencananya mau anterin Nava tapi sayangnya dia harus jemput adeknya pulang les.

"Gue tungguin sampe dapet bus."

"Nggak usah anjir, kasian adek lu."

"Nav."

philocalyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang