🥀 - they call it F̶e̶l̶i̶x̶ Flynn

270 76 13
                                    

cek 2 part diatas yaq, yang kemaren sempet ditarik lagi.















Hari semakin larut, sementara perjalanan Felix menggapai tujuannya pasti takkan cepat berakhir.

Setelah melewati dua hutan belantara, Felix memasuki hutan ketiga dimana hutan ini lebih terasa lembab dan gelap.

Suara gemerincik air menemaninya sepanjang jalan. Hanya itu yang dapat terdengar sejauh sinyal yang mampu ditangkap rungunya.

Mungkin ada suara lain, seperti angin yang sesekali berembus kencang menerbangkan ranting kering dan dedaunan.

grskk

Spiral merah pria itu tertoleh gesit ke arah sumber suara tepat di belakang tubuhnya.

Dia memandang lamat semak belukar yang sempat bergerak-gerak. Namun akal logisnya mengatakan itu hanya digerakkan angin.

Benar juga, karena sekarang anginnya cukup kencang.

Felix menata langkahnya kembali lurus kedepan, tapi lagi-lagi hal janggal ia rasakan ketika sebuah bayangan seseorang seperti berkelebatan di belakangnya.

Dia menoleh untuk kedua kali, memunculkan cahaya merah netranya bersama taring yang sengaja ia tampakkan dengan maksud menghalau makhluk jahil yang mengerjainya.

Nihil.

Tidak ada siapapun. Padahal rungkah gerak tadi terasa amat dekat.

Sembari meredam kesal, Felix kembali berjalan dengan tempo langkah lebih cepat.

"Xixixixixixi."

Suara cekikikan geli yang kini terdengar berselingan dengan geram seolah benar-benar ingin mencuri perhatian Felix.

Namun kini Felix dapat merasakan aroma lain selain udara kosong dan tanah yang basah. Pria itu memilih berpijak diam dan membiarkan sampai tawa itu berhenti.

Ia telah melihat sekilas pantulan raga selain dirinya diatas genangan air, berkelebat cepat di belakang tubuhnya, membuat Felix yakin ada sosok lain selain dirinya.

Dan dia merasa dipermainkan.

Felix menundukan kepalanya, lalu sedikit menoleh ke samping, ekor matanya nampak mengintai sesuatu dibarengi tangan berkuku runcingnya yang bersiap untuk menjebak.

"AGH!! Ampun ... Ampuni aku, tolong!!" pekik sesosok makhluk bertubuh kerdil setelah Felix berhasil menangkapnya dengan cara mencengkram kepalanya.

"Maafkan aku, Yang Mulia. Tapi tolong lepaskan tanganmu yang penuh kuku itu, itu ... Sangat menyakitkan!!"

Felix menghempas kepala makhluk itu ke tanah. "Katakan sejak kapan kau mengikutiku dan apa tujuanmu!"

Setelah sejenak mengatur bintang-bintang yang mengitari kepalanya, makhluk itu bangkit dan merapihkan diri.

"Salam, Yang Mulia. Aku Troll. Dari desa para troll. Lalu ... Kau adalah putra mahkota kerajaan Gustavo, benar?"

"Untuk apa kau bertanya jika sudah tahu jawabannya," balas Felix tak acuh sembari berlalu pergi.

Troll itu berlari, menyetarakan langkah Felix dengan berjalan diatas akar-akar pohon. "Untuk apa kau datang kesini, Pangeran?"

"Bukan urusanmu."

"Ini sangat jauh dengan negri para vampir. Kau telah melewati perbatasan, tapi ..."

"TAPI apa kau benar-benar berasal dari dinasti vampir?" Dagu pendek Troll tertekuk ke dalam, menelisik penuh rasa penasaran. "Benarkah??"

𝐔𝐍𝐃𝐄𝐀𝐃 ࿐ྂ。• chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang