Hari ini aku putuskan untuk berangkat bekerja setelah satu hari izin sakit.
Rasanya tiba-tiba malas ke kantor sebenarnya. :(
Aku mendadak canggung ketika bertemu Direktur Lee karena kemarin malam datang ke rumah. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku tanyakan. Seberapa jauh kakakku membicarakan sesuatu dengannya saat aku belum hadir diantara mereka. Apa yang telah mereka bicarakan yah?
Aku hanya takut kakakku berbicara yang aneh-aneh.
Aku berusaha bersikap seperti biasanya saja. Tapi mencoba untuk mengurangi interaksi dengannya saja.
Tapi.. Dia menghampiriku saat ini, padahal ini masih pagikan. Aku berusaha untuk tetap tersenyum sembari menatapnya.
"Ada yang bisa saya bantu Direktur Lee?" Ucapku padanya. Hmm, dia sangat tampan seperti biasa. Kadar ketampanannya bahkan tak pernah berkurang walau usianya bertambah. Dia seumuranku, aku sedikit malu karena ternyata aku 1 bulan lebih tua darinya. Di usia matang seperti ini, dia sudah sukses dengan karir di pekerjaannya.
"Syukurlah kamu sudah masuk hari ini. Aku senang." Ucapnya sembari memberikan senyuman eye smile andalannya. Sangat manis. Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku saja dan tersenyum kecil.
Tok tok tok
Aku mengetuk ruangan Direktur Lee, aku masuk setelah suara Direktur Lee terdengar. Aku menghampirinya untuk mengingatkannya makan siang. Karena dia suka lupa waktu.
"Direktur Lee mau makan siang apa hari ini? Biar aku siapkan."
"Apa saja." Jawabnya singkat. Paling menyebalkan kala dia menjawab seperti itu tanpa sadar aku mengerucutkan bibirku dan Direktur Lee menyadarinya. Bodohnya aku.
"Bukankah juga begitu. Aku tidak pernah menolak apapun yang kamu sajikan Sekretaris Huang." Ucapnya diakhiri senyuman manis darinya. Membuatku luluh saja.
"Baiklah. Tunggu sebentar."
Sekitar 20 menit kemudian aku datang sambil membawa makan siangnya. Aku menyediakannya di meja yang biasa digunakan ketika ada tamu datang.
Aku menghampiri Direktur Lee kembali "Makanannya sudah siap Direktur Lee. Saya pamit." Akupun undur diri dari hadapannya.
"Makanlah bersama di sini Sekretaris Huang." Aku menolehkan pandanganku lagi padanya. Aku bingung mau menolak. Kalau menolak ajakannya. Dia pasti mengira aku sedang menghindarinya lagi.
Akhirnya aku putuskan untuk duduk di sofa yang di hadapannya sudah ada makanan.
Kami makan bersama dalam diam. Aku menyantap makananku dengan penuh suka cita. Direktur Lee pun sama. Sampai tak sengaja pendangan kami bertemu tiba-tiba. Padahal tadikan aku sudah senormal mungkin untuk tidak terjadi hal itu. Aku hampir tersedak karena kaget lalu mengambil air putih dan meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretty Secretary
FanfictionHanya sekedar cerita antara Huang Renjun sang sekretaris dari seorang Direktur Muda yang juga seusianya bernama Lee Jeno. Ah, ternyata mereka dulu satu sekolah, tapi tidak akrab. Namun, Renjun mengenal Jeno tapi tidak tahu dengan Jeno, sepertinya ti...