Hanya sekedar cerita antara Huang Renjun sang sekretaris dari seorang Direktur Muda yang juga seusianya bernama Lee Jeno. Ah, ternyata mereka dulu satu sekolah, tapi tidak akrab. Namun, Renjun mengenal Jeno tapi tidak tahu dengan Jeno, sepertinya ti...
"Direktur Lee." Ucapku pelan sembari masuk ke dalam ruangannya. Seperti biasa, Ia akan terus bekerja tanpa tahu waktu. Sekarang sudah pukul 9 malam. Sampai kapan aku harus menunggu?
"Aku pamit pulang duluan. Apa Direktur Lee masih akan lama di sini?" Tanyaku padanya. Lalu dia melihat ke arah jam tangannya.
"Kita pulang sekarang." Ucapnya sembari menutup laptopnya dan mengambil jas nya untuk dikenakan kembali kemudian menuju ke arahku.
"Aku pulang sendiri saja, masih ada kendaraan umum di jam segini. Direktur Lee bisa langsung pulang ke rumah saja." Ucapku padanya. Aku hanya agak sungkan jika atasanku yang mengantar langsung sampai rumah. Hanya takut dikira yang tidak-tidak oleh kakakku. Karena dia suka berpikir mengada-ngada. Aku malas meladeni kakakku yang banyak tanya tentang Direktur Lee. Awal-awal bekerja di sini kakakku tidak pernah bertanya apapun seputar pekerjaanku. Tapi akhir-akhir ini suka sekali kepo!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sekretaris Huang!" Aku menoleh segera ke arah Direktur Lee.
"Ya?" Tanyaku singkat padanya.
"Selamat malam." Ucapnya sembari tersenyum. Akupun memberikan senyuman balik padanya.
Direktur Lee tadi mengantarku pulang sampai rumah. Dia bilang terlalu berbahaya untukku jika pulang malam hari dengan kendaraan umum kalau pakaianku sedikit terbuka. Duh perhatian sekali, 😊
.
"Aku pulang kak," Ucapku sampai di rumah dan kakakku beserta kakak iparku sudah berdiri menatapku tajam.
"Diantar pulang lagi? Pulang malam lagi?" Ucap kakakku dengan nada dingin dan tatapan sinisnya.
"Iya." Jawabku singkat dan langsung bergegas masuk ke dalam kamar sesegera mungkin karena tidak mau terlalu banyak diinterogasi.
Hah... Itulah kenapa aku lebih memilih pulang kerja sewajarnya dan tidak perlu diantar. Kakakku dan Kakak iparku makin menjadi makin hari. Aku jadi tidak nyaman dan merasa tidak betah :( ingin tinggal sendiri, tapi Kakakku melarang. Kecuali aku sudah menikah, baru kakakku mengizinkan aku bisa keluar dari rumah ini. :( Tapi aku merasa tak bebas. Seperti tidak ada privacy.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.