"ngga semua yang dilihat itu sama, " -araka
Dalam beberapa hari ini ara memang lebih dekat dengan Vino dari pada Raka , pasalnya hatinya sudah sakit melihat perilakunya yang seperti itu dan juga nasi sudah menjadi bubur, mau bagaimanapun mereka ga bisa bersatu ketuka gaada kejujuran di dalam hubungan mereka. Lamdasanya saja sudah hilang jika diteruskan jadinya apa hubungan mereka.
Sudah sedari pulang sekolah ini Raka menunggu Ara di depan gerbang bercat putih itu, menunggu kemunculan gadis nya itu. Ia tau dirinya tidak di terima oleh ara lagi, namun setidaknya ia harus memperjelas lagi bagaimana hubungan nya, ara dan alena.
Ara keluar rumah berniat menjju ke supermarket dengan bersenandung kecil namun lagi lagi mood nya hancur ketika melihat seseorang yang sangat ingin ia lupakan muncul di hadapannya.
"ngapain?"
"aku mau jelasin ra"
"gue udah ga butuh penjelasan lo lagi rak"
"tapi..."
"gue harus sabar apa lagi sama lo? sampe lo nikah sama dia ? baru gitu gue nyerah ?"
"ga gitu ra"
"gue capek rak capek! gue sakit tiap kali liat lo sama alena, coba lo inget pertama kita pacaran alena lo prioritasin ketimbang gue ! , gue di permaluin di kantin ada lo bantuin gue? ga kan? gue tau lo berdiri di koridor njing" ara menunjuk dan menusukkan telunjuknya di bahu raka, emosi nya kini semakin meluap luap karena kehadiran raka."maaf "
"gue ga butuh maaf lo ,gue ga butuh rak " ara mengusap air matanya kasar
"gue minta satu sama lo"
"apa? aku bakal turutin itu"
"pergi . dari . hidup . gue." nadanya penuh dengan penekanan. Air matanya tak bisa di sembunyikan,
"ga semua yang kamu lihat itu sama ra"
"itu ! itu lo tau dan gue juga kayak gitu rak! gue juga cuma temenan sama kak vino, dan lu bilang gue selingkuh"
"lo egois" sambungnya dengan suara lirih.
"bisa kasih aku kesempatan ra, aku mohon"
"berkali kali gue kasih lo kesempatan rak, gue muak, udahlah air mata gue terbuang sia sia karena perilaku lo doang cih""ra..."
"stop ! lo belum puas nyakitin hati gue? mau bikin gue kayak gimana ? putus asa? ngemis ngemis ke lo? minta balikan ke lo? ngga dulu deh rak"
"ra bukan gitu.."
Ara tidak menghiraukan ucapan araka dan langsung melenggang pergi
"Ra ! dengerin dulu" Teriak raka dari balik pagarRaka terduduk dan menghela nafasnya kasar beberapa kali, dilihatnya langit sore yang sedikit mendung, sepeeti melambangkan perasaanya kini, Raka tidak memiliki niat untuk beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan kediaman ara, ia berniat menunggu di sana sampai ara benar benar mau menemuinya, entah sampai kapan.
Raka mengingat kembali saat saat ia mulai menyukai Ara dulu, sebuah kisah klise anak sma,
〃〃〃〃〃〃Hari pertama tahun ajaran baru, lapangan di penuhi dengan siswa siswi baru yang berbaris dengan menggunakan atribut yang di tentukan osis, MOS (Masa Orientasi Sekolah) yang biasa di salah gunakan kakak kelas untuk mengerjai para siswa baru.
saat itu ara di kerjai oleh salah satu kakak kelas, menyuruhnya untuk berdiri di tengah lapangan dan hormat pada tiang bendera, tak sedikit siswa siswi mengamatinya, ia menghela nafasnya dan menghiraukan tatapan orang orang.
Ia tidak bisa kembali ke tempat teduh sebelum orang yang menyuruhnya berjemur itu meminta dia kembali.
"uhh panas banget ya dek ? ini es seger puol" ucap salah satu kakel dengan membawa sekantung es teh . Ara tidak menjawab karena ia memang sudah merasa pusing dan lemas akibat rlalu lama berdiri di bawah terik sinar matahari."woi !" seorang laki laki berjalan dari arah tangga menuju lapangan, sorotan mata semua siswa tertuju padanya
"di sekolah dididik buat tau aturan kenapa perlakuan lu kayak ga punya didikan?"
"gausah jadi sok pahlawan deh" usap siswi itu dengan wajah songongnya
"gue lihat lo bersikap sokap sama dekkel waktu ada kepsek doang kan? kepsek mana tau kalau muridnya di perlakuin kayak gini?"Perdebatan dimulai dari sana , Ara yang sedari tadi berdiri diam , ia melihat siapa yang membantunya dan melirik name tagnya , di sana tertulis 'Araka Samuel Arsya" Ara menyunggingkan senyumnya dan sepersekon detik pandanganya mulai kabur dan menghitam.
Raka membawanya ke ruang UKS dan menemaninya saat ia pingsan.
Dari sinilah kisah mereka berdua di mulai, mereka sering bersama walai beda tingkatan, ara yang kelas 11 dan ia yang kelas 10. Banyak warga sekolah yang mengira mereka berdua merupakan sepasang kekasih.
Ara gadus lugu itu selalu tersenyum dan sangat ceria , sifat itulah yang membuat Raka tertarik dengan Ara , Raka juga merupakan siswa yang banyak di kagumi kalangan kaum hawa karena berposisi menjadi kapten tim basket sekolah, di beberapa pertandingan ara selalu menemani dan menyemangati saat latihan .
Orang lain akan melihat bahwa mereka adalah pasangan yang sesungguhnya, pasangan idaman semua orang, tudak pernah terlihat mereka berdua bertengkar.
Saat mereka sedang belajar bersama di perpustakaan, disitulah hubungan mereka di perjelas.
"ra.. " panggil raka
"iya kak?"
" a b c d e f g h j k m n o p q r s t u v w x z" raka menuliskan huruf tersebut di sebuah kertas
" eum i"
"trus?"
"L"
"huum trus?"
"y, iya ga sih kak?", Ara memperhatikan kembali huruf huruf tersebut dan menatap Raka
"kalau di gabung?"
"ILY"
"i love u too"Gombalan nya memang terkesan prik, tapi bisa membuat pipi ara merah karena malu , dasarnga sudah suka di tambah gombalan seperti ini membuatnya salting.
"apasih kak ga jelas"
"jadian yuk?"
"ha? "
"iya pokoknya"Mereka resmi menjadi pasangan pada saat itu dan beberapa orang patah hati karena lelaki pujaannya sudah memiliki kekasih. Hal hal yang berbau couple mereka akan membelinya, dari gelang, kalung, case handpone, hoodie, sepatu bahkan mereka menyamakan wallpaper.
Remaja bucin〃〃〃〃〃〃
Raka tersenyum mengingat kembali kejadian itu, namun air matanya lolos jatuh ketanah, ini salahnya karena tidak menceritakan hal sebenarnya pada ara. Mereka memiliki hubungan tapi tidak punya landasan yang kuat.
Ia menghela nafasnya kesekian kali, berat rasanya meninggalkan Ara yang sudah menjadi candunya.
Telfonya kini berdering, dilihatnya layar ponsel yang sedikit tergores itu."hmm?"
"apalagi?"
"iya gue kesana sekarang?"
Raka memasukkan telfonya, berdiri dan melihat sekilas ke jendela kamar ara,
"maaf ra aku pergi lagi" Raka bergumam dan kembali memakai helmnya dan melaju pergi bersama motornya"seberapa kuat lo bisa bertahan rak? seberapa sabar nya lo?" Yaa sedari tadi Ara berdiro di balik jendela kamarnya, menatap masa lalunya itu.
〃〃〃〃〃〃
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Araka (END)
Teen FictionBerjuanglah sepantasmu, sebisa yang kamu bisa , jangan terlalu memaksa , ini tentang hati manusia dan bukan robot bernyawa. Ketika hati yang sudah retak dan rapuh di tambah lagi beban apa yang akan terjadi? Hancur bukan? Hati yang sudah hancur akan...