10

115 87 12
                                    

Tidak seperti biasanya , siang hari ini lapangan SMA Harapan Jaya di penuhi oleh lautan Siswa , banyak siswa siswi yang mengerumuni lapangan dan tidak sedikit pula yang menonton di koridor, hanya untuk melihat apa yang terjadi di tengah lapangan tersebut.

"ARAAAAA" Seorang siswa lelaki berambut ikal berlari menghampiri meja kantin yang di tempati oleh Ara dan kawan kawannya.

"kenapa?"
"aduhh bentar gue haus" ia pun meminum jus yang ada di atas meja dengan rakus
"BUSETTT PUNYA GUEE ! " teriak dinda
"raka sama vino gelud"
"trus?"
"geludnya gegara lo! "
"lah?"

Rain berdiri dan berjinjit untuk melihat ke arah luar dan melihat banyak sekali siswa siswi yang berada di sana.

"pantes kantin sepi , ga kayak biasanya"
"yaudah ayok buruan" cowo itu menarik tangan ara dan berjalan ke arah lapangan .

Keempat siswa itu menerobos siswa lain yang sedang berkerumun di pinggir lapangan, Ara berjalan terlebih dahulu dan berada di barisan paling depan, ia melihat Raka dan
vino yang berkelahi.

Keduanya saling mencengkram kerah lawannya dan memandang dengan tatapan yang mengerikan, Sudut bibir Raka mengalir darah segar, begitu pula pelipis Vino yang mengalirkan darah.

Ara menghela nafasnya dan berjalan mendekati sang pusat perhatian di tengah lapangan itu

"cukup" ucap ara pelan, kedua orang itu menoleh, mendengar suara orang yang membuat mereka berdua bertengkar.

"ga malu? dilihat se sekolahan" Ara menarik tangan keduanya untuk melepas cengkraman kerah mereka. Namun keduanya malah saling menarik dan hampir menonjok.

"GUE BILANG CUKUP !" Teriak ara yang membuat mereka berdua menurunkan tangannya dan menatap ara.

"Ikut gue ! yang lain bubar!" Ara menggandeng tangan kanan vino dan tangan kiri Raka , Ia membawa keduanya ke arah taman sekolah yang ada di belakang gedung.

"BUBAR BUBARRR" teriak rain dan dinda untuk membubarkan kerumunan tersebut.

"huuuuuu, gaasik !" teriak penonton yang kecewa. mereka semua memang sedang seperti melihat acara tinju secara live, melihat temannya berkelahi bukannya melerai malah menonton dengan senang.

"huuuu" sorakan sorakan itu terdengar sampe siswa siswi mulai berhamburan meninggalkan lapangan dan kembali ke aktivitas masing masing.

𓐍𓐍𓐍𓐍𓐍

Sesampainya di taman belakang Ara menyuruh kedua orang itu untuk duduk di bangku taman, keduanya bergerak menjauh dan masih saling mengepalkan tangan

"gue bilang duduk !" bentak ara, keduanya menatap ara dan kembali duduk seperti anjing yang menurut ke majikannya.
"kenapa berantem?"

Hening. Kedua orang itu menunduk

"gue nanya sama kalian bukan sama pohon" sambung ara
"gue ga suka liat lo di permainin sama dia" Vino angkat suara, tatapan nya kini beralih menatap Raka dengan emosi
"trus?"
"...."

Hening kembali, Ara menghembuskan nafasnya kasar dan berjongkok di depan keduanya

"baikan gih"
"gak!" jawab vino dan raka bersamaan
"kalau ga baikan berarti kalian berdua ga mau kenal sama gue lagi ya?"
"sorry" ucap keduanya

Ara tersenyum; masalah pertikaian mereka pikirkan nanti saja . yang penting mereka sudah berbaikan kembali, Sebab, mereka sama sama pemain basket yang paling di andalkan oleh tim  SMA Harapan Jaya ini.

"apaan sorry sorry, tatap tatapan trus salaman baru afdol"

raka menghela nafasnya dan mengulurkan tangan terlebih dahulu kemudian di susul oleh uluran tangan Vino. dan tangan ara yang menangkup tangan keduanya.

"gue bilangin sama kalian,"
"jangan karena gue .. ngerusak pertemanan kalian, bahkan tim kalian , kalian itu satu tim kan? masa iya anggota tim nya ada yang berantem ? yang ada nanti fokus kalian hilang" keduanya kembali menunduk mendengarkan perkataan ara

"gue ga papa kak vin, dan lo juga rak, jangan ngeladenin orang yang lagi emosi, oke?"

Diam, keduanya hanya diam saja

"gue berasa ngomong sendiri " sambung nya
"maaf"

Ara melepas tangannya dari jabatan tangan raka dan vino, keduanya pun melakukan hal yang sama, menarik tangan masing masing.
"sekarang ke uks gih, gue pergi dulu kalian jangan berantem lagi oke?"

Ara tersenyum dan melambaikan tangannya, ia berjalan ke arah koridor dan mulai tertutup oleh siswa yang berlalu lalang.

"gue ngalah bukan berarti kalah" ucap raka
"kalau bukan karena ara yang minta , abis lo di tangan gue" Vino berdiri dan mulai berjalan menjauhi raka, raka hanya menatap kepergian Vino dan menyeka darah di sudut bibirnya.

𓐍𓐍𓐍𓐍𓐍

"gampang banget anjir lo nenangin mereka " ucap rain saat ara selesai bercerita tentang Raka dan vino
"gue mikirnya juga bakalan susah eh ternyata gitu doang anjer"

Mereka berdua tertawa dan mulai bercanda kembali, dimana dinda? ia sedang berada di toilet.
Dinda hendak kembali ke kelasnya , tapi ada hal menarik yang ia lihat yaitu raka dan vino yang berjalan di belakang guru bk dan di bawa masuk ke ruang bk. Dengan jiwa kepo yang sangat besar, Dinda mengikuti dan mendengarkan sedikit apa yang di bicarakan guru bk tersebut.

Setelah puas mendengarkan percakapan tersebut, walaupun tidak bisa mendengar jelas semuanya ia juga tidak mempermasalahkan. Dinda kembali menuju kelas dengan membawa berita untuk bestie nya itu.

"hellow ! " ucap dinda saat ia masuk ke dalam kelas dan duduk di kursinya.
"lama bener lo, boker ya?" tanya ara
"engga anjir, gue abis dapet berita hottt"
"uwww.se hot apa tuh" ucap rain dengan memasang raut wajah menyebalkan
"apa lagi yang masih hot di sekolah ini?"
"pak sapto ketahuan gundul?" Ucap ara santai sambil memakan kuacinya
"itu mah udah lewat anjir"
"yang gue tau dih kemaren pak sapto ketahuan gundul.trus si bu ida pacaran sama pak sam" Ara mengetuk dagunya, berusaha berpikir apa berita hot itu. yang di ucapkan ara memang benar ,

Beberapa waktu lalu gurunya yang bernama pak sapto itu ketahuan jika ia botak dan tidak memiliki rambut, awalanya mereka sedang upacara pada hari senin dan pak sapto menjadi pembina upacara, saat ia menyampaikan pidatonya, ada sebuah ban meletus dan membuatnya terkejut sampai terjatuh dari podium dan meninggalkan rambut palsunya yang lepas.

Semua siswa yang mengikuti upacara itu tertawa terbahak bahak, sebenarnya tawa mereka tidak bisa berhenti tapi karena kena marah oleh guru kesiswaan maka nya mereka memilih untuk diam.

"tapi emang pak sapto waktu itu lucu banget anjir" ucap rain
"iyaaa sampe sakit perut gue gegara ketawa, eh sekarang dia ga pake rambut palsu lagi dong" timpal dinda.
"ya trus hot news lo apa ?" ucap ara mengembalikan situasi seoerti sula , jika tidak mereka tidak akan pernah selesai membahas pak sapto.

"oh iya jadi ini raka sama vino tadi di bawa ke bk, gue ikutin kan tuh trus gue ga sengaja denger"
"bukan ga sengaja tapi nguping kan lo?" tanya rain
"engga tadi cuman kedengeran dikit"
"yauda lanjut"
"trus....."

𓐍𓐍𓐍𓐍𓐍

trus? trus apa? kepo yaaa
jangan lupa komen sama vote nya yaa !

Dear Araka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang