"Kebahagiaan yang di rasakan hanya untuk sesaat untuk apa harus di pertahankan ketika rasa yang pernah kau tanam untuk ku tetapi rasa ini tak pernah kau anggap ada..."
Haris terkejut ketika ada panggilan itu sampai di telinganya,detak jantungnya mulai berdegup kencang,bingung dan panik ketika dia mengenali sumber panggilan tersebut.
" Mas Haris..?" panggil Qiran
" Ehmmm yah...aa..emm kamu mau makan siang juga di sini..?" jawab kikuk Haris pada Qiran.
Suasana di meja tersebut mulai hening,terlihat gerak gerik Haris mulai tidak nyaman dan Ryan pun juga merasa tidak enak dengan kehadiran Qiran dan juga Aresh,dan Aresh pun mulai memecahkan keheningannya.
" Ehmmm...Ryan sepertinya kita tidak perlu gabung dulu deh mungkin Next Time kita bisa buat janji untuk bisa bertemu lagi, nomer loe masih yang sama kan bro,nanti gw Hubungi loe lagi." Ucap Aresh pada Ryan sambil memberikan kode kebingungannya pada Ryan,seakan mempertanyakan siapa orang di sampingnya.
" Oh ok Resh gw juga sama temen gw ini, juga ada meeting sebenarnya jadi bener kata loe mungkin nanti saja loe gabung, dan gw akan hubungi atau nanti gw jemput loe kalau mau hang out bareng." Jawab Ryan menjawab kode yang dari Aresh.
" Ehmmm...Qiran maaf yah ini Ryan adalah partner kerja aku dan sebenarnya saya ada meeting dengannya,jadi mohon pengertiannya nanti kita bertemu lagi di rumah saja." Sahut Haris dengan mencoba tenang menghadapi situasi ini.
" Oh ya Mas Haris aku juga ada meeting dengan atasan ku ini jadi silahkan lanjutkan saja kamu dengan partner kerja kamu Mas, nanti aku akan pulang dengan tepat waktu." Qiran pun menjawab dengan muka yang terlihat curiga pada Haris seakan bertanya apakah dia tidak salah dengar yang di ucap Haris pada Ryan.
" Oke kita pamit dulu...Bro nanti chat gw okeh...." Sahut Aresh dan langsung menggandeng tangan Qiran melewati Haris dan Ryan menuju meja kosong dan menjauh dari meja mereka.
Haris dan Ryan sudah duduk kembali dan mungkin bisa di bilang mood mereka untuk makan siang sudah mulai hilang. Haris pun sudah banyak yang di pikirkannya dia takut panggilannya terhadap Ryan terdengar jelas oleh Qiran. Dia merasa bersalah dengan Qiran dan melihat Ryan yang di sebelahnya bertambah lagi pikirannya apa yang harus di lakukan selanjutnya. Haruskah mempertahankan Hubungan ini dengan Ryan atau kembali fokus untuk membuka hati untuk Qiran.Ryan mulai terdiam dan dia hanya menatapi jendela melihat lalu lalang kesibukan orang-orang di jam makan siang.Ryan pun juga terlihat sekali banyak yang dipikirannya apa lagi mengingat pertemuan pertama kali nya dengan Qiran.
" Ehmmm ... ini makanannya sudah datang...kita makan dulu ... nanti kita bahas setelah makan yah.." pecah Haris dari keheningan di meja makannya dan Ryan pun menurutinya.
Di Meja Aresh dan Qiran...
Aresh sangat tahu sebenarnya bagaimana kehidupan Ryan karena sama-sama tahu akan dunianya. Aresh pun yakin dalam hatinya bahwa itu bukanlah Partner kerjanya Ryan.
" Qiran, itu tadi ehmmm... suami kamu..?"
" Iya..." jawab datar Qiran.
" Ehmmm ganteng juga yah suami kamu...hehehe...yah lumayan lah yah..."pecah suasana Aresh pada Qiran walau dia yakin akan sangat membuat tidak nyaman Qiran.
" Ehmm sebenarnya apa sih yang mau kamu bicarakan ke aku, kenapa harus di luar sih makan siangnya,dah tau kita kerja di Restoran kan bisa di bicarakan di Resto sambil makan siang di sanah." Sahut Qiran dengan nada sedikit Emosi dengan Aresh
" Wohoo...santai mba...selow...duh minum dulu nih minum...ko jadi agak sewot yah sama aku. "
" Ehmm...Aku biasa aja...cuma aneh aja aku sama kamu ada Resto malah makan di resto tempat lain. " Jelas Qiran
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Love
FanfictionTak akan pernah ada yang tau kapan , dimana , dengan siapa cinta itu akan datang dengan orang dan waktu yang tepat , akankan dua insan ini akan mendapatkan cinta yang sesungguhnya , akan kan mereka menyadari bahwa inikah ketulusan cinta atau hanya...