Hening.
Itulah kata yang menggambarkan suasana apartemen Yibo saat ini. Dua pria duduk bersisian, dan seorang wanita duduk di hadapan mereka. Menyaksikan drama tanpa kata yang terjadi di antara Yibo dan Zhan.
Wang Yibo memang tak banyak bicara, begitu pula Zhan. Untaian kata yang ada dalam tulisan hanyalah refleksi dari sebuah imajinasi. Sedangkan sosok Zhan di dunia nyata, lebih pendiam dari yang terbaca dalam sususan katanya.
Seorang maid datang dengan membawa dua gelas kosong, dan sebotol Absolut Vodka. Zhan menatap botol bening dengan tulisan hijau. Cara pandang yang sama dilakukan oleh Nanako. Sepengetahuan Nanako, Yibo jarang sekali menyajikan vodka pada tamunya.
Gelas diletakkan segaris dengan para tamu yang masih menatap heran pada suguhan sang tuan rumah. Yibo mengangkat kakinya dari benda serupa alat pijat yang mengeluarkan far infrared di kakinya. Ia sendiri yang bangun untuk membuka botol minuman itu. Tapi gerakan tangannya diinterupsi oleh suara lembut Nanako.
"Maaf, Bos. Saya tidak minum vodka!"
"Saya juga tidak." Zhan ikut menyahut, mendapat keberanian untuk menolak setelah mendengar ucapan Nanako.
Zhan memang tak sepenuhnya paham bahasa jepang, tapi dari raut wajah Nanako, dan gerakan tangan Yibo yang terhenti cukup menjelasakan sebuah penolakan ada di dalam ucapan wanita itu. Sedangkan ia sendiri menyahut sekadarnya, menggunakan bahasa internasional sesuai yang ia pelajari selama ini.
Yibo tersenyum misterius, sehingga Nanako merasa ada sesuatu yang salah dalam pertemuan ini. Ia lekas menyodorkan dokumen yang tadi tidak sempat ia berikan pada Yibo di kantor. Yibo tampaknya sangat sibuk di ruangannya dan tidak bisa diganggu.
"Tuan, perihal naskah film baru kita, Nona Pooja masih ragu bisa menyelesaikannya dengan cepat!"
Zhan mendengar nama Pooja disebut. Langsung terpanggil hatinya untuk mengaku, bahwa semua karya yang Pooja berikan pada Yibo adalah miliknya.
Yibo membuka mulutnya untuk menjawab pernyataan Pooja. Tapi Xiao Zhan yang berada di sampingnya menyahut terlebih dulu.
"Tuan Yibo ... sebenarnya ...."
Xiao Zhan mengulum bibirnya ke dalam, merasa ragu pada tatapan Nanako.
"Katakan!" Yibo mengangkat gelasnya sambil melihat ke arah Zhan.
"Sebenarnya akulah yang menulis ... cerita kamasutra." Cukup cepat dan jelas.
Yibo tersedak vodka yang baru ia minum, terbatuk sebentar namun tetap berusaha menjaga wibawanya. Nanako menutup mulutnya dengan punggung tangan. Secara terang-terangan menolak percaya pada ucapan Zhan yang terbaca jelas dari matanya.
Siapa juga yang akan percaya pada pemuda kasta terendah yang hanya tamatan sekolah menengah. Hanya berbekal nekat, masih pejaka pula. Ucapan Zhan terdengar seperti omong kosong seorang bocah, yang berkata baru saja menyelamatkan dunia.
Beberapa saat hanya gelak tawa tanpa suara yang Nanako perlihatkan. Yibo melirik Nanako hingga wanita itu terdiam. Yibo juga tak percaya ucapan Zhan, tapi tetap berusaha untuk tidak mempermalukannya.
"Kamu punya bukti?" Yibo secara rasional mengajukan pertanyaan.
Zhan menggeleng, "Tapi saya yang mengirim kutipan-kutipan erotis dalam cerita itu melalui email."
Yibo masih diam, Nanako tak ingin meledakkan tawa di sana. Ia pun pamit sebentar ke kamar mandi, hanya untuk menertawakan kepolosan Zhan, bersama bunyi keran yang dihidupkan.
"Sayalah Lady X." Zhan memandang Yibo tanpa takut. Seakan ingin membuktikan kebenaran ucapannya.
Nanako muncul setelah mengatur napas beberapa saat di depan kaca kamar mandi. Ia lekas menyahut ucapan Zhan yang menurutnya kurang meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard Kamasutra (Tamat Di Pdf)
FanfictionUntuk melunasi hutang orang tuanya, Xiao Zhan rela menjadi ghost writer(penulis bayangan) Ia menulis novel kamasutra yang penuh dengan seni sex erotis. Di saat yang sama, seorang produser film biru mencari penulis naskah. Saat membaca novel kamasut...