Bab 5 : Rindu dan dendam.

418 57 9
                                    

🌼🌼🌼

Semilir angin berhembus melewati manusia-manusia yang berlalu lalang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin berhembus melewati manusia-manusia yang berlalu lalang. Meninggalkan jejak di setiap jalan dan mulai melangkah ke depan. Sebuah sekolah yang ramai akan sorak-sorai anak-anak memekakkan telinga. Bangunan baru yang terlihat lebih besar dan bagus telah menjadi pemandangan yang memanjakan mata para siswa-siswi.

Proyek bangunan sekolah yang dilakukan oleh sebuah perusahaan kini telah menjadi sekolah reguler tahunan yang ramai akan penerima siswa baru. Dua tahun bulanlah waktu yang singkat untuk membuatnya menjadi seperti sekarang. Perusahaan Sasuke sukses besar dalam membangun sekolah itu hingga pembukaan kembali di lakukan.

Keuntungan sangat mengalir begitu deras hingga gaji untuk pegawai yang diberi sedikit bonus. Namun ada yang berbeda. Yang menyebabkan perbedaan itu sangat kentara di lihat dari separuh raut wajah anak-anak di sekolah itu. Bagaimana tidak,mereka kekurangan satu orang guru. Seorang guru yang dapat di jadikan sebagai teman,tempat mengaduh kisah dongeng,dan segala canda tawa bersamanya.

Tidak lagi ada orang yang akan sesabar guru manis itu. Perpisahan yang di sebabkan oleh guru manis itu mengundang tangis para anak-anak. Bukan karna apa,guru manis yang mereka sangat sayangi memilih untuk berhenti mengajar lagi. Tidak mengerti alasannya,namun guru itu mengatakan dia tidak bisa lagi mengajari anak-anak muridnya yang selama ini dia ajarkan.

Ketidakrelaan anak-anak desa,hampir membuat mereka tidak ingin melanjutkan pendidikan mereka hanya karna guru manis mereka tidak ada. Namun berkat bujukannya,mereka semua akhirnya mau kembali belajar meski sudah tidak ada guru manisnya.

“Kau yakin Naruto? Menjadi guru adalah impian mu kan?”kata seorang pemuda bermata sipit yang menatap Naruto dengan serius.

Naruto tersenyum tipis setelah menyesap teh hijaunya,“Tidak apa Shika-nii. Lagipula aku aku bisa mencari pekerjaan lain.”

Shikamaru akhirnya merileks,dia bersandar pada sandaran kursi sambil bersedekap dada,“Bukan itu masalahnya. Selama bertahun-tahun kau mengatakan ingin menjadi guru profesional,lalu setelah melihat kesempatan kau malah membuangnya. Apa yang kau pikirkan?”

Naruto hanya diam menunduk mengaduk teh hijaunya—setengah melamun. Perkataan Shikamaru barusan tidak sepenuhnya salah. Menjadi guru adalah impian Naruto sejak awal. Pertemuannya dengan Shikamaru kali ini tidaklah sebuah kebetulan,karna mereka telah mengenal satu sama lain sejak kecil. Hanya saja, Naruto orang yang pelupa. Namun Shikamaru selalu mengingat bahwa dia pernah berteman baik dengan pemuda manis di depannya itu. Dan baru kali inilah mereka benar-benar berbicara satu sama lain.

Melihat Naruto terdiam, Shikamaru menghela nafas kecil. Bukan tidak tau, selama dia hidup di kota Shikamaru telah melihat banyak masalah. Bahkan sejak dia mengenal dan bekerja dengan sahabatnya–Sasuke–pemuda itu tidak pernah benar-benar terlibat akan sesuatu. Entah takdir atau keberuntungan Shikamaru kembali di pertemukan kembali dengan pemuda yang sudah ia anggap sebagai adiknya.

[BL] Limerence : BYT-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang