04.

4K 159 11
                                    

Pukul tujuh malam itu Taeyong, Tamara dan Jisung berada di tepi sungai Han yang ramai. Mereka bertiga tiba pukul enam, namun karena Jisung harus menemui guru sastra untuk menyerahkan tugas dulu jadi mereka tiba agak lambat.

Taeyong sibuk memandangi air mancur yang berada ditengah-tengah kolam besar itu -lebih tepatnya memandangi Tamara yang sibuk memotret Jisung yang sedang bermain air.

Terkadang Taeyong penasaran dengan hubungan Tamara dan Jisung, mereka terlihat seperti saudara asli. Tamara yang penyayang dan Jisung yang suka sekali disayang. Tamara yang senang memanjakan dan Jisung yang senang dimanja.

Andai saja Taeyong bertemu Tamara lebih dulu daripada Jisung, apakah akan diperlakukan dengan sama?

Sayangnya kesan pertama Tamara bertemu dengan Taeyong sudah buruk. Kiriman dari Jennie membuatnya tidak percaya diri untuk mendekati Tamara. Taeyong takut kalau Tamara akan menjauhinya atau bahkan membencinya.

"Seleramu unik."

Taeyong sadar akan lamunannya ketika mendengar suara halus milik Tamara.
Perempuan itu duduk disampingnya, meletakkan kamera yang barusaja digunakan di pangkuannya.

"Sejujurnya aku juga punya selera yang sama dengan kamu."

Taeyong menerjap saat Tamara memberitahu tentang pernyataan bahwa mereka memiliki selera yang sama. Ada suatu perasaan aneh dalam diri Taeyong, sesuatu yang meledak-ledak.

"Tapi aku tidak suka di dominasi. Aku lebih suka mendominasi."

"Aku suka di dominasi. Apalagi kalau dominannya itu kamu." Batin Taeyong.

"Aku kira kamu orangnya pendiem, aku nggak nyangka kalo kamu blak-blakan juga," kekeh Taeyong.

"Jisung bilang aku cerewet."

"Aku penasaran deh sama kalian, kalian itu punya hubungan apa sih?" tak tahan dengan rasa penasaran Taeyong pun akhirnya bertanya.

"Nothing. Jisung sudah seperti adikku sendiri, dia yang paling tau tentang aku. Kecuali tentang yang tadi, kalau dia tau bisa-bisa dia akan menjauhiku," ujar Tamara.

"Begitu ya. Aku kenal Jisung tiga tahun lalu, saat aku baru pindah apartemen waktu itu, terus aku liat bocah itu bolak-balik di depan pintu, ternyata mau minta tolong buat ambilin layangan nyangkut di pohon dekat kamarku. Bocah itu dulu cuma setinggi siku, tapi sekarang tingginya sudah sama denganku."

Kalau bicara tentang Jisung tidak akan ada habisnya. Sekarang mereka berdua diam dan saling menatap. Taeyong sudah gugup bukan main, harusnya Tamara yang gugup karena perempuan kalau ditatap oleh laki-laki pasti akan gugup. Tapi karena disini Taeyong memiliki perasaan lain dengan Tamara, maka Taeyonglah yang gugup.

"Kamu mau jadi nonaku?"

"?"

"Aku pikir kamu orang yang pas dan cocok untuk jadi nonaku. Apalagi kita punya selera yang sama. Sejujurnya aku lebih suka menjadi submisive daripada dominant, dan kamu lebih suka mendominasi. Bukankah itu akan menjadi sesuatu yang menarik?"

"Ternyata benar kata mantanmu. Kamu itu menjijikkan."

TBC


Sebelumnya gue mau minta maaf seminggu kemaren ngilang, karena sibuk banget di RL.
Besok kalo bisa gue double update deh buat nebus seminggu kemaren.
Jangan lupa vote, buat yang baca offline vota aja nggak papa, nanti muncul notifnya di gue kalo kalian online lagi.

Semangat!!!

Submisive - LTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang