Taeyong memulai pagi harinya dengan senang karena demamnya sudah turun dan juga tadi pagi dia tidur dengan Tamara. Hanya tidur. Taeyong belum berani memulainya dengan Tamara, biarlah Tamara yang memulainya lebih dulu.
Pagi-pagi sekali Tamara izin pulang karena harus bekerja. Kemarin Taeyong menceritakan semuanya kepada Tamara karena Taeyong percaya padanya, Tamara pun menjadi pendengar yang baik untuk Taeyong meskipun Tamara hanya terkekeh dan tertawa mendengar ceritanya.
Kalau diingat-ingat sungguh lucu keduanya ini. Taeyong ini laki-laki namun sifatnya yang keibuan membuatnya dipandang lain oleh orang, tak jarang banyak yang mencela atau menghina Taeyong terang-terangan. Meskipun sudah biasa, tapi Taeyong tetap sakit hati diperlakukan seperti itu. Banyak juga yang mengira kalau Taeyong ini gay, tapi sumpah demi apapun Taeyong bukan gay. Taeyong hanya suka berpenampilan cukup feminim dan suka di dominasi, itu saja.
Yang lalu biarlah berlalu. Toh sekarang ia sudah Tamara yang selalu siap sedia untuknya. Beruntungnya..
"Oyy Yong!! Ikut nggak ntar malem biasa," seru Yuta.
Taeyong menatap kawannya itu dengan malas, kelasnya kini mulai sepi hanya ada Taeyong yang Yuta yang memang punya jadwal kelas yang sama.
"Malem ini gue cuti, tapi oke lah. Sekali-kali dugem, siapa tau kecantol sama mbak-mbak berduit yang mau biayain kuliah gue dan mau nafkahin gue."
"Bangsat. Itu cewek dominan mau dibawa kemana? Buat gue aja kalo gitu."
"Eh anjir. Gue baru confess semalem ye anjrid. Astaga bisa-bisanya gue mau cari yang lain."
"Lah gobloknya murni."
Yuta sudah meninggalkan Taeyong yang sibuk mengemasi buku-buku tebal miliknya, dan menunggu teman-temannya yang lain di taman.
Hari ini Taeyong belum mengabari Tamara, jadi ia berniat mengirim pesan singkat kepada Tamara.
Taeyong:
Noona, hari ini kelasnya menyenangkan. Aku mencatat enam lembar kertas materi, xixi.Tamara :
Wah, Bagus. Belajar yang pintar ya..
Taeyong :
Beri aku hadiah karena aku sudah giat hari ini.
😜Tamara :
Baiklah. Hadiahnya akan aku berikan nanti malam. 😉Taeyong jadi tidak sabar menunggu hadiah dari Tamara nanti malam.
***
Kini Taeyong, Yuta dan Doyoung berada di salah klub terkenal yang ada di Seoul. Dentuman musik yang keras serta banyaknya orang yang menari atau melakukan hal-hal yang lain dan semua aroma yang bercampur menjadi satu.
Taeyong sudah pusing saat pertama kali masuk, bahkan belum menenggak bir atau minuman alkohol yang lain. Yuta sudah tidak terlihat karena bergabung di dance floor. Doyoung sudah masuk ke bilik khusus (khusus maksiat, bukan pengakuan dosa wkwkwk.)
Taeyong duduk dekat bartender dan memesan bir rendah alkohol karena Taeyong gampang mabuk. Matanya tidak sengaja menangkap seseorang yang dikenalnya, setelah ditelisik lagi memang benar.
Itu Tamara bersama dengan pria dan saling merangkul. Taeyong dibuat lemas seketika
dan memesan lebih banyak bir bahkan lima seloki rum untuk melampiaskan kekecewaannya.***
"Noona, kenapa kamu mempermainkan aku dengan mudah?"
Taeyong sudah mabuk berat dan meracau tidak jelas membuat Yuta kewalahan. Sejak tadi Yuta sudah menghubungi Tamara namun belum tampak juga.
"Maaf sudah membuatmu menunggu lama," ujar Tamara begitu sampai sambil tergopoh-gopoh.
"Dia ini sungguh merepotkan," ketus Yuta lalu memberikan Taeyong yang sudah lemas kepada Tamara. Dan membantu membopong Taeyong menuju mobil Tamara.
"Aku masih ada urusan jadi aku tidak bisa ikut," ucap Yuta sopan.
"Tidak apa-apa saya bisa mengurusnya. Terimakasih sudah membantu dan maaf sudah merepotkan."
***
Sampai di apartemen Tamara, Tamara dibuat kewalahan karena Taeyong tidak bisa diam dan terus meracau bahkan sempat muntah di mobil dan di baju Tamara.
"Noonaakuiniapa heung?"
"Tunggu sebentar aku akan mengambil pakaian yang baru."
"Apaakuinicumamainan? Kenapamemelukprialain? Apaakutidakenakdipeluk? Jangan bikin aku bingung," racaunya.
Tamara hanya diam sambil mengurusi Taeyong yang mabuk parah dan juga mengabaikan ocehan Taeyong yang terdengar seperti rap.
"Noona. Jangan tinggalin aku. Hiks.."
Baiklah.
Tamara memeluk Taeyong yang mulai menangis, menenggelamkan wajah Taeyong didadanya dan menepuk-nepuk punggung Taeyong dengan pelan.
"Aku tidak pernah meninggalkan siapapun, Tyongie. Tidak pernah."
***
TBCAkhirnya comeback lagi saya setelah menghadapi berbagai macam ujian, haha.
Emm bisa nebak gimana chapter selanjutnya?
Abis mabok ku terusss....
KAMU SEDANG MEMBACA
Submisive - LTY
Fanfiction21+ (GxB) FEMDOM - MALESUB Bukan cerita HOMO!!! BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!!