05.

2.5K 148 5
                                    

"Ternyata benar kata mantanmu. Kamu itu menjijikkan."

Sebetulnya Tamara tidak serius dengan ucapannya kemarin. Dia hanya menguji Taeyong apakah benar-benar menginginkannya atau tidak, Tamara tidak mau di manfaatkan untuk pemuas nafsu saja.

Mungkin Tamara harus berguru kepada temannya yang jenius itu untuk menjadi dominan yang baik dan benar.

***

Sore ini Tamara sudah berada di mini market dibawah apartemen Taeyong. Sebelum ke apartemen, Tamara menyempatkan diri untuk melihat Jisung yang sedang sibuk melayani konsumen. Karna semakin ramai akhirnya Tamara memutuskan untuk membantu Jisung.

Setelah senggang Jisung menghampiri Tamara yang sedang duduk di kap mobilnya.

"Mau jenguk kak Taeyong ya?" tanya Jisung.

Tamara diam sejenak, apakah Taeyong sakit? Seburuk itukah efek ucapannya kemarin?

"Kak Taeyong suka bubur abalone, sama susu rasa Taro. Jangan bawa bunga atau buah, kak Taeyong alergi sama bunga dan nggak suka buah."

Tamara tersenyum kepada Jisung dan menepuk pelan kepalanya. "Terima kasih sudah memberitahu, aku akan menjenguknya nanti setelah urusanku selesai. Beri tahu kalau terjadi apa-apa ya."

Jisung mengangguk lalu menatap Tamara yang sudah masuk ke mobil dan melambaikan tangan saat mobil itu semakin menjauh. Sejujurnya Jisung beruntung bertemu dengan Tamara delapan tahun lalu, dimana saat itu ia benar-benar ketakutan setengah mati mengahadapi kejamnya dunia luar. Di usianya yang baru sepuluh tahun saat itu, Jisung yang tidak tahu apa-apa nyaris menjadi korban, hingga Tamara datang menyelamatkannya. Jisung banyak berhutang dengan Tamara.

***

Sesudah membeli bubur abalone, Tamara berhenti di toko aksesoris saat matanya tidak sengaja menatap gantungan kunci mawar akrilik. Tamara jadi ingat Taeyong saat menatap ganci itu karena Taeyong punya bekas luka berbentuk Mawar di sudut mata kanannya.

Tak hanya membeli ganci mawar itu, Tamara juga membeli beberapa aksesoris hadiah untuk Taeyong seperti bando dan gelang, kacamata hingga topi, mengingat Taeyong yang liar Tamara juga membeli beberapa alat yang pastinya akan disukai oleh Taeyong.

Setelah puas berbelanja Tamara pun kembali ke apartemen Taeyong. Disana Tamara tidak melihat Jisung, mungkin sudah berganti shift dengan rekannya. Lantas Tamara menaiki tangga disamping mini market untuk menuju apartemen Taeyong, lalu mencari nomor 127 —kata Jisung itu adalah nomor unit apartemen Taeyong— setelah menemukannya Tamara segera menekan bel.

Ting tong

Ting tong

Taeyong sedang meringkuk memeluk tubuhnya di sofa, dan berdecak kesal karena seseorang menekal bel apartemennya. Tidak tahu saja si tamu itu kalau Taeyong bahkan tidak sanggup berdiri. Maka dengan usahanya menggapai pintu akhirnya sampai juga di layar monitor dekat pintunya.

Taeyong terkejut saat melihat Tamara di monitor, kakinya mendadak lemas jika saja ia tidak berpegangan lemari buku pasti sudah jatuh.

"Taeyong, kamu di dalam?"

Taeyong bersembunyi di balik pintu berusaha menetralkan jantungnya yang berdegup kencang.

Bagaimana kalau Tamara kembali mencelanya?

Bagaimana jika Tamara sarkas lagi kepadanya?

Atau...

Bagaimana kalau Tamara semakin membencinya?

Ekspektasi semacam itu yang terus membayangi Taeyong selama beberapa hari ini. Taeyong takut kalau ia akan kembali ke masa dimana Taeyong sama sekali tidak berguna.

"Taeyong. Aku ingin minta maaf. Tidak apa jika kamu tidak mau bertemu denganku, tapi tolong terima permintaan maafku. Aku membawa bubur abalone dan beberapa barang, akan aku letakkan di depan pintu. Cepat sembuh Lee Taeyong, aku merindukanmu."

TBC

Taeyong

CAKEP BANGET WOY LAAA ANAK ORANG😭😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CAKEP BANGET WOY LAAA ANAK ORANG
😭😭😭

Submisive - LTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang