Mendengar kalimat itu Taeyong langsung membuka pintu. Tanpa memperdulikan wajahnya yang kusam dan tubuhnya yang belum dimandikan, yang penting harus bertemu dengan Tamara.
"Kamu mendengarkanku ternyata," ucap Tamara.
Taeyong terkejut begitu melihat barang bawaan Tamara yang banyak, niatnya ingin membantu tapi malah barang-barang itu jatuh karena tenaganya belum pulih.
"Tidak apa-apa, biar aku yang bawa. Jadi, apa aku boleh masuk?"
Taeyong lantas menyingkir dari pintu membiarkan Tamara masuk ke apartemennya yang cukup berantakan. Lagi-lagi Taeyong menghela nafas, kenapa ia tidak bisa terlihat sempurna di depan Tamara?
"Kenapa membawa banyak barang? Padahal nggak bawa apapun aku nggak keberatan," ujar Taeyong setelah meletakkan kardus kecil yang di depan pintu.
"Tidak baik menjenguk orang sakit tidak membawa apa-apa. Ayo kita buka bersama," ucap Tamara yang membuat semangat Taeyong kembali.
"Pertama, hangatkan dulu bubur abalonenya. Dimana microwave nya?"
"Di samping kulkas dekat pintu dapur," jawab Taeyong.
Setelah selesai memasukkan bubur di microwave Tamara kembali duduk di hadapan Taeyong yang membeku, "maaf merepotkan."
"Aku membeli akrilik ini untukmu," ujar Tamara lalu memberikan ganci akrilik mawar kepada Taeyong.
Dengan mata berbinar Taeyong menerima akrilik itu, "wah bagus!! Aku suka. Tapi kenapa Mawar?"
Tamara menggelengkan kepalanya, "aku teringat bekas luka di matamu, dan bentuknya seperti Mawar, jadi aku membelinya."
Tidak mungkin Taeyong tidak tersipu, wajahnya sudah memerah seperti tomat, lalu menunduk agar Tamara tidak melihat wajahnya yang merah.
"Lalu aku membeli ini untuk hadiah untukmu," ucap Tamara sembari meletakkan kardus besar di meja.
"Apa itu?" dengan penasaran Taeyong hendak membuka kardus itu tapi Tamara mencegahnya, membuat Taeyong mengerucutkan bibirnya.
"Jangan berekspresi seperti itu, kamu membuatku ingin menerkammu sekarang juga."
Taeyong beringsut ke lantai karena tidak sanggup menahan tubuhnya yang melemas akibat ucapan Tamara tadi.
Hell
Sepertinya Taeyong benar-benar jatuh dengan Tamara.
"Buang pemberian mantanmu itu, dan simpanlah ini. Aku tidak mau melihat barang dari siapapun kecuali dariku. Karena kamu milikku Lee Taeyong."
Baiklah sekarang Taeyong ingin berubah menjadi jelly.
Lemes adek, mbak.
"Jadi, apakah ini hanya aku yang memakainya?" tanya Taeyong ragu.
Tamara diam sejenak menatap Taeyong dalam, kemudian tersenyum lalu berkata, "kita akan menggunakannya bersama-sama."
Melebur sudah hati Taeyong.
Namun Taeyong penasaran dengan alasan Tamara melakukan semua ini, apakah hanya untuk formalitas saja atau maksud yang lain. Taeyong jadi takut akan perasaannya.
"Untuk tawaran kamu waktu itu, aku mau," ungkap Tamara. Kali ini ia benar-benar tulus, karena ia juga merasakan hal yang sama terhadap Taeyong.
Taeyong sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Baru kali ini Taeyong merasa sangat senang setelah sekian lama.
Tamara mendekat ke Taeyong lalu mengecup kening Taeyong yang hangat kemudian tersenyum, senyuman tulus dari seorang Tamara.
"Ayo kita mulai dari awal."
TBC
Arrgghh nggak kuat gue nggak kuat nahan senyum pas ngetik 😬
Bisa nebak siapa yang bucin??? Hayoo siapa hayooo????
Bonus pict
Taeyong dikasih boneka bunny sama Tamara, namanya bubu buat temen Taeyong biar bobonya nyenyak. ↓
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.