"Halo, assalamualaikum," ucap Alina begitu selesai menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Waalaikumsalam. Lin, laporan akhir periodenya jangan lupa, ya. Biar bisa cepet disetor ke bagian kemahasiswaan. Keburu ditagih soalnya," ucap seseorang di seberang sana.
"Iya, San. Paling lambat tiga hari lagi kusetor. Mau nagih kadiv dulu," jawab Alina.
"Tadi juga udah kuingetin lagi semua kadiv, katanya dikit lagi. Kamu tagih lagi, ya," ucap Sandra.
"Iya, San. Nanti kuhubungi mereka lagi," jawab Alina.
"Oke, kutunggu, ya. Assalamualaikum," pamitnya.
"Waalaikumsalam," jawab Alina sambil mematikan sambungan.
"Ada-ada aja. Baru juga mau lihat lokasi KKN-ku," gerutu gadis itu.
Setelah memutuskan panggilan, mata Alina kembali fokus ke layar ponsel. Gadis itu ingin memastikan apakah ia salah lihat atau tidak.
Nama : Alina Nuril Fariza
Program Studi : Ilmu Sosial
NIM : 1622077
Lokasi KKN : Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang
Ternyata Gadis itu memang tak salah lihat. Ponselnya tetap menampilkan nama lokasi yang tak asing bagi Alina. Suatu wilayah yang terkenal di Malang Raya karena di wilayah itulah berdiri stadion klub sepak bola favorit yang berlambang singa. Tunggu. Kok cuma kecamatan? Nama desanya apa? batin Alina penasaran.
Alina pun memilih opsi 'lihat anggota'. Mungkin karena banyaknya yang mengakses, website itu cukup lama menampilkan hasil. Atau mungkin masih eror karena nama desanya juga belum muncul? Alina mendengus kesal, rasa penasaran sukses menguasai dirinya Sepuluh detik, 20 detik 30, detik, satu menit, belum juga muncul. Di menit kedua barulah website itu menampilkan hasil pencarian.
Akhirnya keluar juga, gini aja lama banget, batin Alina sambil meneguk air putih dan mencoba membaca tampilan website di ponselnya.
"What the hell?" Alina terlonjak kaget begitu membaca beberapa nama anggota yang tertera. Hampir saja gadis itu tersedak air putih yang ia minum. Bagaimana tidak? Seseorang yang sangat ia kenal berada dalam daftar anggota kelompok KKN-nya. Buru-buru ia mengusap lengannya yang terkena sedikit tumpahan air dengan tisu. Sejenak ponsel itu dibiarkan tergeletak begitu saja karena sang pemilik sibuk dengan air minumnya.
"Oalah, di organisasi bareng Bobby, sekarang KKN pun sekelompok sama dia juga. Yaudahlah, daripada nggak ada temen sekelompok yang kukenal. Lagian dia satu-satunya orang yang udah kukenal sebelumnya." Alina menggumam pasrah. Antara heran, lucu, bosan, tapi juga bersyukur.
Usai rasa penasarannya terjawab, kini Alina memilih untuk cepat-sepat menyelesaikan laporan akhir periode di organisasinya. Bukan karena rajin, tapi malas saja kalau dikejar-kejar seperti orang yang lagi punya utang. Gadis itu memutuskan untuk menagih laporan dari para ketua divisi. Ia harus rutin mengingatkan mereka kalau tak ingin terus-terusan dikejar oleh ketua organisasinya dan staf kemahasiswaan.
~ Manusia Sok Penting ~
Saya:
Bapak Ibu Kadiv .... Ayo, laporannya mau kujemput, nih. Mau kuantarkan ke tempat yang semestinya.
Rayhan:
Wait, Lin, kurang dikit.
Selfia:
Besok, janji deh.
"Hmmm ... sudah kuduga jawabannya pasti begitu. Ya sudahlah, dicicil yang bisa dulu aja," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengabdian Rasa
General FictionJenggala Manik. Selain melahirkan kisah indah antara Panji Asmarabagun dengan Dewi Sekartaji, juga melukiskan cerita indah bagi jiwa yang lain, termasuk Alina. Gadis ini terjebak dalam kerumitan rasa. Permainan rasa mengantarkan Alina pada rasa kehi...