ᥫ᭡ Vox Akuma 〰︎

973 116 15
                                    


╭──────༺♡༻──────╮
          〄 Vox Akuma

➢ Judul : Moment der Stille
━ Drabble
╰──────༺♡༻──────╯


Hidup yang abadi sangat menyebalkan bagi sosok iblis satu ini. Vox tidak bisa mati, tidak bisa terlahir kembali sebagai pribadi yang baru, dan tidak bisa merasakan apa yang manusia bisa rasakan. 

Meski begitu, dirinya memutuskan untuk berkelana untuk memecah rasa jenuhnya. Beberapa kota, daerah, lautan pun sudah ia lalui. Namun, tidak ada yang menarik perhatiannya. Sehingga, Vox memutuskan untuk berhenti di sebuah rumah kosong yang ada di suatu tempat. 

Di rumah itu, Vox merasa nyaman dan tentram. Hari demi hari sudah ia lalui di rumah itu, hingga akhirnya ada sebuah momen di mana rasa kesepian yang ia rasakan memudar sedikit demi sedikit. 

"Hey, kamu siapa?" suara seorang perempuan dengan nada yang lembut terdengar di rumah itu. Vox yang awalnya sedang bersantai, langsung menunjukkan sikap waspada akan suara tersebut. 

"Siapa itu?!!" seru Vox dengan suara bariton nya, membuat siapa saja yang mendengar bisa saja merinding. Namun, berbeda dengan perempuan satu ini, perempuan itu justru tertawa lembut dan mulai menunjukkan rupanya. 

"Tenang saja, aku tidak akan mengganggumu, tuan Iblis." Perempuan itu ―(Name)ー mulai menunjukkan dirinya. Seorang gadis yang memakai baju berwarna putih, rambut yang terurai dan nampak kusam, serta wajahnya yang cantik dengan senyuman manis tersirat di bibirnya. 

(Name) perlahan menghampiri Vox yang masih mematung saat melihatnya. (Name) pun duduk di sebelah Vox, lalu dengan kurang ajarnya, (Name) malah menarik jubah Vox hingga jubahnya terjatuh tepat di tangan (Name). 

"Yosh, akhirnya aku tidak kedinginan lagi," ujar (Name) dengan wajah watados nya sembari mengenakan jubah Vox yang nampak kebesaran di badannya. Vox yang sadar bahwa jubahnya diambil, langsung marah dan mulai berusaha mengambil jubahnya itu. 

Sayang, Vox justru tersungkur dengan tidak elitnya, membuat (Name) tertawa terbahak-bahak. Vox pun bangkit dari posisinya, dan langsung berjalan ke arah (Name) yang masih menertawakannya. Dengan wajah yang memerah karena menahan malu, Vox langsung mengambil jubahnya yang masih terletak di badan (Name), tanpa memperdulikan (Name) yang kedinginan.

"Heyy!! KENAPA DIAMBIL? AKU KEDINGINAN TAHU!!" seru (Name) tepat di telinga Vox, membuat Vox merasa pengang oleh teriakan (Name) yang sangat nyaring. Dengan wajah kesal, Vox langsung menjauh dari (Name) yang masih senantiasa mengikuti dirinya.

"Woi, kenapa kau mengikuti?" tanya Vox kepada (Name) yang masih mengikutinya. Meski Vox berkata dengan suaranya yang seram, itu tidak membuat mental (Name) ciut oleh suaranya. Justru, (Name) merasa meleleh saat mendengar suara Vox yang termasuk tipenya.

Melihat (Name) yang bengong, Vox beralih memainkan pipi (Name) yang menurutnya sangat chubby. Merasakan pipinya dimainkan, (Name) justru mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dengan cekatan, ia mengambil jubah Vox dan langsung berlari menghindari Vox yang mulai merasa emosinya kembali naik.

"Hey!! KEMBALIKAN JUBAHKU, BOCAH!" teriak Vox sembari mengejar (Name) yang masih berlarian dengan jubah yang ada di tangannya. Vox merasa pening dengan kelakuan (Name) yang sangat menyebalkan untuk nya, meski baru bertemu dalam hitungan menit.

Vox merasa harinya ke depan akan sangat rusuh karena (Name) mulai masuk ke dalam hidupnya. Meski ramai, menurut Vox ini lebih baik daripada kehidupannya yang dulu. Vox merasa, kesunyian nya akan menghilang perlahan dengan kehadiran (Name).


"Hah, selamat tinggal untukmu, kesunyian," Vox tersenyum saat mengucapkan beberapa patah kata itu. "Aku bersyukur, permintaanku terkabul, meski yang menemaniku anak yang badung,"











🌹🌹🌹🌹


















Sincerely
꒷ Velista Ozora
✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Effleurage :: Nijisanji EN ᥫ᭡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang