Part 4

59.6K 3.3K 42
                                    


Author POV

Kriiiing!

Suara bel terdengar nyaring dikelas Salsha, teman-temannya bersorak senang karena mereka lelah berfikir pelajaran Fisika, begitupun Salsha dia segera mengemasi peralatan tulisnya,

"Ibu akhiri pelajaran hari ini." Ucap Bu Dwi. Guru Fisika Salsha

Siswa kelas XI IPA 3 pun berhamburan keluar kelasnya, Salsha hari ini mempunyai rencana untuk menceritakan kejadian hari ini kepada sahabatnya sepulang sekolah, dia berjalan menuju pelataran parkir.

Ketika dia melewati koridor, banyak cewek yang melihat kepada satu titik yaitu; cowok yang berambut keemasan dan mempunyai paras yang rupawan, Valdo Feridian, cowok the most wanted di BI yang pertama, kapten basket yang sebentar lagi akan diturunkan jabatannya, karena sudah kelas 12,

Salsha hanya berjalan biasa saja ketika melewati Valdo, tetapi ada sesuatu yang tidak disadarinya, gelang perak yang dipakai Salsha terjatuh, lalu di temukan oleh Valdo.

"Pasti punya cewek yang tadi." Gumam Valdo.

-

Salsha sudah sampai dipelataran parkir, sebelumnya dia sudah bicara kepada Anggun untuk bareng dengannya karena, sudah dibilang tadi, Salsha akan menceritakan semua kejadian hari ini kepada sahabatnya, Anggun datang mendekati Salsha.

"Daritadi ga Sha?" Tanya Anggun,

"Engga kok," ucapnya sambil menaiki motornya, "naek Gun,"

Anggun menaiki motor Salsha, mereka sampai didepan gerbang sekolah untuk menyebrangi jalan, disebelah ada cowok yang mengendarai motor Ninja berwarna merah dan memakai helm fullface, dia mengenakan baju seragam sekolah SMA Buana Indah, orang itu tidak sengaja menyenggol motor matic milik Salsha.

"Hati-hati dong, Mas," ucap Salsha menegur orang itu.

Orang itu membuka kaca helm fullface nya dan nyengir, Salsha dan Anggun hanya melotot.

"Eh Salsha, sori ya Sha." Orang itu, Rama, hanya menampakan muka konyolnya. Salsha hanya menanggapinya dengan sewot.

"Sewot amat, bos." Cibir Rama

"Sha udah sepi jalannya, cepet nyebrang!" Seru Anggun diboncengan belakang, karena dia tidak mau melihat Salsha berdebat.

Seketika, Salsha menggas motornya dengan kekuatan penuh, tidak lama kemudian mereka sudah sampai di caffe dekat sekolahnya. Cafe Latte. Namanya kayak kopi emang, mereka masuk dan disambut dengan dentingan bunyi bel, aroma kopi menyatu dengan wangi roti, membuat wewangian Khas yang membuat setiap pengunjung disini merasa nyaman. Mereka duduk disalah satu kursi yang berada dekat jendela,

"Silahkan pesan apa?" Ucap salah satu pelayan kafe ini di meja Salsha,

"Satu iced chocolate, satu kentang goreng," pesan Anggun kepada pelayan yang sedang mencatat pesanan, "Sha, pesen apa?"

"Caramel macchiato satu," ucap Salsha kepada pelayan.

Pelayan itu segera menuju dapur untuk membuat pesanan mereka,

"Mau cerita apa, Sha?" Tanya Anggun mengamati Salsha.

"Gini Nggun, tadi kan...." Salsha menceritakan semua kejadian hari ini, pesanan mereka pun sudah datang. Anggun hanya manggut-manggut mendengarkannya, kadang berkata "lo kenapa sok sewot di depan dia, Sha?," atau "jangan terlalu munafik, Sha."

"Tapi kan Nggun, masa iya gue harus ngomong 'sebenernya gue suka sama lo udah lama, Rama!' Kan apa banget." Kata Salsha.

Anggun bergumam "bener juga, ya,"

Waiting for You [PRE - ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang