Episode 2 (Masa Kelam Ernest)

8.7K 79 0
                                    

Penulis : eista_Sebelum membaca jangan lupa untuk follow penulis untuk mendapatkan informasi update terbaru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penulis : eista_
Sebelum membaca jangan lupa untuk follow penulis untuk mendapatkan informasi update terbaru.
Terimakasih
Mengandung unsur 19++

Swedia 20 tahun yang lalu.

Anak laki-laki itu terbangun dari tidurnya di tengah malam yang gelap. Dia mengedipkan matanya berulang, menatap langit-langit kamar, dari jauh terdengar suara raungan orang menangis dan teriakan. Anak itu memberanikan diri untuk keluar dari kamar dan mencari tau dari mana asal suara itu.

Berjalan pelan namun pasti, suara itu semakin jelas terdengar, dengan cahaya lorong rumah yang minim dia terus berjalan, sampai akhirnya terdengar suara tangisnya yang lumayan jelas.

"Ahkkk his hiss. ."

Dia mengenali suara itu, karena jelas itu suara ibunya. Apa yang terjadi dengan ibuku? kenapa ibu menangis ? Siapa yang menyakiti ibu ? Anak laki laki itu bertanya tanya di dalam hatinya. Dia berlari mencari suara itu.

Suara itu semakin jelas saat Ernest kecil membuka pintu rumahnya. Diluar sedang turun badai salju, tak heran karena hari ini adalah malam natal.

Tanpa rasa takut Ernest kecil berjalan melewati tumpukan salju yang tingginya saja hampir menutupi pangkal lututnya.

Rumahnya memang jauh dari rumah penduduk lain, rumah paling ujung dengan ukiran patung naga dikedua sisi rumahnya.

Dorr. .

Kini suara pistol yang dia dengar, dari belakang rumahnya. Dia terus berlari walaupun kesusahan, langkah kakinya terasa begitu berat seolah salju-salju itu menahannya.

Saat tiba dipekarangan belakang rumahnya, hal pertama yang dia lihat saat itu adalah ibunya sudah tergantung di pohon besar tepat dibelakang rumahnya. Salju yang saat itu harusnya berwarna putih bersih kini berubah menjadi merah darah yang sangat pekat tercecer dimana-mana.

Dia terkejut, sangat terkejut pandangannya kabur dan detik itu juga dia pingsan. Malam natal yang seharusnya menjadi hari ulang tahunnya kini menjadi hari kematian bagi ibunya.

***

Ernest meninggalkan lamunannya saat asistennya Roger masuk untuk memberikan beberapa file atau CV karyawan baru dikantornya.

"Semuanya sudah diseleksi pak."

Pria itu tertegun saat melihat salah satu foto wanita yang dia kenal ada di berkas tersebut.

"Dia . ." Tunjuknya pada foto itu.

"Oh dia wanita yang melamar sebagai sekretaris baru untuk pak ceo." Jawab Roger menerangkan. "Saya dan team sudah menyeleksinya dan juga besok adalah jadwal interview terakhirnya bersama pak Ceo."

THAT CEO HE'S MINE 21++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang