Mata itu perlahan terbuka lebar, wanita itu merasakan sakit diseluruh tubuhnya. Hal itu memang sudah biasa terjadi padanya, setelah percintaan panasnya dengan pria yang sedang tidur disampingnya. Perlahan dia bangkit dari tidurnya, dengan tubuh yang masih telanjang bulat wanita itu masuk kedalam kamar mandi, menyalakan air di Bath up agar terisi penuh.
Jam yang masih menunjukkan pukul lima dini hari.
"Aku ingin berendam lebih lama." Gumamnya, namun hal itu tak bisa dia lakukan. Mengingat dia harus pergi kekantor untuk menyusun semua rencana presentasinya siang nanti.
Satu jam kemudian wanita itu sudah siap dengan pakaian kantornya, dia keluar dari kamar meninggalkan Ernest yang masih terbaring di atas tempat tidur.
Dian meletakan secangkir teh di atas meja makan.
"Oh ! Kamu membuatku terkejut Dian."
"Maaf nona, ini teh hangat untuk anda."
Sherly mengambil teh itu dan menyeruputnya. "Jam berapa kamu datang, ini masih pagi sekali."
"Baru saja nona. Anda mau sarapan dulu? Kalau iya saya akan membuatkannya. Karena makan malam kemarin nona tidak menyentuhnya, jadi saya membuangnya tadi."
Ya itu benar, setelah bercinta dengan Ernest kemarin dia terlalu lelah dan langsung tertidur.
"Tidak usah, aku buru buru." Wanita itu meletakan cangkir tehnya kembali.
"Nona tunggu, obatnya ? Anda tidak meminumnya semalam." Dian melihat kearah meja makan, di sana ada dua buah pil dan satu gelas air putih yang sudah di siapkan Dian setiap harinya.
Sherly tersadar, dia tidak meminum obatnya semalam tapi dia tidak mengalami mimpi buruk atau halusinasi saat tidur.
Sherly menggeleng pelan. "Aku lupa meminumnya tapi semalam aku tidak mengalami mimpi buruk."
Diandra menghela nafas. "Syukurlah saya cukup khawatir."
"Sepertinya aku harus mengurangi dosisnya, tolong siapkan satu pil saja setiap harinya."
"Anda yakin nona."
"Ya Dian tentu saja."
Dian mengangguk. "Baik nona."
"Aku pergi dulu. ." Pamitnya.
***
Dikantor.
"Apa ini ?"
"Sandwich dan kopi." Ucap Ernest menaruh kedua benda itu dimeja Sherly.
"Pelayanmu bilang, kamu berangkat pagi-pagi sekali tanpa sarapan."
Sherly melihat sekeliling ruangan yang untungnya sepi, hanya ada dirinya dan Ernest karena memang keadaan yang masih pagi. Dia berdiri dari duduknya menarik tangan Ernest membawanya ke arah tangga darurat, setelah memastikan pintu tertutup dengan rapat Sherly mulai berbicara dengan Ernest.
"Jangan sering-sering menemui."
"Kenapa?" Tanya Ernest yang tak terima. Dia bosnya, kenapa wanita itu melarang seolah-olah dia yang menjadi bos.
"Ernest! Aku nggak mau banyak karyawan yang salah paham."
Ernest menghimpit tubuhnya dengan tembok. "Salah paham gimana maksudmu, sepeti ini. ."
Chupp . .
Dengan senyum menggoda Ernest mendaratkan ciumannya pada bibir wanita itu.
"Ernest ! Aku serius."
Melihat wajah masam dari Sherly membuat Ernest menghentikan tingkahnya. "Oke ok fine. Aku tidak akan sering-sering menemuimu. Jadi makan itu sebelum kamu mulai bekerja0."
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT CEO HE'S MINE 21++
RomanceWarning mengandung unsur 21++ ⚠️❗❗ Ernest Alfie seorang Ceo muda, tampan dan kaya raya terus menggapai kesuksesan dan tak mengenal cinta. Namun itu sebelum Sherly Luister datang kedalam kehidupannya. Sherly Luister adalah seorang wanita yang tumbuh...