Penulis: eista_
Sebelum membaca jangan lupa untuk follow penulis untuk mendapatkan informasi update terbaru.
Terimakasih."Sudah puas menatapku." Kata Ernest lalu melihat jam dipergelangan tangannya. Sudah saatnya semua karyawan dikantornya pulang, kecuali mereka yang lembur akan pulang pukul delapan malam.
Sherly tersentak, "Mohon maaf karena saya mengganggu tidur anda."
Ernest menyibak rambutnya keatas, perlahan menatap lekat wanita yang berdiri tak jauh dari mejanya. "Harus berapa kali aku bilang jangan bicara formal saat kita sedang berdua."
"Maaf pak tapi itu tidak sopan, karena saya bawahan anda." Sherly menolak keras perkataan Ernest.
"Cih jangan berlebihan seperti itu Sher, kita memang atasan dan bawahan dikantor tapi kalau diranjang." Ucap Ernest menyeringai.
"Ehem!" Sherly berusaha mengalihkan pembicaraan, jika tidak pembicaraan mereka mungkin akan menuju ke hal yang tak diinginkannya yaitu s*ks.
"Maafkan saya yang langsung masuk keruangan anda, saya sudah mengetuk pintu berulang kali namun tak ada jawaban dari anda."
"Ruangan ini kedap suara, lagi pula ada interkom disana". Tunjuk Ernest. "Kamu hanya perlu berbicara lewat itu, atau jangan-jangan kamu tidak bisa menggunakannya."
"Aku memang tidak bisa, puas." Kesalnya.
Senyum miringnya berubah menjadi senyum yang menggoda. "Akhirnya kamu tidak bicara formal lagi padaku."
"Sejujurnya aku lebih suka berbicara formal padamu pak direktur Ernest Alfie Wesley." Ucapnya mengeja papan nama yang ada di meja Ernest. "Aku tak tahu jika kamu bermarga Wesley, itu juga yang membuatku tak tahu jika ternyata ini perusahaanmu Wesley Corp."
"Kemarilah." Panggil Ernest agar wanita itu duduk dipangkuannya.
Sherly mengikuti perintah Ernest, menurutnya masih banyak hal yang harus dia tahu tentang lelaki itu.
"Aku tak pernah menggunakan nama Wesley pada namaku."
"Why?" Tanya Sherly singkat.
"Karena itu nama Ayahku James Wesley." Ernest mencoba menjelaskan.
Sherly tak asing dengan nama tersebut, sepertinya dia pernah mendengarnya tapi kapan ?
Masih dalam mode penasaran kenapa Ernest tak mau menggunakan nama itu. "Bukankah sudah seharusnya anak menggunakan nama marga dari orang tuanya."
Seperti Sherly yang menggunakan marga dari ayahnya Luister.
"Yah mungkin sebagian besar seperti itu, namun tidak denganku."
Dia mencoba memahami hal itu atau mungkin hubungan Ernest dan ayahnya tidak baik. "Lalu Internasional Wesley hotel dan Wesley mall itu juga punyamu."
"Ya benar sekali, tapi lebih tepatnya itu punya ayahku."
"Sangat disayangkan." Ucap Sherly acuh lalu berdiri membenarkan roknya yang sedikit terangkat.
"Apa maksudmu?" Tatap Ernest seolah menelanjangi tubuh Sherly yang berdiri didepannya.
"Aku baru tahu ternyata kamu tidak punya apa-apa, yah bagaimanapun juga itu semua adalah milik ayahmu, sayang sekali."
"Kamu meremehkanku." Tatapan Ernest menggelap, yang tadinya menatap Sherly dengan penuh gairah kini berubah tajam. Dia ikut berdiri dan memojokkan Sherly antara meja kerja dan tubuhnya. "Jika aku tidak punya kekayaan, apa kamu akan meninggalkanku?".
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT CEO HE'S MINE 21++
RomanceWarning mengandung unsur 21++ ⚠️❗❗ Ernest Alfie seorang Ceo muda, tampan dan kaya raya terus menggapai kesuksesan dan tak mengenal cinta. Namun itu sebelum Sherly Luister datang kedalam kehidupannya. Sherly Luister adalah seorang wanita yang tumbuh...