5. A Bridge To Connect

2.8K 373 48
                                    

EHEM! ⚠⚠⚠Di chapter ini ada bagian yang sensual, seksual, dan kawan-kawan yang nggak cocok untuk anak dibawah umur, hati-hati! Kayaknya...

Suram sekali rasanya.

Bukan hanya cuaca, langit, istana yang ditinggali, tapi juga suasana hati sang pemilik.

Kegelapan seolah-olah menyelimutinya, mencengkram dan menolak untuk melepaskannya. Keberatan yang ia rasakan dalam pikirannya kembali, jauh lebih berat dan mengabutkan pikirannya yang kalut.

Bagai badai di malam tak berujung. Seperti itulah suasana hati Voldemort.

Namun sebuah cahaya mendadak berpijak, tanpa diduga dan tidak direncanakan sama sekali.

Suasana hati sama seperti sebelum ia memiliki bayi kecil dalam hidupnya yang sepi dan gelap, penuh kelicikan yang mengancam jiwa. Dan sebuah bayi bagaikan matahari dalam hidupnya. Bayi itu adalah mataharinya. Lampunya. Lentera yang menemaninya agar tidak tersesat dalam kegelapan. Lentera yang membantunya untuk tidak tersandung batu atau terjerumus ke dalam lubang di jalan yang ia pilih.

Akan tetapi, cahaya itu telah diambil darinya sekarang.

Voldemort menarik napas, tersendat dalam prosesnya. Pikirannya berkabut dengan semua kegelisahan dan masalah yang membayangi. Dia memang menanam berbagai perlindungan dalam tubuh Athlarien, tapi dia tetap tak bisa mengalihkan dirinya dari perasaan tak mengenakkan di hati.

Bagaimana kabar anak itu?

Apakah dia tidur dengan nyaman dan hangat?

Apakah susunya sesuai dengan yang biasa Voldemort berikan?

Bagaimana dengan pakaiannya? Selama ini ia lebih menggunakan pakaian bayi yang ditinggalkan si ibu di brankasnya. Pakaian yang istimewa dan khusus. Terbukti dengan kualitasnya yang berbeda jauh dengan toko-toko manusia yang pernah ia datangi.

Pakaian yang dibuat oleh makhluk ajaib. Dan Athlarien tidak nyaman menggunakan pakaian lain selain itu.

Salazar... mengapa belum ada petunjuk sama sekali tentangnya?

Berdasarkan hipotesis yang dikeluarkan oleh pikirannya, pelaku yang membawa Athlarien pastilah seseorang yang memiliki akses ke Malfoy Manor tanpa dicurigai. Seseorang yang sudah biasa bolak-balik keluar masuk, seseorang yang sudah sepantasnya berada di sana.

Seseorang dari jajarannya.

Pastinya bukan Lingkaran Dalam. Voldemort mengikat mereka semua dengan Sumpah Tak Terpatahkan yang terikat dalam Parseltongue, dengan efek yang jauh lebih keras dan kejam bagi pelanggar dibandingkan menggunakan bahasa biasa.

Yang artinya Pelahap Maut selain Lingkaran Dalam. Ada banyak sekali Pelahap Maut yang datang waktu itu, dan semuanya memiliki tugas dan kepentingan. Masing-masing diantaranya memiliki alibi yang kuat.

Kenapa tak ada petunjuk yang lebih mudah? Yang lebih jelas...

Kelelahan menerpa Voldemort seminggu tanpa istirahat yang cukup, pikiran yang terbebani dan gelisah, mendukung cuaca yang indah untuk menidurkannya. Angin sepoi menerbangkan tirai jendela yang terbuka, membelai halus pipi putih pucat sang Pangeran Kegelapan.

Lambat laun matanya berat, kelopak mata berkali-kali jatuh menutup, namun ditahan sekuat tenaga.

Angin membelai lagi (seperti sentuhan tangan yang lembut), kali ini beranjak dari pipi, naik ke pelipis lalu ke rambutnya. Lembut dan menenangkan rasanya. Ingin tidur puas saja rasanya, berleha-leha di kasur tanpa beban pikiran.

Tidak!

Athlarien masih belum ada kabar! Dia tak bisa tidur ataupun lengah sampai dia menemukannya.

Angin berhenti menyentuh dan membelai rambutnya, kini turun lagi pelipis, hangat rasanya-

Step On The Lament || {TOMARRY}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang