Ombak menerjang bebatuan dan pasir putih pantai. Angin musim dingin yang kencang membawa aroma asin laut yang menyengat. Voldemort menatap dua pohon kelapa di hadapannya. Satu tinggi menjulang ke atas, satu lagi lebih rendah dan miring.
Aku mengumpulkan semua horcrux dan menguburnya...
Voldemort mengambil langkah berjalan melewati celah antara dua pohon kelapa. Setelah dua langkah dari dua pohon tersebut, dia berbalik.
Berjalan melewati celah dua pohonnya, setelah dua langkah dari pohon, kembali lewati celah...
Dia kembali berjalan melewati celah, berbalik melihat ke bawah. Ada batu dibawah pohon kelapa yang paling tinggi, yang tak ada sebelumnya. Voldemort membungkuk dan meletakkan satu kakinya di tanah. Mengangkat batu, menggali dan mendapati sebuah kotak coklat berukuran sedang.
Dibawah batu, aku mengubur kotak penyimpanan horcrux.
Voldemort mengangkat kotaknya, pasir-pasir berjatuhan. Saat dia membukanya dengan memasukkan sedikit sihir seperti yang tertera dalam ingatan Harry Potter, dia melihat semua horcruxnya di sana. Piala, Diadem, Locket, Diari dengan bekas lubang tusukan taring Basilisk, dan Cincin Gaunt yang hanya memiliki sedikit daripada jumlah jiwa yang ia masukkan pada hari itu. Dumbledore tidak berhasil menghapus semua jiwanya dalam horcrux ini.
Dia bangkit, dan ber-Apperate kembali ke rumahnya. Dia sudah kehilangan tiga horcruxnya, dia akan menjaga sisanya di suatu tempat yang tak akan bisa dijangkau oleh siapapun. Bahkan dirinya sendiri.
*****
Hermione menguatkan hatinya. Dumbledore bilang Harry masih hidup, namun terkurung dan mungkin tidak dalam kondisi prima. Tapi hidup. Dan Hermione juga Ron dan Neville sebagai sahabat dan temannya, akan melakukan apapun untuk melakukannya.
"Baik," Hermione memulai diskusi, "Mundungus bilang dia menjual Locket itu, pada Umbridge."
"Katak merah muda sialan itu?!" Ron mencibir keras, wajahnya jijik dan muak.
Hermione memelototinya, "Fokus, Ron!"
"Jika kita berhasil mendapatkan yang ini, kita bisa lanjut menyusup ke markas dengan bantuan Profesor Snape dan membebaskan Harry." Kata Hermione lembut, sendu dalam suaranya tak tersamarkan.
Baik Ron dan Neville ikut bersedih lagi. Mereka melakukan ini semua untuk Harry. Mereka percaya Harry masih hidup. Harry tidak mungkin mati. Tidak sebelum kebebasannya untuk memiliki kehidupan yang damai dan bahagia tercapai, Harry akan tetap hidup bagaimana pun caranya.
Neville adalah yang terlebih dahulu memantapkan hatinya. Harry adalah satu-satunya yang memperlakukan dia sebagai Gryffindor pemberani seperti anak asrama merah pada umumnya, tidak seperti orang lain menganggapnya Gryffindo lemah dan pengecut. Dia tak perlu berpikir dua kali untuk menyetujui saat Kepala Sekolah memintanya menghancurkan Horcrux lalu menyusup untuk menyelamatkan Harry.
"Ayo susun rencananya!" Suaranya yang mantap dan teguh mengejutkan Ron dan Hermione dari lamunan mereka. "Lebih cepat kita bergerak, lebih cepat kita menyelamatkan Harry."
Hermione tertegun. Namun berikutnya dia tersenyum dan langsung meneguhkan dirinya, mengisi dan memperbesar kembali api semangat dalam hatinya. Perburuan ini memang sulit. Namun menjadi ringan seketika memikirkan balasan atas semua ini. Hidup yang damai, dan Harry yang bebas.
Dunia yang bebas.
Hermione akan melakukan segalanya untuk mencapai hal tersebut.
*****
2 bulan kemudian...
Horcrux kecilnya baru saja menendangnya beberapa saat yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step On The Lament || {TOMARRY}
Fiksi PenggemarHorcrux dalam diri Harry Potter berubah menjadi sebuah janin, yang kemudian lahir sebagai bayi perempuan paling cantik yang pernah orang-orang lihat. Beberapa orangtua mengatakan bayi itu memiliki kecantikan Ibu Elf. Harry Potter meninggal dunia tak...