Pernikahan

89 3 1
                                    

Agra Nicholas seorang pria tampan nan rupawan yang berprofesi sebagai dokter. Kesempurnaan melekat pada dirinya. Namun pria berumur 35 tahun itu belum menikah hingga saat ini karena masih menunggu cinta pertamanya yang masih sibuk mengejar karirnya di dunia modeling dan juga menjadi selebriti yang terkenal di manca negara.

"Agra Papa akan jodohkan kamu dengan seorang wanita yang di pilihkan papa. Mengingat sampai saat ini kamu belum juga memperkenalkan seorang wanita kepada papa dan berniat untuk menikah," ujar Ardi sang ayah yang sangat di seganinya. Ucapannya hampir tak pernah ada yang dia bantah. Sekalipun dia tidak setuju. Namun ketika sang ayah mengatakan sesuatu maka dia harus mematuhinya seperti titah raja.

"Maaf pah. Untuk kali ini Agra tidak bisa menyetujui keinginan Papa. Agra tidak mau menikah dengan wanita yang tidak Agra cintai."

"Sampai kapan kamu akan menunggu wanita itu? Bahkan kamu tidak tahu dia dimana sekarang. Dia sudah menikah atau belum. Kamu hanya melihatnya di televisi tanpa tahu kabar sebenarnya. Kamu jangan menunggu seseorang yang belum pasti. Ingat papa sudah tua. Kamu adalah anak tunggal. Perusahaan Papa siapa yang akan melanjutkan jika bukan kamu. Dan sebelum Papa meninggal Papa ingin melihat cucu dulu. Seseorang yang akan meneruskan perjuangan Papa setelah kamu."

Agra terdiam. Dia menghela nafas panjang. Sang Ibu sudah meninggal sejak tiga bulan yang lalu karena riwayat penyakit kanker servick yang di deritanya. Dan kini yang di milikinya hanyalah Ayahnya saja. Hingga rasanya tak tega Agra menolak keinginan sang ayah. Mengingat dia tak tahu kapan ajal akan menjemputnya. Tanpa dia mengabulkan terlebih dahulu keinginannya.

"Tapi Pah. Beri aku waktu untuk mencari calon istriku. Aku janji akan segera menikah."

"Sudah berapa kali kamu mengatakan itu pada Papa. Tapi nyatanya tidak ada sampai sekarang. Sudahlah Agra. Ini permintaan terakhir Papa. Menikahlah dengan wanita yang Papa pilihkan untukmu. Papa yakin dia akan menjadi istri yang baik untukmu. Setelah ini Papa berjanji tak akan meminta apapun lagi darimu."

Agra kini menghampiri sang Ayah yang kini tengah duduk di kursi roda karena penyakit jantung yang di deritanya. Hingga satu tahun yang lalu memaksa Agra untuk menggantikan sang Ayah menjadi CEO di perusahaannya sendiri dan meninggalkan profesinya sebagai dokter.

"Baiklah Pah. Agra menyetujui keinginan Papa. Asalkan Papa bahagia." Akhirnya Agra menyerah.

Ardi tersenyum bahagia. "Terimakasih Agra."

"Wanita itu berasal dari keluarga biasa. Papa menemukannya di panti asuhan saat hendak menyantuni anak-anak yatim. Wajahnya cantik, kepribadiannya baik, sopan dan ramah. Sangat meneduhkan jiwa jika di lihat. Papa yakin kamu pasti sangat menyukainya. Jangan di lihat dari kalangan biasanya. Kamu tak perlu itu. Bukankah kamu sudah memiliki segalanya? Yang kamu butuhkan saat ini adalah istri yang baik. Yang akan menjadi rumah untukmu. Tempat paling nyaman untuk kamu pulang. Yang akan menjadi Ibu yang baik dari anak-anakmu kelak," ucap Ardi dengan suara seraknya.

Agra semakin tak yakin dengan wanita pilihannya. Saat ini dia hanya mengiyakan saja apa yang di inginkan Ayahnya.

"Tapi pa bagaimana jika Agra tidak menyukainya?"

"Cinta bisa tumbuh di saat seseorang selalu bersama."

"Bagaimana jika ketika kita bersama Agra tetap tidak mencintainya?"

"Papa yakin kamu pasti mencintainya. Dia wanita yang istimewa. Percayalah. Papa tidak akan memilihkan wanita yang tidak baik untukmu."

"Baiklah Pah," ucap Agra dengan kepala yang menunduk.

Kepribadiannya yang terkenal dengan pria arogan, kejam dan dingin. Namun jika di depan orang tuanya Agra selalu hormat. Menundukan kepala di depan orang tua.

Wanita PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang